Berasal dari Wonogiri, Ini Kisah Paguyuban Para Pedagang Bakso di Ibu Kota
Sumarno, salah satu pedagang bakso asal Wonogiri, Jawa Tengah, telah berjualan bakso lebih dari 20 tahun di Jakarta setelah sebelumnya meneruskan usaha milik kakaknya. Di Jakarta, ia tergabung dalam sebuah paguyuban pedagang bakso yang anggotanya berasal dari Solo dan Wonogiri. Sebenarnya seperti apa paguyuban itu?
Kebanyakan orang merantau ke tempat lain atas keinginannya sendiri. Dia pindah dari tempat asal demi memperoleh rezeki yang layak sehingga bisa menghidupinya maupun keluarganya.
Namun ada pula para warga yang merantau dari kampung ke daerah yang dituju dengan cara bedol desa. Mereka bersama-sama pergi ke kota dan menjalani usaha bisnis yang sama. Seiring waktu, bisnis itu diwariskan secara turun-temurun.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Sumarno, salah satu pedagang bakso asal Wonogiri, Jawa Tengah, telah berjualan bakso lebih dari 20 tahun di Jakarta setelah sebelumnya meneruskan usaha milik kakaknya. Di Jakarta, ia tergabung dalam sebuah paguyuban pedagang bakso yang anggotanya berasal dari Solo dan Wonogiri. Sebenarnya seperti apa paguyuban itu?
Wadah Silaturahmi
©2013 Merdeka.com
Sumarno mengatakan, paguyuban itu merupakan wadah silaturahmi bagi para pedagang bakso di Wonogiri dan Solo yang masih berada di satu kawasan untuk membantu sama lain. Tak hanya itu, di sana juga ada arisan yang bisa diikuti oleh seluruh anggotanya. Menurut keterangan Sumarno, angka uang arisan yang digelar para pedagang bakso dalam satu paguyuban jumlahnya mencapai Rp1 juta.
Selain itu, paguyuban itu juga memiliki uang tabungan dan infak bagi keperluan pedagang yang mengalami kesusahan. Menurut Sumarno, paguyuban itu terbentuk tanpa motif ekonomi, namun motif ikatan persaudaraan yang berlandaskan kasih sayang.
Membangun Ikatan Persaudaraan antar Pedagang
©2017 Merdeka.com/arie sunaryo
Sumarno bercerita, paguyuban itu pada awalnya terbentuk dari rasa persaudaraan berjualan yang berasal dari satu kampung. Dulunya, para pedagang bakso yang usahanya belum besar tinggal di satu wilayah bahkan jadi satu tempat kos-kosan di wilayah tertentu. Dari sanalah ikatan persaudaraan terjalin tajam.
“Ngumpul bisa dua minggu sekali dan itu banyaknya pedagang. Kadang ada yang sakit kita bantu, pakai uang yang hasil ngumpul itu,” terang Sumarno.
Namun menurutnya, tetap ada pedagang yang tidak ikut anggota paguyuban yang kebanyakan adalah pedagang bakso dengan gerobak kecil. Mereka memilih mendorong gerobaknya sendiri dan mencari tempat sendiri.
Membantu Para Pedagang Bakso
©2021 Merdeka.com/Facebook Amazing Bondowoso
Adanya paguyuban ini ternyata sangat membantu kehidupan para pedagang bakso. Contohnya, sewaktu beredar isu bakso yang mengandung formalin, ketua paguyuban menyuarakan kepentingan tukang bakso yang merasa dirugikan itu.
Waktu itu, Ketua Paguyuban Pedagang Bakso Wonogiri se-Jakarta Raya meminta kepada pemerintah, khususnya pada BPOM untuk menerbitkan sertifikat bebas formalin terhadap mi basah dan daging bakso yang dijual kepada pedagang. Mereka meminta BPOM meyakinkan masyarakat adalah mi dan bakso yang mereka buat bebas dari formalin.