Cara Bandara Ahmad Yani Semarang Kelola Sampah, Gandeng Pembudidaya Maggot
Penanganan terhadap sampah perlu serius dilakukan agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
Penanganan terhadap sampah perlu serius dilakukan agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
Cara Bandara Ahmad Yani Semarang Kelola Sampah, Gandeng Pembudidaya Maggot
Sampah perlu dikelola dengan baik agar nantinya tidak jadi limbah yang terbuang percuma. Apalagi kalau sampah hanya menumpuk di tempat pembuangan, hal itu tidak baik ke depannya pada lingkungan.
Hal ini sepertinya dipikirkan baik-baik oleh pengelola Bandara Ahmad Yani Semarang.
Mereka menggandeng para pembudidaya maggot untuk mengelola dan mengurai sampah organik di bandara tersebut dengan menerapkan konsep Eco Airport dan Green Airport.
-
Bagaimana Nyai Ageng Pinatih menjadi syahbandar? Pengangkatannya sebagai syahbandar dikarenakan Nyai Ageng Pinatih menguasai berbagai bahasa dan ilmu perdagangan, serta memiliki relasi yang luas.
-
Siapa KH Ahmad Hanafiah? KH Ahmad Hanafiah menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Kota Lampung yang juga seorang ulama berpengaruh di sana.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
Langkah konkretnya, mereka memberi bantuan sebagai bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) kepada komunitas penggiat maggot Puhon Indonesia Lestari untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah dengan budidaya maggot sebagai pengurai sampah organik.
Bantuan sebesar Rp111.750.000 akan digunakan untuk penyediaan peralatan budidaya maggot, alat sampah, dan alat transportasi pengambilan sampah di Bandara Internasional Ahmad Yani.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Fajar Purwawidada mengatakan bahwa saat ini diperlukan penanganan serius terhadap sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
Menurutnya, Puhon Indonesia Lestari dapat mengajak masyarakat lain untuk dapat mengelola sampah dengan baik dan memilah sampah organik dan non-organik sehingga bisa menghasilkan nilai dan mengurangi sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah akhir.
Ia mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang saat ini dengan nilai residu buangan 50 persen sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan budidaya maggot sebagai pengurai sampah, sedangkan sampah non-organik yang mempunyai nilai ekonomi akan dijual. Hasilnya dipakai untuk pembiayaan operasional TPS di bandara setempat.
- Dampak Gempa Kupang, Rumah Warga Roboh Rata dengan Tanah
- Hadapi Darurat Sampah, SD di Bandung Minta Pedagang Tak Layani Siswa yang Tidak Bawa Kotak Makan
- Heru Budi Minta Kesadaran Warga Tak Bakar Sampah Guna Kurangi Polusi
- Gunung Sampah TPA Sarimukti Terbakar Berhari-Hari, Ridwan Kamil: Sudah Darurat!
Fajar menambahkan bahwa penerapan konsep Eco Airport dan Green Airport di Bandara Internasional Ahmad Yani juga dilakukan melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), penggunaan lampu hemat energi, pengelolaan sampah dan limbah, serta penghijauan penanaman 1.000 pohon di sekitar bandara.
“Melalui konsep eco airport, diharapkan operasional bandara dapat meminimalisasi dampak polusi, di antaranya polusi kebisingan (noise), getaran (vibration), udara (atmosphere), air (water), tanah (soil), sampah (solid waste), dan energi,” kata Fajar.