Dosen UGM Kembangkan Metode Ember Tumpuk untuk Kelola Sampah Organik, Begini Cara Kerjanya
Dosen UGM mengolah sampah sisa makanan menjadi pupuk. Teknologi dan alat yang digunakan pun sangat sederhana.
Bagi sebagian orang, sisa bekas makanan merupakan sampah yang harus dibuang secepatnya karena jika dibiarkan terlalu lama akan membusuk dan menimbulkan bau tak sedap. Namun bagi Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Nasih Widya Yuwono, sampah sisa makanan merupakan limbah yang bisa diolah kembali.
Sudah sejak lama ia mengembangkan inovasi pengolahan sampah sisa makanan lewat metode ember tumpuk. Ia melakukan penelitian terkait ember tumpuk sudah sejak tahun 2000. Pada tahun 2018, untuk pertama kali inovasi ember tumpuk ini muncul di siaran TVRI.
-
Apa yang dimaksud dengan batu empedu? Batu empedu merupakan kondisi di mana terbentuknya batu-batu kecil di dalam kantong empedu yang disebut dengan kolesistitis.
-
Bagaimana batu empedu terbentuk? Dengan segala macam penyebab, misalnya karena kolesterol yang tinggi atau gangguan dari pengosongan kantong, maka keseimbangan itu terganggu. Sehingga salah satu dari komponen itu akan mengeras, deposit, membentuk kristal-kristal, dan lama-kelamaan membentuk batu," tambahnya.
-
Apa itu empet-empetan? Empet-empetan biasa dimainkan anak-anak para petani di tatar Sunda. Biasanya mereka memainkan ini saat ikut kedua orang tua memanen di lahan persawahan. Empet-empetan begitu sederhana, karena tak memerlukan tambahan bahan atau alat lain dalam memainkannya.
-
Kenapa Ulu Ambek dipertunjukkan? Waktu pelaksanaan ulu ambek biasanya dilakukan pada setiap pesta atau festival yang dilaksanakan di suatu alek nagari. Selain itu, tradisi ini juga dipertunjukkan pada saat acara peresmian penobatan penghulu baru atau acara adat.
-
Mengapa empet-empetan terancam punah? Sayangnya, permainan ini ini mulai ditinggalkan keberadaannya dan terancam punah.
-
Kenapa Mpu Purwa mengutuk Tunggul Ametung? Mpu Purwa marah mengutuk Tunggul Ametung. Kutukan itu berbunyi bahwa Tunggul Ametung akan mati karena keris.
Lalu bagaimana cara kerja alat ini? berikut selengkapnya:
Cara Membuat Ember Tumpuk
Seperti diketahui, ember tumpuk merupakan alat pemrosesan pupuk untuk menanggulangi bau tak sedap dari sampah organik. Sisa dari sampah tersebut kemudian dapat menghasilkan pupuk yang dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah.
Nasih menjelaskan, ember tumpuk dibuat dengan menyatukan dua ember yang disusun secara bertumpuk. Kemudian ember yang berada di atas digunakan untuk menampung sampah organik dengan lubang saringan. Setelah melewati lubang saringan, sampah organik akan menyisakan cairan dari hasil pembusukan dan akan ditampung pada ember di bawahnya.
Cara Kerja Ember Tumpuk
Nasih menjelaskan, ember tumpuk ini bekerja dengan memanfaatkan gaya gravitasi di mana hasil pembusukan sisa makanan atau buah berupa cairan di ember atas akan turun ke ember di bawahnya. Selain digunakan untuk mengelola sampah agar tidak berbau dan menghasilkan pupuk cairan atau lindi, sisa sampah organik yang berada di ember atas dapat dimanfaatkan untuk beternak maggot. Keberadaan maggot dapat mempercepat proses pengomposan sampah organik.
“Maggot itu perutnya banyak, mikroba banyak enzim. Jadi kayak cacing. Kan banyak kandungannya yang di dalamnya dapat membantu penguraian,” kata Nasih dikutip dari Ugm.ac.id.
- Teknik Merebus Daun Salam untuk Manfaat Kesehatan Maksimal
- Metode Mematangkan Sirsak Hanya dengan Satu Bahan Agar Lebih Empuk dan Nikmat
- Mencicipi Pekasam, Olahan Fermentasi Ikan Air Tawar dengan Cita Rasa Asam yang Menggugah Selera
- Inovasi Mahasiswa UGM saat KKN di Sulawesi Barat, Pasang Alat Pemanen Hujan dan Penerangan Jalan Bertenaga Surya
Pengembangan Ember Tumpuk
Nasih mengatakan bahwa dalam pengembangannya, ia dan tim peneliti sempat menghadapi berbagai kendala. Sebelum menggunakan ember tumpuk, ia sempat menggunakan tong berukuran besar. Namun karena harganya yang mahal dan ukurannya yang besar maka metode ini pada akhirnya ditinggalkan.
Nasih mengatakan bahwa inovasi ember tumpuk ini dapat dikembangkan menjadi skala yang lebih besar seperti menggunakan reaktor besar atau bak. Ia pun berharap metode pengolahan sampah ini bisa populer di tengah masyarakat, sehingga akan lebih banyak orang yang mengembangkan teknologi ini.
“Fungsinya kan sebetulnya biar semua orang itu mengenal namanya sampah. Bisa mengolah, kan murah. Kalau semakin banyak orang yang terlibat, maka semakin baik,” kata Nasih.