Dukun dari Kebumen Ini Lakukan Hal Tak Senonoh, Mengaku Keturunan Majapahit
Di Kebumen, Jawa Tengah, seorang dukun berinisial MA (40) harus berurusan dengan polisi karena melakukan aksi pencabulan terhadap seorang gadis di bawah umur. Dia melakukan pencabulan pada sang gadis dengan meyakinkan korbannya bahwa dia punya kekuatan yang diwariskan dari Kerajaan Majapahit.
Masyarakat Indonesia masih banyak mempercayai hal-hal berbau mistis, salah satunya mempercayakan segala urusan dengan bantuan dukun. Walaupun dipercaya punya kekuatan supranatural, dukun juga manusia. Terkadang dia bisa berbuat khilaf.
Di Kebumen, Jawa Tengah, seorang dukun berinisial MA (40) harus berurusan dengan polisi karena melakukan aksi pencabulan terhadap seorang gadis di bawah umur. Dia melakukan pencabulan pada sang gadis tatkala gadis itu datang padanya untuk menjalani pengobatan alternatif. Tak hanya sekali, bahkan sang dukun sudah melakukannya hingga berkali-kali sejak tahun 2017.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Sampai saat ini baru 4 korban yang sudah melaporkan. Mereka yang melaporkan adalah gadis di bawah umur,” kata Sat Reskrim Polres Kebumen AKP Afiditya mengutip dari Liputan6.com pada Selasa (4/5).
Lalu seperti apa sang dukun menjalankan modus kejahatannya? Berikut selengkapnya:
Mengaku Keturunan Majapahit
©2021 Liputan6.com
Para korban datang kepada MA karena ingin memiliki kekuatan agar berprestasi di bidang olahraga. Kepada korbannya, tersangka mengaku bisa memindahkan kekuatan ilmu hikmah yang ia katakan diperoleh dari Kerajaan Majapahit.
Namun karena tidak tahan akan perlakuan MA, salah satu korban akhirnya membongkar praktik dukun cabul itu kepada keluarganya. Keluarga yang tahu kemudian tak terima dan melaporkan MA ke Sat Reskrim Polres Kebumen. Tak perlu berlama-lama, Polres Kebumen berhasil menahannya pada Selasa (20/4) di rumahnya.
Titisan Mbah Bondan
©2021 Liputan6.com
Kepada polisi, MA mengaku sebagai titisan Mbah Bondan yang memiliki 11 istri di mana setiap istri memiliki gelar dewi. Ketika akan melakukan ritual pengobatan, para korban yang masih gadis itu dijuluki Dewi dan seketika dianggap istri oleh tersangka. Korban yang termakan sugesti hanya bisa pasrah termasuk saat dicabuli di kamar rumah tersangka.
Atas kasus ini, tersangka dijerat dengan Pasal 82 (2) UU RI No. 17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi undang-undmiliar.