Dulunya Menguasai Pantai Utara Jateng, Ini 4 Fakta Sejarah Kerajaan Kalingga
Pada abad ke-6 Masehi, di kawasan pantai utara Jawa konon pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kalingga. Letak keberadaan pusat kerajaan ini masih jadi misteri hingga kini. Namun sumber sejarah mengatakan bahwa dulu kerajaan ini dipimpin oleh seorang tokoh bernama Ratu Shima.
Pada abad ke-6 Masehi, di kawasan pantai utara Jawa konon pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Kalingga. Dilansir dari laman resmi Pemprov Jepara, letak keberadaan pusat kerajaan ini masih jadi misteri hingga kini.
Namun, sumber sejarah yang kebanyakan berasal dari Tiongkok mengatakan, dulu kerajaan ini dipimpin oleh seorang tokoh bernama Ratu Shima.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
Saat memimpin kerajaan ini, Ratu Shima dikenal sebagai pemimpin yang tegas. Bahkan dia tak segan-segan memotong tangan rakyatnya yang ketahuan mencuri.
Namun selain itu, bukti-bukti adanya kerajaan ini berasal dari temuan benda peninggalan, prasasti, maupun catatan perjalanan para musafir di masa lalu. Lalu seperti apa bukti-bukti yang mengungkap keberadaan Kerajaan Kalingga?
Kedatangan Orang-Orang India
©2021 Merdeka.com
John Crawford, peneliti sejarah asal Inggris di era Raffles (1820) menyebutkan bahwa pengaruh Hindu yang ada di Pulau Jawa berasal dari Kerajaan Kalingga yang ada di India. Seorang sejarahwan bernama K. Shidharan menyebutkan bahwa orang-orang Kalingga pada waktu itu bisa melewati perjalanan yang luar biasa. Peneliti sejarah India senior seperti RK Mookerji menyebutkan bahwa kedatangan orang-orang Kalingga ke Jawa terjadi pada tahun 75 Masehi.
Dilansir dari Indonesia.go.id, penanggalan ini sesuai dengan tradisi sejarah lokal di Pulau Jawa yang menyebutkan kedatangan orang mulia bernama Aji Saka pada tahun 78 Masehi. Tahun inilah yang kemudian digunakan Sultan Agung dari Mataram untuk menentukan penghitungan awal tahun Jawa yang dikenal dengan nama Tahun Saka.
Peninggalan Arca
©2020 Merdeka.com/Twitter Candra Setyawan
Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kalingga salah satunya dapat dilihat dengan adanya sebuah wilayah kecamatan bernama Keling di Kabupaten Jepara. Pada salah satu puncak bukit di wilayah itu, ditemukan empat arca batu yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog, dan Wisnu.
Pada tahun 1990, Prof. Gunadi dan empat orang tenaga staff-nya dari Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan Prasasti Rahtawun di bukit itu. Selain empat arca itu, terdapat enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi nama pewayangan Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Sakolo, Sekutrem, Pandu Dewonoto, dan Kamunoyoso.
Berita dari Negeri Cina
Dalam catatan dari negeri Cina, nama Kalingga disebutkan dengan nama Ho-Ling. Dalam catatan itu disebutkan kalau ibukota Kerajaan Ho-Ling dikelilingi tembok yang terbuat dari tonggak kayu. Di sana, raja tinggal pada sebuah bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
Dalam catatan itu juga disebutkan bahwa penduduk Kerajaan Ho-Ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa. Bahkan dalam catatan itu juga disebutkan, sejak tahun 674, rakyat Ho-Ling diperintahkan oleh Ratu Hsi-Mo (Shima). Ia dipercaya sebagai ratu yang adil dan bijaksana. Pada saat diperintah Ratu Shima, kerajaan itu sangat aman dan tenteram.
Pekalongan sebagai Pelabuhan Kuno
©Pixabay/moslem_alit0
Wilayah Kota Pekalongan kini diduga sebagai pelabuhan kuno Kerajaan Kalingga di masa lampau. Dalam catatan David Ricardo pada tahun 1817, Pekalongan memang memiliki keunggulan sebagai pelabuhan besar dibanding tempat-tempat lain di pesisir utara Jawa waktu itu.
Berangkat dari sini, kerajaan ini menyebarkan pengaruhnya hingga ke daerah pedalaman. Wilayah bagian selatan Pekalongan, kawasan Dataran Tinggi Dieng, diduga menjadi pusat kerajaan ini. Dari kerajaan inilah cikal bakal lahirnya Wangsa Sanjaya yang kemudian mendirikan Kerajaan Mataram Kuno, dan Wangsa Syailendra yang kemudian mendirikan Candi Borobudur.