El Nino Justru Bawa Berkah Bagi Warga Rembang, Begini Penjelasannya
Produksi garam justru bisa lebih cepat saat terjadinya fenomena El Nino
Produksi garam justru bisa lebih cepat saat terjadinya fenomena El Nino
El Nino Justru Bawa Berkah Bagi Warga Rembang, Begini Penjelasannya
Sudah banyak daerah di Indonesia yang mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino. Fenomena yang menyebabkan musim kemarau tahun ini lebih kering juga dirasakan oleh warga Rembang dan sekitarnya.
-
Apa itu El Nino? El Nino adalah fenomena global yang terjadi hampir di seluruh negara yang terletak pada garis ekuator, salah satunya Indonesia. Fenomena El Nino yang sudah berbulan-bulan ini membuat beberapa tempat di Indonesia dilanda krisis air.
-
Apa dampak El Nino terhadap pertanian nasional? Dampak El Nino terhadap pertanian nasional akan sangat besar bila tidak ditangani dengan baik. Syahrul menyebut, kekeringan dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Bahkan El Nino akan menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman yang berimbah pada penurunan luas tanam, bahkan kegagalan panen.
-
Kapan puncak ancaman El Nino diperkirakan terjadi? Maka itu harus di warning karena berdasarkan data cuaca ekstrim ini akan terjadi pada puncaknya di bulan Agustus dan September mendatang," katanya.
-
Kapan El Nino diperkirakan akan berlangsung? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para Kepala Daerah segera menggulirkan penggunaan alat mesin pertanian atau Alsintan dalam menghadapi perubahan iklim El nino yang berlangsung hingga Agustus mendatang.
-
Dimana fenomena El Nino berdampak pada musim kemarau? BMKG memprakirakan fenomena El Nino menerjang Indonesia pada tahun ini yang berdampak musim kemarau menjadi berkepanjangan.
-
Kapan puncak El Nino diprediksi terjadi? Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau dan puncaknya diprakirakan terjadi pada bulan Agustus, dan September 2023.
Namun fenomena El Nino justru membawa berkah bagi warga Rembang, khususnya bagi para petani garam. Hal ini dikarenakan produksi garam akan meningkat saat cuaca panas dan kering.
“Pada bulan Juni 2023 cuacanya masih ada hujan sehingga proses pembuatan garamnya agak lama. Sedangkan saat ini setelah airnya matang dan dituang di lahan pengeringan dalam waktu sepekan sudah bisa dipanen,”
kata Mundi, salah seorang petani garam asal Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Rembang, dikutip dari Liputan6.com pada Minggu (13/8).
Selain cuaca panas, udara juga disertai angin timur yang cukup kencang sehingga mempercepat proses pembuatan garam. Mundi mengatakan, setiap panen ia bisa menghasilkan 5 kuintal garam, meskipun lahan yang digunakan masih menggunakan tanah tanpa menggunakan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam.
Hal sama juga diungkapkan petani garam lain, Kasipin. Dia mengaku sejak bulan Juli lalu hingga Agustus ini hasil panen cenderung meningkat.
“Biasanya hanya 2,5 ton garam dalam sepekan. Tapi sekarang sampai 5 ton sepekan,” ujar Kasipin.
Kasipin mengatakan bahwa lahan yang digunakan untuk pembuatan garam mencapai 1 hektare lebih dan menggunakan media geoisolator sehingga produksi lebih cepat dan hasil lebih banyak. Menurutnya, hal tersebut didukung cuaca terik yang disertai angin timur, sehingga proses pengkristalan air garam menjadi lebih cepat dari sebelumnya. Jika sebelumnya proses itu membutuhkan waktu 3-4 hari, kini hanya butuh 2 hari untuk panen.
Namun sayang, kondisi tersebut tidak disertai dengan harga garam yang menguntungkan petani. Saat Juni 2023 kemarin harga garam mencapai Rp4.000 per kilogram, kini hanya Rp1.000 per kilogram. Walau begitu, petani tetap mendapatkan keuntungan karena produksinya meningkat, sehingga potensi pendapatannya juga cukup besar.