Gedung Tua di Semarang Ini Dulunya Jadi Saksi Eksploitasi Kayu Jati di Pulau Jawa, Kini Terbengkalai
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Gedung itu terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.
Gedung Tua di Semarang Ini Dulunya Jadi Saksi Eksploitasi Kayu Jati di Pulau Jawa, Kini Terbengkalai
Salah satu potensi kekayaan alam di Pulau Jawa adalah kayu jatinya. Hal inilah yang membuat Belanda menduduki dan membangun pusat pemerintahan di pulau ini.
Sejak saat itulah kayu jati yang berada di daerah pelosok Jawa itu dieksploitasi habis-habisan.
-
Kapan Gedung Kawedanan Boja dibangun? Gedung Kawedanan Boja dibangun sekitar tahun 1800-an.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Apa yang menjadi ciri khas Gedung Pakuan? Gaya bangunannya masih berarsitektur lawas, dengan dominan cat berwarna putih di tiap sisinya. Banyaknya pilar di sana juga mengindikasikan bahwa bangunan ini didirikan pada abad ke-19, sesuai misi tata kota kolonial Belanda yakni Indische.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Kapan Gedung Balai Kota Cirebon dibangun? Mengutip laman Kemdikbud, peletakan pertama pondasi bangunan ini dilakukan pada 1926.
-
Di mana letak Gereja Bintaran? Pada zaman kolonial, gereja itu dibangun di tengah permukiman orang-orang Eropa.
Bukti kebesaran perusahaan kayu jati milik Belanda di Pulau Jawa itu salah satunya bisa ditemui di kawasan Kota Lama Semarang. Di sana ada bangunan tua yang kondisinya terbengkalai.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, bangunan itu dibangun pada tahun 1911 oleh perusahaan penimbun kayu jati Belanda, de Javasche Bosch Exploitatie Maatschappij.
Perusahaan itu kemudian berubah nama menjadi NV Vereenigde Javasche Houthandel Maatschappij.
Perusahaan yang dulunya memproduksi kayu gelondongan itu kemudian mengubah hasil produksinya menjadi kayu yang siap olah. Pada masanya, perusahaan itu melakukan produksi dengan alat-alat modern berbasis mesin.
Selain memenuhi pasar lokal, perusahaan tersebut juga mengekspor kayu jati ke mancanegara seperti Eropa sehingga kayu jati Jawa banyak dikenal di luar negeri.
Mengutip Semarangkota.go.id, bangunan itu penting karena menjadi petanda industrialisasi Kota Semarang sekaligus transisi kota tersebut menjadi kota modern.
- Melihat Bangunan Tua di Kampung Melayu Semarang, Dulu Jadi Pusat Perniagaan
- Curhat Pengusaha Tak Khawatir Mal Sepi Meski Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota
- Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas
- Berwisata ke Kampung Sekayu Semarang, Dulunya Jadi Pusat Pengepulan Kayu untuk Pembangunan Masjid Agung Demak
NV Vereenigde Javasche Houthandel Maatschappij mendapat izin dan hak untuk mengeksploitasi hutan jati di daerah Blora dan sekitarnya. Eksploitasi tersebut memicu protes besar dari warga Blora yang kemudian membentuk sebuah gerakan bernama “Samin” yang dipimpin oleh Samin Surosentiko pada tahun 1889.
Bentuk protes warga masyarakat ditunjukkan dengan tidak membayar pajak, tidak mau bekerja di pihak pemerintah Hindia Belanda, dan tidak mau bertugas jaga malam. Gerakan ini direspons oleh banyak warga yang tinggal di seputar Kota Blora. Pemerintah kolonial Belanda pun segera bertindak.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, gedung tersebut memiliki arsitektur Indische Tropis dengan dua fasad kembar dan jendela yang tinggi. Saat ini, gedung tersebut digunakan sebagai gedung inventaris perusahaan daerah Jawa Tengah dan dikosongkan karena daerah sekitarnya sering terjadi banjir.
Gedung itu juga pernah dimanfaatkan sebagai gedung konsultat Swedia. Gedung tersebut dinasionalisasi pada tahun 1955 dan terdaftar sebagai situs cagar budaya pada tahun 2020.