Karakteristik Rumah Adat Bengkulu, Punya Bentuk Atap dan Corak Unik
Rumah adat Bengkulu yang bernama Bubungan Lima adalah bangunan rumah dengan ciri khas atap yang bertumpuk lima dengan kemiringan yang berbeda. Bukan hanya itu, karakteristik rumah adat Bengkulu juga dapat dilihat dari beberapa unsur lainnya seperti bentuk bangunan, konstruksi, ruangan, ukiran, hingga warna.
Rumah adat adalah jenis bangunan tradisional yang biasanya digunakan oleh masyarakat pada masa lalu untuk tempat tinggal. Rumah adat didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keadaan lingkungan sekitar, iklim, budaya, dan gaya hidup masyarakat yang menghuni daerah tersebut.
Rumah adat seringkali memiliki nilai estetika dan artistik yang tinggi, serta memiliki makna simbolis dan kearifan lokal yang terkait dengan kepercayaan, adat istiadat, dan sejarah masyarakat yang membangunnya. Salah satu rumah adat di Indonesia yang memiliki beberapa hal ini adalah rumah adat Bengkulu.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Rumah adat Bengkulu yang bernama Bubungan Lima adalah bangunan rumah dengan ciri khas atap yang bertumpuk lima dengan kemiringan yang berbeda. Bukan hanya itu, karakteristik rumah adat Bengkulu juga dapat dilihat dari beberapa unsur lainnya seperti bentuk bangunan, konstruksi, ruangan, ukiran, hingga warna.
Selain karakteristiknya yang unik, rumah adat Bengkulu juga memiliki makna filosofis yang bijak. Di mana rumah adat Bengkulu memberikan gambaran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya.
Sebagai salah satu bentuk budaya dan warisan luhur, maka penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui karakteristik hingga filosofi unik dari rumah adat Bengkulu. Berikut, kami merangkum penjelasannya, bisa Anda simak.
Rumah Adat Bengkulu dan Karakteristiknya
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat tradisional Bengkulu, Sumatera. Rumah ini memiliki ciri khas atap berbentuk lima kemiringan yang menjulang tinggi, dan dihiasi dengan ukiran-ukiran yang halus. Struktur atapnya terdiri dari lima bagian atap dengan kemiringan yang berbeda, yaitu dua atap miring ke depan, dua atap miring ke belakang, dan atap utama di tengah yang paling tinggi.
Rumah Bubungan Lima dibangun dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan keindahan bagi penghuninya, serta sebagai simbol status sosial yang tinggi. Desain atap yang tinggi juga memiliki manfaat untuk menjaga sirkulasi udara dan menjaga kestabilan suhu di dalam rumah, sehingga lebih sejuk dan nyaman.
Selain ciri khas atapnya yang unik, karakteristik rumah adat Bengkulu juga dapat dilihat dari beberapa unsur lainnya. Mulai dari bentuk bangunan, konstruksi, ruangan, ukiran, hingga warna. Berikut beberapa karakteristik menarik dari rumah adat Bengkulu, perlu Anda ketahui:
Bentuk bangunan
Rumah adat Bengkulu memiliki bentuk bangunan yang tinggi dengan atap limas atau atap pelana. Bagian atap terbuat dari daun rumbia yang diikat dengan tali ijuk. Atap yang tinggi dan curam berguna untuk menjaga suhu di dalam rumah tetap sejuk dan udara tetap mengalir.
Konstruksi
Konstruksi rumah adat Bengkulu menggunakan tiang-tiang kayu yang besar dan kuat sebagai pondasi bangunan. Tiang-tiang ini dibuat dari kayu ulin atau kayu meranti yang dapat menahan beban berat. Selain itu, rumah adat Bengkulu juga memiliki dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan kayu.
Ruangan
Rumah adat Bengkulu memiliki tiga ruangan utama, yaitu ruang tengah, ruang depan, dan ruang belakang. Ruang tengah digunakan sebagai ruang keluarga dan ruang pertemuan, sedangkan ruang depan dan ruang belakang digunakan sebagai tempat tidur. Ruangan-ruangan ini terletak di 3 bagian rumah, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah.
Ukiran
Rumah adat Bengkulu memiliki ukiran yang khas pada kayu-kayu yang digunakan dalam bangunan. Ukiran ini biasanya terdapat pada bagian atap, tiang, dan dinding. Motif yang digunakan biasanya berupa bunga-bungaan atau hewan.
Warna
Rumah adat Bengkulu biasanya dicat dengan warna merah, hitam, dan kuning. Warna-warna ini memiliki makna filosofis, di mana merah melambangkan keberanian, hitam melambangkan keteguhan hati, dan kuning melambangkan kemuliaan.
Filosofi Rumah Adat Bengkulu
Setelah mengetahui karakteristik rumah adat Bengkulu, berikutnya akan dijelaskan seperti apa filosofi dari Rumah Bubungan Lima khas Bengkulu ini. Seperti disebutkan sebelumnya, rumah adat ini menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, serta manusia dengan alam lingkungannya.
Selain itu, rumah adat Bengkulu juga memiliki filosofi kesederhanaan, keberanian, keteguhan, hingga nilai gotong royong. Berikut beberapa filosofi dari rumah adat Bengkulu, perlu Anda ketahui:
- Menjaga hubungan dengan alam: Rumah adat Bengkulu dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu dan daun rumbia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bengkulu memiliki hubungan yang erat dengan alam dan memperlakukan alam dengan penuh rasa hormat. Selain itu, rumah ini memiliki bagian atas dan tengah yang menunjukkan simbol hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan antara sesama manusia.
- Kesederhanaan: Rumah adat Bengkulu memiliki desain yang sederhana dan fungsional. Rumah ini hanya memiliki tiga ruangan, yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan dan kehidupan yang tidak mewah.
- Simbolisme: Motif-motif ukiran pada rumah adat Bengkulu memiliki makna simbolis yang mendalam. Misalnya, ukiran bunga melambangkan keindahan dan keharuman, sementara ukiran burung merak melambangkan kemakmuran dan kejayaan.
- Keberanian dan keteguhan: Warna merah pada rumah adat Bengkulu melambangkan keberanian dan semangat juang. Sementara itu, warna hitam melambangkan keteguhan hati dan tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan.
- Nilai gotong royong: Pembangunan rumah adat Bengkulu melibatkan seluruh masyarakat desa, yang saling membantu dan bekerja sama dalam membangun rumah adat ini. Hal ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bengkulu.
Itulah beberapa filosofi yang terkait dengan rumah adat Bengkulu, yang mencerminkan cara hidup dan kepercayaan masyarakat Bengkulu.