Mengenal Nuwo Sesat, Tempat Pertemuan Orang Lampung Berbalut Gaya Arsitektur Unik
Rumah adat asal Lampung ini sudah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki unsur arsitektur unik.
Rumah adat asal Lampung ini sudah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki unsur arsitektur unik.
Mengenal Nuwo Sesat, Tempat Pertemuan Orang Lampung Berbalut Gaya Arsitektur Unik
Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pastinya setiap unsur kebudayaan daerah terdapat sebuah keunikan tersendiri dan sangat menarik untuk diulas lebih mendalam. Di Lampung terdapat satu rumah adat yang cukup unik yang biasa disebut dengan nama Nuwo Sesat. Bagi warga Lampung, rumah Nuwo Sesat ini difungsikan sebagai Balai Agung yang kaya akan keunikan di bagian arsitekturnya.
(Foto: Wikipedia)
Selain gaya arsitekturnya yang unik, rumah Nuwo Sesat ini sudah menjadi salah satu ikon budaya Suku Lampung. Penasaran dengan rumah unik yang satu ini? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun dari berbagai sumber berikut.
-
Kenapa Museum Rumah Adat Baanjuang unik? Museum Unik Ada hal unik ketika Anda menyambangi tempat ini. Ya, secara menyeluruh bangunan ini selayaknya rumah adat Minangkabau, adanya anjung di bagian kiri dan kanan rumah. Selain itu, Anda bisa menggunakan pakaian pengantin khas Minang yang telah disediakan oleh pengelola museum. Jangan lupa untuk mengabadikan momen menggunakan busana tersebut karena pelayanan seperti ini tidak akan Anda jumpai di museum manapun.
-
Apa keunikan rumah adat suku Osing? Rumat Adat Suku Osing memiliki keistimewaan yang terletak pada konstruksi bangunan yang menggunakan sistem knock down.
-
Apa yang unik dari Museum Rumah Adat Baanjuang? Ada hal unik ketika Anda menyambangi tempat ini. Ya, secara menyeluruh bangunan ini selayaknya rumah adat Minangkabau, adanya anjung di bagian kiri dan kanan rumah. Selain itu, Anda bisa menggunakan pakaian pengantin khas Minang yang telah disediakan oleh pengelola museum.
-
Dimana letak Museum Negeri Lampung? Museum ini menjadi yang pertama dan terbesar se-Provinsi Lampung yang beralamatkan di Jalan ZA Pagar Alam, No.64, Bandar Lampung.
-
Bagaimana konstruksi rumah adat Julang Ngapak? Untuk strukturnya, rumah adat Julang Ngapak di Sempurmayung juga mempertahankan ciri khasnya, yakni berbentuk panggung. Dibuat dengan kayu Keunikan lainnya adalah dari sisi konstruksinya yang masih menggunakan kayu dan anyaman bambu.
-
Apa bentuk Rumah Adat di Sempurmayung? Jika ditilik dari bentuknya, rumah adat di kampung tersebut memiliki gaya Julang Ngapak. Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X“ sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
Asal-usul Nuwo Sesat
Mengutip beberapa sumber, Nuwo Sesat berasal dari dua kata yaitu "Nuwo" yang berarti tempat tinggal, sedangkan "Sesat" diartikan sebagai musyawarah. Dari kedua kata tersebut sudah jelas jika rumah ini berfungsi sebagai tempat berkumpul masyarakat.
Nuwo Sesat ini tidak jauh berbeda dengan Balai Agung. Tempat ini kerap digunakan untuk pertemuan adat saat mengadakan pepung adat atau musyawarah. Sampai saat ini, beberapa rumah Nuwo Sesat masih bertahan meskipun diterpa dengan rumah-rumah yang jauh lebih modern.
Bagian-Bagian Nuwo Sesat
Pada setiap bagian rumah Nuwo Sesat ini terdapat fungsinya masing-masing. Contohnya seperti bagian anjungan atau serupa dengan serambi biasa digunakan untuk pertemuan kecil. Kemudian ada Pusiban, yaitu sebuah ruangan sebagai tempat musyawarah resmi.
Kemudian, ada juga Ruang Tetabuhan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan alat musik tradisional, lalu ada tempat istirahat para penyimbang istirahat yang disebut Ruang Gajah Merem.
Pada bagian depan rumah terdapat ukiran ornamen bermotif perahu yang menajdi salah satu karya ikonik serta menjadi ciri khas. Kemudian, uniknya lagi terletak pada bagian atapnya yang terdapat hiasan payung-payung besar berwarna putih, kuning, dan merah.
Payung-payung tersebut merupakan sebuah simbol lambang dari tingkat tetuha komunitas dalam lapisan masyarakat tradisional Lampung.
Rumah Bertiang
Secara arsitektur, tempat ini berbentuk rumah panggung bertiang. Hampir seluruh material yang digunakan untuk membangun rumah ini adalah kayu. Dulunya rumah ini beratapkan anyaman ilalang, namun mulai berkembangnya zaman berganti menggunakan genteng.
Untuk pembagian rumah Nuwo Sesat ini disesuaikan dengan fungsi hierarki dalam masyarakat Lampung. Kemudian rumah tersebut dibangun menggunakan prinsip struktur sosial yang menyatu dengan unsur kedaerahan.
Selain itu, ada bagian rumah Nuwo Sesat yang digunakan untuk empat penyimpanan bahan makanan dan benda pusaka yang disebut Lamban Pamanohan. Bangunan ibadah yang disebut masjid, mesigit, surau, rang ngaji, pok ngajei.
Tahan Terhadap Gempa
Meski material yang digunakan untuk membangun Nuwo Sesat ini mayoritas menggunakan papan kayu, namun jangan diremehkan bahwa rumah tersebut kuat terhadap guncangan gempa.
Hal ini dikarenakan bagian dindingnya yang dilapisi kayu begitu juga dengan bagian lantainya yang menggunakan papan kayu. Kesamaan bahan inilah yang konon mampu meminimalisir kerusakan jika terjadi gempa.Adapun tata ruangan di dalam rumah Nuwo Sesat yang didasarkan pada status sosial. Beberapa ruangan itu terdiri dari epas, agung, kebik temen, kebik tengah, gaghang, dapur, dan ganyang besi.