Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.
Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
Foto: YouTube Embara Lensa
-
Kenapa Kerto Pengalasan dianggap berkhianat? Ia pun dianggap berkhianat dan menjadi aktor di balik tertangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda pada tahun 1930.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa kerangka cerpen penting? Memahami dan membangun kerangka cerpen adalah langkah awal yang krusial untuk menghasilkan karya fiksi yang memikat pembaca.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
Dilansir dari kanal YouTube Embara Lensa, Kerto Pengalasan merupakan panglima yang membuat Belanda sering kewalahan. Ia mati-matian membela Pangeran Diponegoro.
Sebelum bergabung dengan pasukan Diponegoro, Kerto Pengalasan merupakan Kepala Desa Tanjung Selatan, Nanggulan, Kulon Progo, dengan nama Kromo Wijoyo. Selain itu, dia memiliki kedudukan di Keraton Yogyakarta.
Menurut Sejarawan Peter Carey, Kerto Pengalasan merupakan seorang panglima penting Pangeran Diponegoro dalam membangun pertahanan di Goa Selarong. Dia membentuk pasukan sisi belakang dan bertanggung jawab atas pasukan Meriam.
Selama Pangeran Diponegoro menyusuri bukit-bukit kapur, Kerto Pengalasan bertugas melindunginya. Ia ikut bergabung dengan sang pangeran di markas besar pertama di Banyumeneng, Kulon Progo.
Pada November 1825, Kerto Pengalasan memimpin pertempuran melawan Belanda untuk mempertahankan markas besar kedua di daerah Dekso, Kulon Progo.
Dilansir dari kanal YouTube Embara Lensa, reputasinya sebagai salah satu panglima Diponegoro semakin mengagumkan dan membuat Belanda sering kewalahan. Ia sering bertanggung jawab atas semua pasukan di sebelah barat Sungai Progo.
Pada tahun 1926, Kerto Pengalasan kembali menunjukkan reputasinya sebagai panglima. Ia memainkan peran penting dalam mempertahankan markas Diponegoro di bekas Keraton Amangkurat I di Pleret, Bantul.
Menurut sejarawan Saleh As’ad Jamhari, pasukan Belanda berjumlah besar, yaitu sekitar 7.342 orang. Sementara dalam versi Peter Carey, pasukan Belanda hanya berjumlah 4.200 orang.
- Kisah Hidup NH Dini Penulis Legendaris Asal Semarang, Mantan Pramugari yang Hidup Berkelana di Luar Negeri
- Sisa Kejayaan Surat Kabar di Bandung Ada di Cikapundung, Dulu Berjajar Loper Koran sejak Pagi Buta
- Kegigihan Ayat Suci jadi Anggota Polisi, Dua Kali Gagal kini Tes Pakai Sepatu Jebol jadi Sorotan Komandan
- Peranakan Cina Ini Sangat Mahir Bahasa Jawa Kuno dan Kawi, Hasilkan Karya Sastra Memikat
Pasukan Kerto Pengalasan disebut hanya 400 orang, lalu ada sumber lain yang menyebutkan 1.000 orang, sehingga Kerto Pengalasan terdesak dan harus lari ke arah Goa Selarong.
Pada penyerangan itu, Kerto Pengalasan terluka sementara banyak pasukannya yang tewas dan hanya menyisakan 40 orang.
Setelah sembuh dari luka, Kerto Pengalasan kembali turun ke medan perang. Namun dalam pertempuran di Siluk pada 17 September 1829, ia mengalami kekalahan telak. Bahkan pada 11 November 1829, ia menyerahkan diri kepada Belanda.
Dikutip dari kanal YouTube Embara Lensa, ada yang menyebut penyerahan dirinya sebagai strategi menyusup.
Menurut sejarawan Peter Carey, ada kecurigaan dari Belanda bahwa penyerahan diri Kerto Pengalasan itu sebagai bagian dari taktik Pangeran Diponegoro.
Ada pula sumber yang menyebut kalau ia benar-benar menyerah. Terlepas dari itu, ia sudah dianggap teman oleh pihak Belanda.
Menjelang akhir perlawanan Pangeran Diponegoro, Kerto Pengalasan menawarkan perundingan antara Belanda dan Pangeran Diponegoro. Ia pun aktif menjadi perantara antar kedua belah pihak.
Foto: YouTube Embara Lensa
Pada 28 Maret 1830, Perang Jawa berakhir dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda. Banyak orang yang menganggap bahwa Kerto Pengalasan ikut berperan dalam penangkapan itu.
Selepas masa perang, Kerto Pengalasan tidak ditangkap oleh Belanda. Justru ia ditawari fasilitas rumah di Semarang dan memintanya untuk pensiun dari dunia pertempuran.
Tawaran itu pada awalnya ditolak. Namun Belanda tahu sisi gelap Kerto Pengalasan yang kecanduan opium. Belanda kemudian tak hanya menawari rumah di Semarang, tapi juga berjanji memasok kebutuhan opium.
Kerto Pengalasan akhirnya menerima tawaran tersebut dan kemudian menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafatnya pada tahun 1856.