Kisah Hidup Slamet Gundul, Perampok Legendaris Indonesia yang Disegani
Di era tahun 1980-an, ada sosok perampok yang sangat disegani di Indonesia. Dia adalah Slamet Gundul. Selama menjalani karier sebagai perampok, Slamet memang cukup licin sehingga polisi susah menangkapnya.
Di era tahun 1980-an, ada sosok perampok yang sangat disegani di Indonesia. Dia adalah Slamet Gundul. Walaupun lahir di Malang, Jawa Timur, namun semasa hidupnya banyak dihabiskan di Kota Semarang.
Dilansir daru Unja.ac.id, semasa menjadi perampok, Slamet dan anggota komplotannya selalu beraksi dengan menggunakan senjata api. Sebelum menjadi perampok yang disegani, dia mengawali kariernya sebagai perampok saat menjadi pencuri motor saat masih remaja.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Selepas menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, dia dan komplotannya kemudian pindah ke Semarang dan tinggal di daerah Barutikung yang selama ini memang dikenal sebagai sarang preman. Dari sanalah dia tumbuh dan berkembang menjadi seorang perampok profesional.
Merampok Bank
©2021 Brilio.net
Saat tinggal di Semarang, Slamet memulai aksinya dengan merampok bank. Tak hanya itu, dia juga mengincar para nasabah bank, toko emas, dan orang-orang Tionghoa. Sepanjang tahun 1989, total dia mendapatkan hasil Rp159,5 juta (sekarang setara miliaran rupiah) antara lain Rp23 juta dari juragan Tembakau dari Kendal, Rp40 juta dari juragan ikan, Rp34 juta dari Unissula Semarang, Rp28 juta dari nasabah bank BCA cabang Peterongan Semarang, dan Rp34 juta dari perusahaan jamu Nyonya Meneer.
Dalam aksinya itu, dia terkadang harus terlibat baku tembak dengan polisi. Pernah suatu hari dia terlibat baku tembak dengan anggota kepolisian saat tengah beraksi di Klaten, Jawa Tengah. Walaupun dua anak buahnya berhasil tertembak dan kemudian ditangkap, Slamet berhasil melarikan diri dengan mengacung-acungkan sebuah granat. Karena inilah, polisi hanya bisa menahan diri demi tidak menciptakan kerusakan yang lebih parah karena granat yang dibawa Slamet.
Mendapat Julukan Robin Hood
©2021 Brilio.net
Walaupun sering melakukan tindakan kriminal, namun Slamet selalu bisa lolos dari sergapan polisi. Biasanya dia lari ke permukiman padat penduduk di dekat tempat tinggalnya sambil menebar uang rampokan ke jalanan sehingga para warga berebut uang dan menghalangi jalan polisi untuk mengejarnya.
Tak hanya itu, konon Slamet juga sering membagi uang hasilnya merampok kepada tetangganya yang miskin. Karena inilah warga Barutikung Semarang selalu melindungi Slamet dari kejaran polisi serta mendapat julukan Robin Hood oleh para tetangganya.
Aksi Slamet Gundul di Jakarta
©2019 Liputan6.com/Herman Zakharia
Menjadi buronan di Jateng, Slamet kemudian melanjutkan sepak terjangnya di Jakarta. Di sana, dia merampok salah satu karyawan perusahaan yang saat itu membawa uang Rp10 juta. Saat sedang berkendara, karyawan itu dipepet dua motor dan satu minibus. Bahkan aksi ini dilihat langsung oleh dua anggota polisi yang berusaha menangkap mereka.
Sempat terjadi baku tembak, dua orang perampok dan satu orang polisi tewas dalam baku tembak ini. Kepala reserse Polri mengeluarkan perintah tembak di tempat kepada Slamet. Namun saat menggrebek ke kediamannya di Pondok Kopi, Jakarta Timur, ternyata di sana hanya ada istrinya. Beberapa menit sebelumnya, Slamet ternyata sudah lari dengan bus metromini yang sedang dicuci. Istrinya dijadikan sandera agar Slamet mau menyerahkan diri.
Tertangkap di Surabaya
Setelah dari Jakarta, Slamet melanjutkan aksinya di Kota Surabaya. Di sana dia sebenarnya pernah ditangkap dalam kasus perampokan bersenjata di kawasan Pasar Turi. Namun pada saat pemeriksaan, Slamet yang saat itu menyamar dengan nama Supriyadi itu dinyatakan tidak bersalah. Karena inilah ia dilepas.
Tapi di kemudian hari polisi akhirnya tahu bahwa Supriyadi itulah sosok Slamet Gundul yang selama ini dicari-cari. Karena inilah polisi memerintahkan pengejaran terhadap Slamet, namun Slamet masih mampu kabur dalam setiap operasi penangkapan yang menargetkan dirinya.
Setelah seminggu melakukan pemantauan di kawasan Morokrembangan, tim resmob Polrestabes Surabaya segera melakukan penangkapan. Akhirnya tertangkaplah Slamet Gundul alias Slamet Gunawan, alias Slamet Santoso, alias Nyo. Akhirnya sepak terjangnya berakhir tanpa perlawanan. Saat itulah kemudian dia diperiksa oleh Polda Jatim, Polda Jateng, dan Polda Metrojaya sekaligus secara marathon.
(mdk/shr)