Kisah Ki Ageng Kiringan, Tokoh Penyebar Agama Islam Asal Pati yang Hidup Sezaman dengan Wali Songo
Semasa hidupnya, Ki Ageng Kiringan punya banyak karomah. Ia juga meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dijumpai sampai sekarang.
Ki Ageng Kiringan merupakan tokoh penyebar agama Islam dari wilayah Desa Kiringan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Nama aslinya adalah Syekh Abdullah Asyiq.
Dikutip dari Laduni.id, Ki Ageng Kiringan adalah putra dari Muhammad Abdul Syukur, murid Sunan Muria.
-
Di mana Ki Ageng Tirta tinggal? Tempat tinggal Ki Ageng Tirta di Desa Kanoman, Grobogan sendiri sebuah wilayah yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau.
-
Siapa Ki Ageng Tirta? Menurut mitologi masyarakat setempat, ia punya karomah yang luar biasa, yaitu merubah wilayah yang dulunya kering kerontang jadi berlimpah air.
-
Bagaimana Ki Ageng Mangir meninggal? Saat Ki Ageng Mangir masuk ke istana tanpa senjata dan sungkem sambil menundukkan kepala, Panembahan Senopati langsung memegang kepala Ki Ageng Mangir dan dipukulkan ke batu gilang singgasananya. Ki Ageng Mangir meninggal saat itu juga dan dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.
-
Bagaimana Ki Ageng Pandanaran menemukan Kiai Tunggul Wulung? Ki Ageng Pandanaran melakukan pencarian itu dengan mengikuti arah benang yang ia bawa.
-
Siapa Ki Ageng Mangir? Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya. Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah kampung tua yang diduga sudah ada sejak zaman Majapahit. Namanya Kampung Mangir. Keberadaannya masih kurang dikenal masyarakat. Di kampung itu, terdapat sebuah petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo, ia adalah seorang tokoh kampung yang disegani pada masanya. Tak main-main, dia adalah musuh bebuyutan dari Panembahan Senopati, seorang raja Mataram.
-
Apa yang menjadi daya tarik petilasan Ki Ageng Mangir? Mengutip Brilio.net, kebanyakan pengunjung yang datang ke petilasan Ki Ageng Mangir merupakan orang-orang yang ingin berwisata spiritual. Petilasan inipun menjadi tempat wajib untuk sembahyang umat Hindu.
Ki Ageng Kiringan hidup sezaman dengan Wali Songo. Ia hidup sekitar tahun 1304 masehi yang diketahui dari pintu cungkup makam yang ditulis dalam huruf Arab Pegon.
Semasa hidupnya, Ki Ageng Kiringan punya banyak karomah. Ia juga meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dijumpai sampai sekarang. Berikut selengkapnya:
Karomah Ki Ageng Kiringan
Ki Ageng Kiringan dikenal sebagai ulama yang memiliki banyak karomah. Tak heran, sosoknya sangat dihormati masyarakat luas. Ia memiliki dua buah tongkat yang selalu dibawa saat sedang menunaikan tugas menjadi khotib Sholat Jumat.
Pada suatu hari, Desa Kiringan diterjang banjir bandang besar. Melihat banjir itu mengancam keberadaan masjid tempat ia dan jamaah lain biasa beribadah, Ki Ageng Kiringan membawa salah satu tongkat itu dan menancapkannya pada tempat yang dilanda banjir.
Anehnya saat tongkat itu tertancap, banjir yang semula akan menerjang masjid Kiringan, tiba-tiba bergeser ke selatan. Lokasi bekas banjir tersebut saat ini dinamakan Kali Tengah.
- Apakah Boleh Menjamak Sholat Jika Terjebak Macet? Ini Jawabannya
- Kisah Kuli Bangunan Ternyata Penghafal Alquran, Hidup Sederhana Tak Disangka Tiga Anak Ikuti Jejaknya
- Terungkap Isi Wejangan Penasihat MUI ke Pramono Anung
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Peninggalan Ki Ageng Kiringan
Di Desa Kiringan, terdapat beberapa benda yang diduga merupakan peninggalan Ki Ageng Kiringan. Peninggalan yang pertama adalah Masjid Jami’ Kiringan. Sampai sekarang tak ada yang tahu tahun pasti berdirinya masjid. Dari yang diketahui sementara, masjid itu sempat mengalami pemugaran pada tahun 1925.
Dikutip dari Laduni.id, berdirinya Masjid Jami’ Kiringan konon disertai datangnya angin kencang yang tidak diketahui asal usulnya. Pada awalnya masjid itu terbuat dari batu bata dengan ukuran 40x25 cm dan ketebalan 10 cm. Saat ini Masjid Jami’ Kiringan sudah dipugar dengan bentuk yang lebih modern, walau tak mengurangi keasliannya.
Makam Ki Ageng Kiringan
Selain bangunan masjid, di Masjid Jami’ Kiringan juga terdapat kompleks pemakaman tempat dimakamkannya Ki Ageng Kiringan. Sampai saat ini, makam itu ramai dikunjungi para peziarah dan santri. Mereka tak hanya datang dari wilayah Pati, namun juga dari luar kota.
Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang berziarah bahwa kalau berdoa dan bertawassul di makam Ki Ageng Kiringan, maka hajatnya akan dikabulkan, urusannya akan dimudahkan, serta dimudahkan pula dalam mencari jodoh serta menjalani kehidupan keluarga yang soleh dan solehah.
Selain itu setahun sekali diadakan haul, yaitu pada 7-9 bulan besar. biasanya ribuan peziarah dari berbagai penjuru datang berduyun-duyun ke makam Ki Ageng Kiringan.