Kisah Makam Tua di Kawah Gunung Sumbing, Dianggap Keramat dan Misterius
Di atas hamparan pasir kawah Gunung Sumbing terdapat sebuah makam. Para pendaki yang mengunjungi makam itu tak lupa untuk memanjatkan doa terhadap jasad yang dikuburkan di sana. Siapakah pemilik makam itu?
Di kawah Gunung Sumbing, ada sebuah makam. Jalan dari puncak menuju ke kawah adalah padang bunga Edelweis. Bunga-bunga di sana biasanya bermekaran pada bulan Agustus.
Namun pengunjung harus hati-hati saat menyusuri jalur menurun itu karena medannya cukup terjal.
Kawah Sumbing sebenarnya merupakan kawah aktif. Kini, kawasan permukaan kawah sebagian besar tertutup oleh pasir vulkanis. Di atas hamparan pasir dan batu vulkanis itulah makam tersebut didirikan. Para pendaki yang mengunjungi makam itu tak lupa untuk memanjatkan doa terhadap jasad yang dikuburkan di sana.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Lalu siapakah yang dimakamkan di sana?
Makam Murid Kesayangan Wali Songo
©YouTube/The Atma
Dilansir dari kanal YouTube The Atma, makam tersebut adalah milik Ki Ageng Makukuhan. Nama aslinya adalah Ma Ku Kwan. Dia merupakan murid kesayangan Sunan Kudus dan juga murid Sunan Kalijaga.
Semasa hidupnya, ia juga dijuluki dengan nama Sunan Kedu. Dia memiliki jasa besar dalam syiar Islam di sekitar Kedu dan lereng Gunung Sumbing.
“Di tempat ini, di kawah Sumbing, makam Ki Ageng Makukuhan. Aromanya harum di sini, beliau insan yang luar biasa. Menjadikan hidupnya sebagai insan rahmatan bagi siapapun. Beliau memiliki satu pemikiran bahwa untuk menjadi seorang muslim lebih tepat secara praktik, ibadah itu terwujud dalam perilaku sehari-hari,” kata pemilik akun The Atma.
Penerus Wali Songo
Dilansir dari Direktoripariwisata.id, Ki Ageng Makukuhan merupakan salah satu ulama besar abad ke 16-17 yang tergabung dalam anggota Dewan Santri, yaitu kumpulan para penerus Wali Songo.
Ia merupakan sosok sentral yang memegang peranan penting dalam upaya menyebarkan ajaran Islam di wilayah Kedu, khususnya Kabupaten Temanggung.
Sejatinya, Ki Ageng Makukuhan merupakan etnis Tionghoa yang memiliki nama asli Mo Kou Kwan. Dalam menyebarkan ajaran Islam, ia memiliki metode pendekatan pertanian pada masyarakat. Hasilnya, warga yang saat itu memeluk beberapa kepercayaan akhirnya bersedia berpindah menjadi seorang mualaf.