Lulus Kedokteran Hewan UGM di Usia 20 Tahun, Gadis Ini Bagikan Tips Cara Belajar Efektif dan Efisien
Mia dinobatkan sebagai wisudawan termuda di UGM. Ia punya belajar secara efektif dan efisien.
Pada 29 Agustus lalu, Mia Yunita, mahasiswa prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, berhasil menyelesaikan studinya. Ia berhasil menyelesaikan studi dalam waktu empat tahun. Namun di antara 3.627 wisudawan-wisudawati lainnya, Mia merupakan yang paling muda. Ia berhasil meraih gelar sarjana pada usia 20 tahun, 1 bulan, 9 hari.
Mia sendiri tak menyangka kalau ia menyandang predikat wisudawan termuda. Ia bercerita bisa lulus di usia 20 tahun karena saat masuk kuliah ia masih berusia 16 tahun. Hal ini dikarenakan saat SMA ia mengikuti program akselerasi sehingga bisa lulus selama dua tahun.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Apa yang dibuat mahasiswa UGM dari kotoran sapi? Mahasiswa merupakan agen perubahan. Mereka telah menciptakan berbagai inovasi yang memberi dampak perubahan di tengah masyarakat. Terbaru, mereka melakukan inovasi dengan menyulap kotoran sapi menjadi batako untuk bahan bangunan.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Siapa saja mahasiswa UGM yang melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Keunikan pemanfaatan teknologi pada masyarakat Ciptagelar menarik lima mahasiswa UGM, Dimas Aji Saputra (Filsafat), Berliana Intan Maharani (Sosiologi), Ilham Pahlawi (Antropologi), Gita Dewi Aprilia (Psikologi), dan Masiroh (Ilmu Komunikasi) untuk mengadakan penelitian di desa tersebut.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
“Aku sempat inferior begitu mengetahui diterima di Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Banyak orang berekspektasi tinggi. Banyak yang menganggap kalau aku sepintar itu,” kata Mia dikutip dari Ugm.ac.id pada Selasa (10/9).
Berikut selengkapnya:
Sudah Biasa Belajar
Sejak duduk di bangku SMP, Mia mengaku sudah terbiasa mengerjakan tugas, ujian, dan pekerjaan rumah yang padat. Saat duduk di bangku SMA ia ikut program akselerasi dan dituntut untuk bisa mengejar materi belajar selama 2 tahun. Sudah terbiasa mengerjakan tugas sejak SMP, saat duduk di bangku kuliah ia tidak lagi kaget dengan berbagai tugas-tugas kuliah.
Saat SMA, Mia mengikuti program akselerasi karena menurutnya itu merupakan hal yang unik. Baginya, menikmati proses belajar merupakan hal paling penting saat menuntut ilmu, baik di jenjang SMP, SMA, hingga kuliah.
“Saya tidak keberatan ketika harus menghabiskan banyak waktu untuk menyusun laporan praktikum sambil mencari materi lain yang belum diajarkan. Sehingga saya bisa belajar lebih dalam terkait bidang yang saya tekuni ini,” kata Mia.
Teknik Podomoro
Untuk bisa lulus tepat waktu, Mia mengaku menggunakan teknik podomoro agar bisa fokus saat belajar. Ia mengerjakan sesuatu selama 25 menit, lalu istirahat selama lima menit. Begitu terus hingga tiga jam. Selain itu, lingkungan dan suasana yang nyaman sangat penting baginya untuk meningkatkan fokus belajar.
“Sebelum belajar, saya merapikan meja belajar, mengatur suhu ruangan, menyiapkan camilan, dan menjauhkan ponsel dari meja agar tidak terdistraksi,” ujarnya.
Di samping mengejar target lulus, Mia juga menyempatkan waktu untuk mengikuti berbagai organisasi maupun kepanitiaan acara. Ia sempat menjadi mentor mahasiswa baru di Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) pada tahun 2021 dan tergabung sebagai Liaison Officer di acara Musyawarah Kerja Nasional yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMKHI) UGM.
Tips Belajar Efektif dan Efisien
Dalam kesempatan itu, Mia memberikan tips tentang cara belajar yang efektif dengan metode menghafal. Sejak kuliah, ia mulai menghafal dengan cara meninjau ulang catatan senior atau materi yang diberikan oleh dosen. Setelah itu, barulah ia menggarisbawahi unsur-unsur terpenting dari materi tersebut untuk dihafalkan.
“Keingintahuan adalah hal penting untuk mempertahankan semangat berkuliah. Dengan itu, mahasiswa dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya,” pungkasnya dikutip dari Ugm.ac.id.