Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi
Syekh Maulana Ibrahim Maghribi merupakan pejuang dan penyebar agama Islam di kawasan Gunung Merbabu.
Syekh Maulana Ibrahim Maghribi merupakan pejuang dan penyebar agama Islam di kawasan Gunung Merbabu.
Melihat Tradisi Buka Luwur di Lereng Gunung Merbabu, Bentuk Penghormatan Masyarakat Boyolali Terhadap Ulama Syekh Maulana Maghribi
Pada Jumat siang (2/8), ratusan warga lereng Gunung Merbabu di Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, memadati pemakaman Ki Ageng Pantaran dan Syekh Maulana Ibrahim Maghribi. Mereka hendak mengikuti tradisi Buka Luwur atau penggantian kain penutup nisan.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Buka Luwur? Buka luwur Kanjeng Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilaksanakan setahun sekali dalam pergantian tahun Hijriyah atau setiap 10 Muharram. Ada berbagai rangkaian acara pada tradisi tersebut. Salah satu acara tradisi Buka Luwur adalah penggantian kain penutup makam Sunan Kudus. Kain yang lama diganti dengan kain yang baru. Selain itu diadakan juga bersih-bersih di sekitar makam.
-
Bagaimana proses persiapan tradisi Buka Luwur? Panitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi ini. Dalam acara tradisi Buka Luwur tahun 2023 ini, panitia menyiapkan 9,1 ton beras, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing. “Setiap buka luwur, aula gedung parkiran Menara Kudus kami sulap menjadi dapur. Insyaallah nanti kami akan memasak beras, nasi sekitar 9,1 ton,” ujar Em Nadjib Hassan selaku Ketua Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus dikutip dari Liputan6.
-
Kenapa tradisi Buka Luwur dilaksanakan? “Ini sudah dipercaya masyarakat luas di Kabupaten Kudus, bukan sekadar mitos. Banyak yang sudah membuktikan manfaatnya sebagai salah satu obat. Tapi semua atas izin Allah. Sega berkat ini hanya perantara, melalui doa yang dipanjatkan para alim ulama.”
-
Kapan tradisi Buka Luwur dilaksanakan? Buka luwur Kanjeng Sunan Kudus merupakan tradisi yang dilaksanakan setahun sekali dalam pergantian tahun Hijriyah atau setiap 10 Muharram.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Kapan tradisi Larung Kepala Kerbau dilakukan? Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat pesisir terutama yang berprofesi seorang nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.Tradisi ini menjadi bagian dari puncak pesta rakyat para nelayan setelah berpuasa selama sebulan dan biasa dilakukan pada tanggal 7 Syawal atau 1 minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Dikutip dari ANTARA, Tradisi Buka Luwur diawali dengan kirab kain luwur dan kelengkapan lainnya untuk kemudian diserahkan pada juru kunci makam. Acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi penggantian kain penutup makam tersebut.
Kegiatan lalu dilanjutkan dengan tabur bunga serta pembacaan dzikir dan tahlil diikuti para peziarah yang memadati kompleks makam. Selanjutnya, warga berebut hasil bumi seperti sayuran dan buah-buahan yang ditata dalam wujud gunungan.
Dikutip dari Boyolali.go.id, tradisi itu diadakan dalam rangka mendoakan leluhur dan mengharap berkah. Selain itu, acara tersebut juga dilakukan untuk melestarikan budaya Jawa serta mengenang perjuangan dakwah ajaran Islam yang dilakukan oleh pendahulu.
Selain Syekh Maulana Ibrahim Maghribi, terdapat empat tokoh lain yang kain makamnya diganti dalam tradisi itu. mereka adalah Ki Ageng Pantaran, Ki Ageng Mataram, Ki Ageng Kebo Kanigoro, dan Dewi Nawangwulan.
Terkait acara tersebut, Kepala Disporapar Kabupaten Boyolali Budi Prasetyaningsih mengatakan bahwa tradisi itu diadakan rutin setiap hari ke-20 Muharram atau Sura.
Selain sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya Jawa, menurutnya tradisi itu juga bisa menjadi sarana promosi pariwisata kawasan Gunung Merapi dan Merbabu. Oleh karena itu pihaknya mengajak para wisatawan untuk bisa ikut serta dalam tradisi itu.
- Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sekaten, Warisan Budaya Penuh Makna dalam Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
- Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
- Lestarikan Budaya Leluhur, Masjid Tua di Banyumas Ini Ternyata Punya Tradisi Unik saat Ramadan
- Mengenal Keunikan Tradisi Megibung di Kampung Islam Kepaon Bali
Senada, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Bupati Boyolali, Sawitri Danik Rahayuni mengatakan bahwa tradisi itu dapat menambah daya tarik pariwisata. Oleh karena itu ia berharap tradisi itu tetap bisa dijaga sebagai nilai budaya masyarakat.
“Selain bentuk pelestarian budaya tradisional, tradisi ini juga menjadi sarana permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga diberi keberkahan dan masyarakat tetap tenteram,” kata Sawitri dikutip dari ANTARA.
Seperti diketahui, Syekh Maulana Ibrahim Maghribi merupakan pejuang dan penyebar agama Islam di kawasan Gunung Merbabu. Tradisi Buka Luwur itu ditutup dengan acara Sadranan.