Mencicipi Lontong Opor Pak Pangat, Kuliner Legendaris Khas Blora dengan Cita Rasa Pedas
Banyak pecinta kuliner yang rela datang dari luar kota hanya untuk mencicipi lontong opor ini.
Banyak pecinta kuliner yang rela datang dari luar kota hanya untuk mencicipi lontong opor ini.
Mencicipi Lontong Opor Pak Pangat, Kuliner Legendaris Khas Blora dengan Cita Rasa Pedas
Hampir semua orang mengenal kuliner lontong opor. Namun di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, terdapat kuliner lontong opor yang unik. Dengan kuah yang berwarna kemerah-merahan, lotong opor ini tidak ditemukan di daerah lain.
-
Apa itu opak kolontong? Opak kolontong itu camilan yang bulat dan terbuat dari ketan.
-
Kapan lontong daun pisang dianggap matang? Setelah dimasak selama satu jam, lontong akan sudah matang. Tutup panci dan matikan api, kemudian angkat dan tiriskan lontong.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Bagaimana ciri khas bentuk kapak lonjong? Sesuai dengan namanya, kapak lonjong memiliki ciri khas penampang yang berbentuk lonjong.
-
Kapan Lontong Cap Go Meh dirayakan? Cap Go Meh biasanya dirayakan pada hari ke-15 bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa.
-
Apa itu Lampor Opak? Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Opak, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengenal sebuah mitos bernama Lampor Opak. Penyebutan lampor itu mengacu pada sosok prajurit Kraton Laut Kidul dan prajurit Kraton Merapi yang biasa lalu-lalang melewati Sungai Opak.
Lontong opor Pak Pangat namanya. Selain warnanya, cita rasanya juga berbeda dengan opor lainnya. Lontong opor Pak Pangat kuahnya dibuat menggunakan cabai utuh sehingga warnanya jadi kemerah-merahan.
Rasanya pun berubah jadi pedas. Cita rasa itulah yang membedakan opor Pak Pangat dan opor pada umumnya. Namun cita rasa itu bisa memanjakan lidah para pembelinya. Tak heran opor Pak Pangat menjadi tersohor.
Berbagai kalangan menyukai opor Pak Pangat. Banyak pecinta kuliner yang rela datang dari luar kota hanya untuk mencicipi kelezatan opor Pak Pangat.
“Sejauh ini bumbunya di sini paling pas di lidah. Saya dari Jakarta pengen coba opor Pak Pangat. Tahunya dari teman-teman sih yang sudah pernah ke sini biasanya makan di opor Pak Pangat,” kata Nesha, salah seorang pembeli.
instagram @lontong_opor_ngloram
“Tadi saya coba, dan luar biasa nikmatnya itu. Sayangnya saya nggak bawa istri saya dan orang tua saya. Ini saya minta dibungkuskan. Karena nikmatnya luar biasa. Sulit diungkapkan lewat kata-kata,”
ujar Mayor Harry C. Wijaya, salah seorang penikmat opor Pak Pangat.
Dilansir dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (30/8), warung Pak Pangat didirikan Supangat dan istrinya, Sri pada tahun 1998 lalu. Saat itu, Sri yang berjualan warteg di Jakarta bangkrut setelah adanya huru-hara 1998.
- Mencicipi Kuliner Lontong Kari Kebon Karet yang Legendaris di Bandung, Jadi Langganan Para Pejabat
- Mencicipi Kuliner Legendaris Lontong Balap Cak Sul Lamongan, Menu Sarapan Favorit Warga Lokal
- Mencicipi Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang Simpan Makna Filosofis
- Mencicipi Soto Girin, Kuliner Legendaris Khas Sragen Eksis Sejak 1953
Setelah peristiwa itu, Sri dan Supangat pulang ke kampung halaman dan kemudian berjualan lontong opor. Waktu awal merintis, warung itu hanya menghabiskan satu ekor ayam. Namun kini warung itu bisa menghabiskan 150 ekor ayam dalam sehari.
“Saya mulai merintis dari ayam satu, lalu tempe tahu, sama sambal pecel sampai sekarang. Satu sampai sepuluh. Sekarang sudah 150,” kata Sri Supangat.
Selain cita rasanya yang tinggi, menu yang disajikan juga terkenal murah. Harga lontong opor Rp20 ribu untuk porsi biasa, sedangkan untuk porsi jumbo Rp25 ribu. Warung itu juga menyediakan porsi satu ekor ayam seharga Rp110.000.