Mencicipi Mata Maling, Camilan Renyah Berbahan Dasar Melinjo Khas Solo yang Legendaris
Kuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.
Kuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.
Mencicipi Mata Maling, Camilan Renyah Berbahan Dasar Melinjo Khas Solo yang Legendaris
Salah satu makanan legendaris asal Solo adalah Mata Maling atau dalam Bahasa Jawa yaitu Moto Maling. Makanan ini tergolong jenis camilan atau kudapan yang menggunakan bahan dasar kulit melinjo yang berwarna merah.
Mungkin orang akan menyamakannya dengan emping karena bahan dasar yang serupa. Tetapi, kedua makanan tersebut berbeda. Mata Maling tak memiliki cita rasa pahit yang pekat, hanya saja teksturnya sama-sama renyah.
Meski namanya unik dan terkesan buruk, makanan berbahan kulit melinjo ini justru menghadirkan cita rasa yang lezat dan menjadi kudapan favorit masyarakat Solo.
Cita Rasa Pedas Manis
Mengutip dari kanal Liputan6.com, Mata Maling memiliki cita rasa pedas manis yang menggoyang lidah dan pastinya nagih. Untuk membuat Mata Maling yang lezat, tentu saja harus melewati proses yang tidak mudah.
-
Apa saja kue tradisional khas Indonesia yang dibuat oleh Chef Martin Praja? Berikut ada resep camilan kue tradisional khas Indonesia yang dibuat oleh chef Martin Praja. Cara membuatnya sangat mudah, dan bahan yang digunakan juga banyak dijual murah di pasaran. Penasaran apa saja? Yuk simak selengkapnya.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Apa yang membuat makanan tradisional Indonesia begitu lezat? Tidak hanya budaya dan keindahan alamnya saja, Indonesia juga dikenal memiliki berbagai makanan tradisional yang begitu lezat. Apalagi Indonesia juga mempunyai berbagai macam rempah-rempah yang membuat setiap masakan menawaran cita rasa khas yang memukau lidah.
-
Bagaimana Nurhayati memasarkan kue tradisional buatannya? Nurhayati memasarkan produknya secara offline di UMKM Cahaya Kue, Jalan Karyawan 2 No. 66, Karangtengah, Kota Tangerang. Dia juga memanfaatkan media sosial seperti Twitter maupun Instagram.
-
Apa makna utama dari pepatah "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino"? "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" ini berasal dari budaya Jawa, sebuah kalimat yang mengajarkan makna cinta yang mendalam. Kalimat ini dapat diartikan sebagai pengorbanan tanpa pamrih dan kebersamaan mencapai tujuan. Jadi, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino" merangkum konsep cinta sebagai perjalanan yang penuh dedikasi dan kesetiaan untuk mencapai kebahagiaan bersama.
Gunakan Beberapa Bumbu
Melansir dari situs surakarta.go.id, pembuatan Mata Maling ini juga menggunakan beberapa bumbu-bumbu pelengkap seperti garam, bawang putih, dan juga cabai.
Sebelum diolah, kulit melinjo harus dipisahkan terlebih dahulu dari isinya. Kemudian, melinjo yang sudah dipisahkan dijemur sampai kering. Setelah kering, masuk ke proses penggorengan yang konon harus dilakukan sebanyak dua kali.
Setelah digoreng kering, tiriskan melinjo selama satu hari. Tujuannya agar minyak yang ada di kulit melinjo benar-benar hilang. Setelah itu, melinjo kembali ke penggorengan menggunakan bumbu khusus sesuai selera.
Banyak Dijual
Jika ingin mencicipi kuliner legendaris dari Solo ini tetapi tidak ingin repot membuatnya, kamu bisa mencari di beberapa sudut Kota Solo. Mata Maling sampai sekarang masih terus dijual di lapak jajanan tradisional gerbang utama Pasar Gede.
Mata Maling harganya sangat ramah dikantong, sekitar Rp10.000 sudah bisa mencicipinya. Selain ada rasa pedas manis, ada rasa lain yang sering dijual yaitu rasa original.