Menguak Fakta Kingkong Purba Raksasa yang Pernah Hidup di Muka Bumi, Salah Satu Fosilnya Ditemukan di Tegal
Hewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.
Hewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.
Menguak Fakta Kingkong Purba Raksasa yang Pernah Hidup di Muka Bumi, Salah Satu Fosilnya Ditemukan di Tegal
Pada zaman dahulu kala, berjuta-juta tahun yang lalu, spesies kera raksasa atau Kingkong pernah hidup di muka Bumi ini. Tinggi mereka diperkirakan mencapai tiga meter. Berat badannya mencapai 500 kilogram.
Spesies kera raksasa itu memiliki nama latin Gigantopithecus. Bentuknya menyerupai orang utan zaman modern. Kini, fosilnya ditemukan di berbagai tempat seperti di Vietnam, China, dan India.
-
Dimana kerangka manusia purba raksasa itu ditemukan? Sisa-sisa kerangka manusia purba ditemukan di Gua Lovelock di Nevada, Amerika Serikat.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana cara ular raksasa ini berburu? Mengutip ScienceAlert, Senin (22/4), menurut analisis yang dilakukan oleh ahli geografi Debajit Datta dan ahli paleontologi Sunil Bajpai, tulang belakang ular ini menunjukkan kemungkinan besar ular ini adalah pemburu yang bergerak lambat dan menyerang mangsanya dengan penyergapan, mirip dengan perilaku anakonda.
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
Selain itu, salah satu fosilnya ternyata juga ditemukan di Indonesia, tepatnya di Situs Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Lantas seperti apa penampakan fosil Kingkong purba yang ditemukan di Tegal?
Pada awalnya, para ilmuwan meyakini bahwa habitat kera raksasa hanya berada di China, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan perbatasan China.
Ada beragam jenis Gigantopithecus yang tersebar di dunia antara lain Gigantopithecus giganteus, Gigantopithecus bilaspurensis, dan Gigantopithecus blacki.
Fosil Gigantopithecus yang ditemukan di Semedo berasal dari jenis blacki.
Tulang spesies ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan kalau kera raksasa ini pernah menyebar hingga ke Indonesia.
Apalagi jutaan tahun lalu daratan Jawa, Sumatra, dan Kalimantan belum terpisah lautan seperti yang kita lihat sekarang ini.
Diperkirakan kera raksasa menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun yang lalu. Setelah itu spesies tersebut punah diduga karena perubahan iklim dari ekstrem dingin menjadi kering. Kera raksasa dengan ukuran besar tidak mampu beradaptasi pada perubahan iklim tersebut sehingga akhirnya punah.
- Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
- KPK Dalami Aliran Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo ke NasDem
- Heru Budi Murka ke PNS akan Dilantik: Berpakaian Saja Tak Sesuai Aturan, Tak Hargai Diri Sendiri
- Pura-pura jadi Pelayan, Intip Momen Haru Pemuda Beri Kejutan ke Ibu Usai Tak Bertemu 11 Tahun
Mengutip Wikipedia, identifikasi pertama terhadap kera raksasa ini dilakukan oleh seorang antropolog Ralph von Koenigswald pada tahun 1935. Saat itu ia menemukan fosil gigi dari hewan purba tersebut di salah satu toko obat di Hong Kong.
Pada tahun 1956, lebih dari 1.000 gigi yang diidentifikasi milik kera raksasa itu ditemukan di Liucheng, China. Sejak saat itu, lebih banyak lagi sisa-sisa fosil yang ditemukan setidaknya di 16 lokasi yaitu di China, Vietnam, dan India.