Menguak Peradaban yang Hilang di Kawasan Perbukitan Semarang, Ada Makam Tua di Atas Bukit
Masih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Masih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Menguak Peradaban yang Hilang di Kawasan Perbukitan Semarang, Ada Makam Tua di Atas Bukit
Di kawasan perbukitan Semarang, tepatnya di daerah Ungaran Timur, terdapat desa yang hilang akibat tertimbun tanah longsor. Namanya Desa Kwayuhan. Desa itu dipindahkan pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930-an untuk mengevakuasi masyarakat sekitar dari ancaman longsor.
-
Dimana letak kerak bumi yang hilang? Mengenai lokasi batuan tersebut saat ini, dikatakan bahwa gletser yang mengikis batuan sedimen juga menghanyutkannya ke laut.
-
Apa yang terjadi pada bidan desa itu? Sebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit kelumpuhan secara tiba-tiba. Ia pun hanya bisa terbaring lemah dan tidak mampu menjalankan tugas seperti biasa.
-
Apa yang menyebabkan Desa Legetang lenyap? Longsor akibat hujan deras yang terjadi pada 17 April 1955, menyebabkan banyak korban tewas dan menjadi bencana alam yang menghancurkan sebagian besar desa tersebut.
-
Apa yang ditemukan di desa purba itu? Alat-alat yang ditemukan dari situs tersebut mengejutkan para peneliti, mengungkapkan bahwa penduduk desa memiliki pengetahuan yang tinggi tentang teknik berburu.
-
Kenapa bidan desa itu ditandu? Atas inisiatif warga, ia langsung diboyong menuju RSUD Hajjah Andi Depu dengan cara ditandu menggunakan sarung. Kondisi jalan desa yang tak layak membuatnya tidak bisa diantar menggunakan ambulans atau kendaraan lainnya.
-
Apa yang hilang dari warga Lamongan? Korban uang hilang di Lamongan ini tak cuma satu orang saja. Menyikapi kejadian itu, korban nekat memasang spanduk meminta pemilik makhluk halus pencuri uang memindahkan tuyul dari kampungnya.
Titik lokasi desa yang hilang itu cukup terpencil. Berdasarkan informasi warga sekitar, titik Desa Kwayuhan kini tinggal menyisakan satu buah makam.
Makam itu hampir tak terlihat karena tertutup rumput liar yang telah mengering. Nisannya terbuat dari batu gamping. Dikutip dari kanal YouTube Tri anaera vloger, keberadaan nisan itu menjadi salah satu bukti kalau dulu di sanalah Desa Kwayuhan berada.
Tak hanya satu, ternyata di sana ada makam lain. Makam ini nisannya terbuat dari kayu.
Perjalanan dilanjutkan menuju ke atas bukit. Kini perbukitan itu telah menjadi kawasan perkebunan.
Di atas bukit itu masih dijumpai pondasi-pondasi rumah yang terbuat dari batu gamping.
Berdasarkan informasi warga, struktur rumah mereka terbuat dari kayu. Sementara batu gamping berfungsi sebagai umpak dan lantai rumah mereka.
Selain bekas bangunan, di bekas desa itu banyak ditemukan peninggalan porselin perabotan rumah tangga. Fragmen porselin itu hampir semuanya tak utuh dan berserakan di mana-mana.
Lokasi selanjutnya yang dikunjungi adalah Desa Jeruksiring. Sama seperti Desa Kwayuhan, Desa Jeruksiring juga kini telah lenyap.
Dari bekas Desa Kwayuhan, lokasi Desa Jeruksiring ditempuh melalui jalur sungai yang telah mengering.
Setelah sampai di sebuah bukit, pemilik kanal YouTube Tri anaera vloger harus mendaki bukit tersebut. Berdasarkan peta lama era Belanda, di atas bukit itu ada sebuah makam tua.
Di tengah perjalanan menuju puncak bukit, Tri anaera vloger menemukan pecahan porselin dan gerabah. Pecahan porselin banyak bertebaran di sepanjang jalan.
- Delapan Warga Aceh Selatan Tertimbun Longsor di Lokasi Tambang Emas
- Bocah di Depok Meninggal Usai Kemaluannya Diremas Engkong
- Ibu Rumah Tangga di Jambi Lawan Pencuri yang Coba Memerkosanya, Pelaku Kabur Tinggalkan Celana dan Pisau
- Berasal dari Keluarga Miskin, Begini Potret Rumah Sederhana Bupati Wonogiri di Pelosok Desa
Salah satu pecahan porselin terpampang tulisan “Made In Holland”. Bahkan ada satu pecahan porselin yang sama persis dengan porselin yang terpajang di Museum Kota Lama Semarang.
Kawasan makam itu berada di lokasi yang kontur tanahnya lebih tinggi dibanding tanah-tanah di sekitarnya. Di puncak bukit terdapat sebuah makam tua misterius. Batu nisan berbentuk pipih menandakan bahwa makam tersebut merupakan makam seorang wanita. Di batu nisannya juga terdapat pahatan bunga matahari.
Hanya beberapa langkah dari makam misterius itu, ada sebuah patok tanah. Kabarnya kini tanah di sana sudah dimiliki oleh pihak Perhutani.