Mengunjungi Pasar Legendaris Grosir Setono, Pusat Jual Beli Batik di Pekalongan sejak 1941
Pasar ini dikenal wisatawan karena menjual batik dengan harga yang murah.
Pasar ini dikenal wisatawan karena menjual batik dengan harga yang murah.
Mengunjungi Pasar Legendaris Grosir Setono, Pusat Jual Beli Batik di Pekalongan sejak 1941
Pasar Grosir Setono merupakan sentra jual beli batik di Kota Pekalongan. Pasar ini dikenal menjual batik dengan harga yang murah. Kalau pembeli merasa kemahalan harganya juga bisa ditawar.
-
Di mana Pasar Grosir Ngronggo terletak? Terakhir, Zanariah mengingatkan karena posisi pasar baru ini di tepi jalan besar besar, maka pastikan akses ke pasar bagian selatan juga diperhatikan.
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Apa yang dijual di Pasar Setan? Barang yang dijual mungkin berupa tanah, batu, daun, atau benda-benda sekitarnya.
-
Bagaimana para pendaki merasakan keberadaan Pasar Setan? Menurut cerita para pendaki, mereka pernah mendengar suara delman, suara napas manusia, dan suara misterius lainnya. Selain itu mereka juga sering mendengar keramaian seperti sedang ada di tengah pasar, namun hanya berupa suara tanpa wujud fisik yang terlihat mata.
-
Kapan Pasar Gede dibangun? Pembangunannya dimulai pada tahun 1927 dan rampung pada tahun 1930. Kini di tahun 2024 pusat perekonomian di Kota Solo itu hampir berusia satu abad.
-
Mengapa Pasar Ploso sering sepi pengunjung? Walaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Dilansir dari Pekalongankota.go.id, Pasar Batik Setono didirikan pada 15 Desember 1941.
Pada awalnya pasar itu dibangun untuk menampung pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan produksi batik di Kota Pekalongan karena sebelumnya produksi batik Pekalongan banyak dijual di luar kota.
Pasar batik itu menempati bangunan yang dulunya merupakan pabrik tekstil yang sudah lama tidak beroperasi. Lokasinya yang strategis dan didukung dengan fasilitas yang baik membuat obyek wisata itu banyak dikunjungi wisatawan.
Harga batik yang dijual di Pasar Setono cukup variative mulai dari Rp25.000 hingga Rp4 juta.
Variasi harga itu ditentukan berdasarkan model dan bahannya. Untuk bahan katun dengan model baju lengan pendek, dijual dengan harga Rp25.000.
Sementara untuk yang termahal, baju batik berbahan sutera dengan model lengan panjang dihargai Rp4 juta.
Dari 600 toko yang ada di Pasar Grosir Setono hampir semuanya menjual produk pakaian. Masih terdapat beberapa toko yang tak hanya menjual pakaian bermotif batik dengan menambahkan produk berbagai macam souvenir, asesoris, hingga produk-produk lain yang bermotif batik.
Lia, salah seorang pedagang batik di Pasar Setono mengatakan, pembeli yang datang ke pasar itu tak hanya datang dari Pekalongan dan sekitarnya, namun juga dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Ada yang datang dari luar kota, luar Jawa juga ada. Kadan gada bule-bule juga yang datang ke sini,” kata Lia dikutip dari kanal YouTube Batik TV Official.
- Mengunjungi Pasar Tradisional di Pelosok Gunung Ponorogo, Lokasinya Terpencil dengan Suasana Tempo Dulu
- Perjalanan Hadinata Batik Meritis Usaha hingga Omzet Melonjak Berkat Tokopedia dan ShopTokopedia
- Mengunjungi Sentra IKM Batik Mojokerto, Belajar Bikin Batik Majapahit hingga Belanja Nyaman di Satu Tempat
- Wisata Pekalongan Populer, Sajikan Pemandangan Alam Asri hingga Budaya
Tak hanya batik, Pasar Setono juga memiliki foodcourt yang menjajakan beragam kuliner. Salah satu kuliner itu adalah Soto Tauto.
Soto Tauto merupakan salah satu kuliner khas Pekalongan. Soto ini dibuat dengan ayam kampung serta aneka bumbu yang membuat rasanya gurih.
“Jadi buat teman-teman, pelancong dari manapun itu yang pergi ke Setono, nggak usah khawatir kalau habis belanja batik terus terasa lapar, karena di sini sudah langsung terintegrasi dengan pusat kulinernya juga,” ujar Farah Farhat, host Batik TV Official.