Mengunjungi Surga Tersembunyi di Pedalaman Hutan Blora, Ada Sumber Air Panas hingga Gua
Sumber air di hutan itu tidak pernah mengering walau musim kemarau
Sumber air di hutan itu tidak pernah mengering walau musim kemarau
Mengunjungi Surga Tersembunyi di Pedalaman Hutan Blora, Ada Sumber Air Panas hingga Gua
Kawasan Kabupaten Blora masih memiliki kawasan hutan jati yang sangat lebat. Di dalam hutan itu banyak misteri yang tersembunyi. Salah satunya adalah keberadaan surga tersembunyi yang menyimpan banyak potensi wisata.
-
Apa yang ditemukan di hutan belantara Meksiko? Jauh di dalam hutan belantara Meksiko, arkeolog menemukan kota peradaban bangsa Maya yang hilang.
-
Di mana letak surga tersembunyi ini? Lokasi surga tersembunyi ini tak jauh dari gerbang tol Salatiga.
-
Di mana kebun stroberi di Purbalingga berada? Salah satu kebun stroberi itu berada di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Apa yang ditemukan di hutan purba tersebut? Ratusan fosil batang pohon dan bagian lain dari pohon ditemukan di hutan purba ini.
Braholo nama hutan itu. Lokasinya berada di Blora sebelah utara. Dalam suatu kesempatan, kanal YouTube Sahabat Al Arif Blora mengunjungi hutan itu dengan dipandu perangkat desa setempat.
Jalan menembus hutan itu belum beraspal. Bahkan di beberapa titik, pengendara harus dihadapkan pada bebatuan yang terjal.
Musim kemarau belum berakhir. Deretan pepohonan di kanan dan kiri jalan kering kerontang dan daun-daunnya berguguran.
Dalam kesempatan itu kanal YouTube Al Arif Blora dipandu oleh Martini, salah seorang pegiat lingkungan asal Blora.
Begitu sampai di dalam hutan, Martini langsung menunjukkan sumber mata air belerang.
Martini mengatakan banyak orang yang datang ke mata air itu untuk berobat. Tak jarang mereka datang dengan membawa jerigen dan airnya dibawa pulang.
“Dulu waktu saya ke sini masih bersih. Tapi waktu saya ke sini lagi kok ada bunga-bunga sesajen. Mungkin kepercayaannya seperti itu dari pengunjung,” kata Martini.
Martini mengatakan sumber air belerang itu bisa digunakan untuk penyakit gatal-gatal dan memulihkan pegal. Sekilas sumber mata air itu terlihat kotor dan tercemar. Namun begitu dimasukkan ember kecil, seketika mata air itu menjadi jernih. Air itu rasanya hangat di kulit. Bau belerangnya masih terasa tajam.
Sumber air panas itu berada di sela-sela batu. Suara sumber air mengalir terdengar jelas yang sumbernya berasal dari dalam batu.
“Dulu sumber air ini sering didatangi oleh mahasiswa dari UI, dari Yogyakarta. Bahkan mereka datang rombongan 6-7 bis, mereka kemudian meneliti tentang bebatuan di sini,” kata Martini dikutip dari kanal YouTube Sahabat Al Arif Blora.
- Mengunjungi Hutan Mangga di Indramayu, Luasnya 200 Hektare dan Ada Pohon Purba Raksasa
- Suasana Kehidupan Kampung di Pedalaman Hutan Jati Grobogan, Hidup Tanpa Listrik
- Mengunjungi Danau Biru, Permata Tersembunyi di Balik Pesona Pulau Lombok
- Ganjar Pranowo Kunjungi RTLH di Pelosok Sukoharjo, Susuri Jalan Setapak di Tengah Hutan
Tak jauh dari sumber mata air hangat itu ada sebuah gua yang memiliki tiga buah mulut gua. Gua itu masih sangat alami. Pengunjung harus menunjukkan kepala agar bisa masuk ke dalam lorong gua.
Di dekat gua bermulut tiga itu masih ada gua lainnya. Martini mengatakan, konon ceritanya gua-gua tersebut digunakan para pejuang untuk sembunyi dari penjajah Belanda.
Di tengah hutan itu mengalir Sungai Braholo. Saat itu air sungai tidak mengalir karena dampak musim kemarau. Di salah satu tepiannya, terdapat sebuah tebing yang menjulang tinggi.
Tak jauh dari sana, sebenarnya masih terdapat sebuah air terjun dan satu mata air lagi. Namun karena saat itu musim kemarau, air terjunnya ikut mengering.