Mimpi Sunarto Bangun Agrowisata Buah Kelengkeng di Bantul, Ingin Kurangi Pengangguran
Mimpinya mulia, Sunarto ingin kampungnya menjadi Desa BRILian dan angka pengangguran berkurang.
Mimpinya mulia, Sunarto ingin kampungnya menjadi Desa BRILian dan angka pengangguran berkurang.
Mimpi Sunarto Bangun Agrowisata Buah Kelengkeng di Bantul, Ingin Kurangi Pengangguran
Siang itu, Rabu 20 Maret 2023, Sunarto (53) menceritakan kebun buah kelengkeng yang tengah dikembangkan di Dusun Sanggrahan, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Sebanyak 25 titik lahan sudah disiapkan untuk memajukan budidaya buah bernama latin dimocarpus longan itu.
Bersama sekitar 50 warga setempat, dirinya berupaya mengembangbiakkan kelengkeng berjenis Itoh Super. Varian ini jadi salah satu unggulan karena rasanya yang manis dan daging buah yang tebal.
-
Kenapa Dusun Sanggrahan di Desa Murtigading, Bantul, memilih untuk mengembangkan budidaya kelengkeng? “Awalnya saya koordinasi dengan pemerintah desa untuk pengembangan menjadi agrowisata, karena memang Murtigading jadi satu-satunya wilayah yang tidak punya wisata air, bukit dan pantai,” terangnya.
-
Apa yang membuat Desa Bansari di Temanggung terpilih menjadi Desa BRILian 2023? John Sarjono mengatakan, mereka layak mendapat penghargaan itu karena bisa memenuhi semua aspek penilaian terkait kompetisi itu. Keempat aspek penilaian yang dimaksud antara lain infrastruktur BUMDes yang memadai, program pengembangan desa yang mengusung konsep berkelanjutan, digitalisasi desa, dan terakhir adalah inovasi.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama di Dusun Sanggrahan, Desa Murtigading, Bantul? “Ini wisatawan bisa memetik langsung, per kilogramnya Rp20 ribu,” terang Sunarto.
-
Apa yang Jenderal Dudung apresiasi di Kampung Pancasila, Banyuwangi? “Luar biasa. Di desa ini ada banyak agama tapi bisa hidup rukun. Inilah cerminan sila-sila Pancasila dalam kehidupan nyata,” kata Jenderal Dudung.
-
Mengapa Paskibraka Banyuwangi 2023 penting? Ipuk berpesan agar semangat nasionalisme, patriotisme, dan jiwa kepemimpinan yang terbentuk selama masa penempaan tidak hanya berhenti pada momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI, namun harus terus diimplementasikan dalam kehidupan.
Saat ini Dusun Sanggrahan mulai dikenal sebagai destinasi edukasi hijau.
Perkampungan itu juga siap naik kelas menjadi kawasan agrowisata buah kelengkeng yang diminati masyarakat.
Sunarto punya mimpi agar langkahnya bisa mengurangi pengangguran di desanya.
“Saya ingin fokus di kelengkeng ini karena ingin membuka lapangan pekerjaan di kampung sini,” kata pria yang sudah 26 tahun bekerja di industri perhotelan itu kepada Merdeka.
Ingin Kampungnya Bernilai
Pada 2015 lalu, Sunarto mencoba menyampaikan gagasannya ke pemerintah kelurahan setempat.
Kala itu dirinya ingin memanfaatkan lahan-lahan tidur di kampungnya.
Sebabnya karena ada ratusan hektare tanah yang hanya ditumbuhi pepohonan namun tidak bernilai ekonomi bagi warga.
“Waktu itu ya saya yang menyampaikan ide ke pemerintah desa, saya juga menjadi percobaan. Tapi alhamdulillah berbuah lebat,” terangnya.
Ada banyak sekali pohon-pohon besar, namun dijual Rp20 ribu saja tak ada yang berminat akibat tidak menghasilkan buah yang menarik minat pasar.
Kalaupun bernilai jual seperti kelapa, baru puluhan tahun untuk bisa dipanen. Kelengkeng jenis itoh super ini bisa disetting waktu panennya, sehingga dirasa lebih menguntungkan bagi masyarakat di Sanggrahan.
“Memang perlu mengubah mindset dari warganya agar pohon-pohon kontraproduktif berganti menjadi tanaman bernilai ekonomi tinggi seperi kelengkeng ini,” terangnya.
- Kisah di Balik Desa Malingmati Bojonegoro, Konon Maling yang Nekat Beraksi di Sini Selalu Tertangkap
- Bumi Semakin di Kelilingi Ribuan Satelit, Apakah akan Terjadi Kemacetan di Luar Angkasa?
- Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah
- Arti Mimpi Suami Digigit Ular, Pertanda Masalah di Rumah Tangga
Membentuk Kelompok Tani
Sulitnya mengajak warga desa menjadi tantangannya untuk membentuk agrowisata buah kelengkeng.
Namun, komunikasi dan koordinasi dengan pihak pemerintahan desa membuat percobaan menanam buah kelengkeng di kebunnya berhasil.
Dari sana, warga pelan-pelan mulai penasaran dan banyak yang bertanya. Cara ini yang kemudian digunakan Sunarto untuk membuat sebuah wadah bernama Kelompok Tani Duta Makmur. Kelompok ini nantinya akan menjadi pilar manajemen dari penjualan produk hasil pertanian buah kelengkeng.
Agar semakin maksimal membudidayakan tanaman kelengkeng, setelah pensiun dari perhotelan dirinya langsung sekolah pertanian di Malang menggunakan dana pribadi.
“Dari sini saya merintisnya secara otodidak setelah sekolah pertanian di Malang, pokoknya saya ingin semua kelengkeng di sini organik, dan tidak memakai kimia sama sekali,” kata dia.
Adanya kelompok tani ini rupanya sangat membantu Dusun Sanggrahan dan Desa Murtigading dalam merintis agrowisata. Sebab, puluhan anggota turut membantu melakukan penjualan produk termasuk melakukan evaluasi.
“Jadi kelompok ini kami adakan pertemuan setiap 35 hari sekali, di sana kami membahas penjualan, kendala apa saja yang dihadapi dan peluang. Ini terbukti, dengan adanya promosi dari kelompok tani lewat HP, kunjungan jadi semakin banyak,” terang Sunarto.
Mimpi Sunarto lainnya adalah bisa membantu perekonomian warga yang tidak tergabung ke dalam kelompok.
Berdayakan Pedagang Kecil
Dengan adanya kunjungan wisata, otomatis berbagai kalangan akan silih berganti datang untuk belajar budidaya kelengkeng. Dusun Sanggrahan menjadi ramai, termasuk di sekitar kebun milik warga.
Ini bisa dimanfaatkan oleh para pedagang makanan atau mainan, karena kawasan sekitar kebun menjadi ramai layaknya pasar.
“Karena ketika ada kunjungan atau studi banding, penjual penjual akan ramai di sini. Jualan mainan, makanan. Apalagi saat anak-anak SD outingclass di sini itu kita bikinkan kayak pasar. Dan ini kan jadi salah satu cara memberdayakan masyarakat, walaupun skalanya sedikit,” terang Sunarto.
Menjemput Gelar Desa BRILian
Dengan seluruh upaya yang dijalankan oleh dirinya beserta Kelompok Tani Duta Makmur, diharapkan mimpi untuk mewujudkan Desa BRILian bisa tercapai. Apalagi kegiatan agrowisata buah kelengkeng beserta buah nanas di Murtigading sudah berjalan dan memberdayakan masyarakat setempat.
Lalu tingkat kunjungan juga sudah terasa peningkatannya, terutama di sentra buah kelengkeng untuk kegiatan edukasi berupa petik buah dan belajar budi daya tanaman tersebut.
“Harapannya ke depan Desa BRILian di Murtigading ini bisa terwujud, dan kami akan berusaha untuk meningkatkan kerja sama dan kualitas di Agrowisata ini bersama kelompok tani. Dan ketika ini dapat dukungan dari BRI akan banyak program yang masuk ke sini,” kata Sunarto.
Kepala Unit BRI Sanden, Muhammad Fendi, mengatakan bahwa program Desa BRILian dari BRI bisa membuka peluang untuk memajukan sebuah desa yang sudah memiliki potensi.
Menurutnya, setelah bergabung menjadi Desa BRILian bisa langsung mengikuti lomba Desa BRILian yang diadakan oleh pusat.
“Lomba Desa BRILian sendiri mempunyai hadiah yang cukup lumayan nggih, sampai Rp1 Miliar. Ini saya kira bisa untuk mesupport kemajuan di Desa Murtigading, kemudian desa juga menjadi lebih kompeten melalui pelatihan-pelatihan dan support BRI,” katanya.
Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi Desa Murtigading agar bisa lolos menyandang gelas Desa BRILian. Syarat ini juga berlaku bagi desa-desa lainnya yang ingin mendaftar sebagai Desa BRILian.
“Melihat dari viralnya kebun kelengkeng ini, saya kira ini jadi syarat ya, karena dari BRI yang terpenting harus punya potensi seperti kebun kelengkeng ini, lalu ada nanas dan adrem juga di UMKM-nya, kemudian syarat lainnya di desa tersebut juga harus ada BUMDesnya, dan ada nasabah BRI,” tambahnya.