Perbedaan Gejala Mpox dan Cacar Air, Ada Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Meski sama-sama disebut penyakit cacar, namun terdapat perbedaan gejala mpox dan cacar air.
Seperti diketahui, kasus penyakit monkeypox (mpox) atau dikenal juga dengan sebutan cacar monyet, mulai meningkat di beberapa negara. Meningkatnya angka penularan penyakit mpox ini kemudian menyebabkan penetapan status darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mewaspadai risiko penularan penyakit ini. Sebagian dari Anda mungkin bertanya, apakah cacar monyet sama dengan cacar air. Meski sama-sama disebut penyakit cacar, namun terdapat perbedaan gejala mpox dan cacar air.
-
Apa saja gejala utama Mpox? Gejala utama Mpox serupa dengan cacar pada umumnya, yaitu demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan munculnya ruam pada kulit. Ruam ini biasanya mulai muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Selain itu, penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi serius seperti pneumonia bahkan, dalam kasus yang parah, kematian.
-
Apa itu Mpox? Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit, termasuk Mpox, yang belakangan ini menjadi perhatian global.
-
Apa ciri khas ruam campak yang membedakannya dengan cacar air? Meskipun cacar air dan campak menimbulkan ruam, penampilan ruam keduanya berbeda. Ruam cacar air awalnya berupa benjolan merah yang berubah menjadi lepuh yang gatal dan pecah. Ruam campak adalah bintik merah yang datar dan bisa berkumpul.
-
Apa ciri utama yang membedakan cacar monyet dan cacar air? Cacar monyet dan cacar air memiliki ciri-ciri hampir sama. Akan tetapi, keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada jenis virus, gejala, perkembangan keduanya.
-
Apa itu Mpox dan bagaimana cara mencegah penyebarannya? Dengan ancaman serius yang ditimbulkan oleh Mpox, Indonesia harus bersiap untuk mencegah penyebaran yang lebih luas. Penyakit yang dahulu hanya terbatas di wilayah Afrika ini kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk negara tetangga seperti Thailand. Dalam menghadapi situasi ini, langkah-langkah strategis harus segera diambil untuk melindungi masyarakat Indonesia dari wabah yang berpotensi mengancam ini.
Bukan hanya itu, penyebab serta langkah pencegahan penyakit mpox dan cacar air juga berbeda. Berikut perbedaan gejala mpox dan cacar air serta penjelasan lengkapnya yang bisa disimak.
Mengenal Mpox dan Cacar Air
Sebelum dijelaskan perbedaan gejala mpox dan cacar air, perlu dijelaskan pengertiannya. Mpox (Monkeypox) adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus. Penyakit ini awalnya ditemukan pada monyet, tetapi dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti primata dan hewan pengerat atau melalui kontak dengan cairan tubuh, lepuh, atau benda yang terkontaminasi virus.
Virus ini dapat menyebar di antara manusia melalui droplet pernapasan, kontak kulit, atau benda yang telah terkontaminasi. Gejala mpox biasanya meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening, diikuti dengan munculnya ruam kulit yang khas yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Cacar air (Varicella) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster, yang merupakan bagian dari keluarga herpesvirus. Penyakit ini sangat menular dan menyebar terutama melalui udara melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuh yang muncul di kulit penderita.
Cacar air biasanya lebih ringan dan umum terjadi pada anak-anak, dengan gejala awal seperti demam ringan, sakit tenggorokan, dan rasa tidak enak badan yang diikuti oleh ruam kulit yang dimulai sebagai bintik merah kecil, berkembang menjadi lepuh berisi cairan, dan akhirnya mengeras menjadi keropeng.
Perbedaan Gejala Mpox dan Cacar Air
Setelah memahami pengertian, berikutnya akan dijelaskan perbedaan gejala mpox dan cacar air. Cacar air dan cacar monyet (monkeypox atau mpox) adalah dua penyakit menular yang disebabkan oleh virus berbeda, masing-masing varicella-zoster virus dan monkeypox virus. Meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip, terdapat beberapa perbedaan signifikan dalam gejala dan karakteristik masing-masing penyakit.
Gejala Cacar Air
- Demam: Umumnya, demam pada cacar air dapat mencapai suhu sekitar 39°C dan muncul sebelum atau bersamaan dengan ruam.
- Ruam: Ruam cacar air muncul dalam waktu 1-2 hari setelah demam, dimulai dari bintil merah kecil yang kemudian berkembang menjadi vesikel berisi cairan, dan akhirnya menjadi kerak. Ruam ini biasanya menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
- Durasi Penyakit: Gejala cacar air biasanya membaik dalam waktu 4-7 hari, dan penyakit ini cenderung tidak menyebabkan komplikasi serius pada anak-anak yang sehat.
Gejala Cacar Monyet
- Demam: Demam pada cacar monyet dapat lebih tinggi, sering kali lebih dari 38°C, dan biasanya muncul 1-3 hari sebelum ruam.
- Ruam: Ruam cacar monyet muncul setelah demam, dalam waktu 1-3 hari. Jenis ruamnya lebih bervariasi, termasuk makula, papula, vesikel, pustula, dan krusta. Ruam ini dapat muncul di area yang berbeda, termasuk wajah, tangan, dan bagian tubuh lainnya, dan dapat berlangsung lebih lama, hingga 2-4 minggu.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Salah satu ciri khas cacar monyet adalah pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), yang tidak terjadi pada cacar air. Pembengkakan ini dapat terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan.
- Durasi Penyakit: Gejala cacar monyet cenderung bertahan lebih lama dibandingkan cacar air, dan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, termasuk risiko kematian pada kasus tertentu.
Cara Mencegah Mpox dan Cacar Air
Setelah mengetahui perbedaan gejala mpox dan cacar air, terakhir dijelaskan langkah pencegahannya. Pencegahan mpox (Monkeypox) dan cacar air (Varicella) melibatkan beberapa langkah yang berbeda karena keduanya memiliki penyebab dan cara penularan yang berbeda.
Cara Mencegah Mpox (Monkeypox)
- Hindari Kontak dengan Hewan yang Terinfeksi: Hindari kontak langsung dengan hewan liar, seperti monyet dan hewan pengerat yang dapat membawa virus monkeypox. Jangan menyentuh atau menangani hewan yang sakit atau mati di daerah yang endemik terhadap penyakit ini.
- Mengurangi Kontak dengan Orang yang Terinfeksi: Jauhkan diri dari orang yang menunjukkan gejala mpox, seperti ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gunakan masker dan sarung tangan saat merawat orang yang terinfeksi.
- Jaga Kebersihan: Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol dapat mengurangi risiko penularan. Hindari menyentuh wajah, terutama mata, hidung, dan mulut, jika tangan belum bersih.
- Disinfeksi Lingkungan: Bersihkan dan disinfeksi benda atau permukaan yang mungkin terkontaminasi virus, terutama jika ada kasus yang diketahui di area tersebut.
- Vaksinasi: Meskipun tidak ada vaksin khusus untuk mpox yang tersedia secara luas, vaksin cacar (smallpox) dianggap memberikan perlindungan yang cukup terhadap mpox. Pada situasi tertentu, seperti wabah, vaksin ini mungkin direkomendasikan oleh otoritas kesehatan.
Cara Mencegah Cacar Air (Varicella)
- Vaksinasi: Vaksin varicella adalah cara paling efektif untuk mencegah cacar air. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak, namun juga direkomendasikan untuk orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air atau tidak pernah divaksin.
- Hindari Kontak dengan Penderita: Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi cacar air sampai semua lepuh mereka mengering dan menjadi keropeng. Orang dengan cacar air menular dari 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga semua lepuh mengering.
- Menerapkan Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan segera cuci tangan setelahnya untuk mencegah penyebaran virus melalui udara.
- Jaga Kebersihan Pribadi dan Lingkungan: Sering mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti membersihkan permukaan dan benda yang sering disentuh, dapat membantu mengurangi risiko penularan.