Salatiga Diguncang Rentetan Gempa, Ini 4 Faktanya
Pada Sabtu (27/5), warga Salatiga dikejutkan dengan gempa berkekuatan M2,5. Walaupun kekuatannya lemah, namun getaran gempa begitu dirasakan warga. Lalu seperti apa dampak yang ditimbulkan dari gempa tersebut?
Pada Sabtu (27/5), warga Salatiga dikejutkan dengan gempa berkekuatan M2,5. Walaupun kekuatannya lemah, namun getaran gempa begitu dirasakan warga.
Berdasarkan informasi awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa tersebut berada di darat, dengan titik sekitar 15 km Barat Daya Kota Salatiga.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kedalaman pusat gempa sekitar 6 kilometer dengan guncangan yang dirasakan berkekuatan II MMI. Lalu seperti apa dampak yang ditimbulkan dari gempa tersebut? Berikut selengkapnya:
Penyebab Gempa
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Kepala BMKG Stasiun Geofisika, Hery Susanto Wibowo, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara sejak Sabtu (27/5) hingga Senin (29/5) dini hari, tercatat sebanyak empat kejadian gempa yang dirasakan warga Salatiga dan sekitarnya dengan magnitudo 2,2 hingga 2,5. Menurutnya, rentetan gempa itu masih satu rangkaian dengan rentetan gempa yang terjadi pada tahun 2021.
“Yang terlihat dari persebaran episenternya itu berdekatan dengan kejadian bulan Oktober sampai November 2021 yang dipicu oleh aktivitas sesar Merapi-Merbabu,” kata Hery, dikutip dari ANTARA pada Senin (29/5).
Kajian Mendalam
©2020 Merdeka.com
Lebih lanjut, Hery mengatakan bahwa di sekitar lokasi ada tiga sesar aktif, yaitu sesar Merapi-Merbabu, sesar Ungaran, dan sesar Rawapening. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada sesar-sesar lain yang belum teridentifikasi dan muncul di sekitar pusat gempa.
Mengenai hal ini, Hery masih butuh melakukan kajian mendalam. Oleh karena itu ia belum bisa memastikan kalau gempa yang terjadi disebabkan oleh sesar-sesar tersebut.
“Kalau dilihat dari persebarannya, rentetan gempa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir itu lebih mengarah ke sesar Merapi-Merbabu. Tapi masih butuh kajian lebih lanjut,” ungkap Hery.
Tetap Tenang
©2017 Merdeka.com
Hery mengatakan BMKG mengimbau warga Kota Salatiga agar tetap tenang terhadap rentetan gempa yang terjadi selama dua hari itu. Ia juga meminta agar warga tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa. Pastikan juga tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Hery.
Struktur Bangunan Tahan Gempa
©2016 Merdeka.com
Hery mengatakan berdasarkan peta geologi tahun 1975 khususnya lembar Magelang dan Semarang diketahui bahwa wilayah Salatiga, Ambarawa, dan sekitarnya tersusun oleh endapan aluvial yang dapat memperbesar gelombang atau gempa meskipun bermagnitudo kecil. Oleh karena itu, masyarakat setempat diimbau untuk membangun rumah yang tahan gempa guna mengantisipasi terjadinya kerusakan ketika terjadi gempa.
Ia menambahkan, rentetan gempa bermagnitudo kecil di Salatiga dan sekitarnya diharapkan dapat meredam kemungkinan terjadinya gempa bermagnitudo yang lebih besar karena energinya telah dirilis melalui gempa-gempa kecil. Terkait dengan rentetan gempa pada tahun 2021 di Salatiga dan sekitarnya, dia mengatakan berdasarkan data, magnitudo terbesar hanya mencapai 3,5.
"Berdasarkan survei makro atau survei langsung ke lapangan memang di sana terdapat kerusakan seperti retak-retak pada bangunan. Tentunya, kita juga harus melihat struktur bangunan yang ada di sana, apakah memang tahan gempa atau sesuai dengan kaidah pembangunan infrastruktur," katanya.