Sejarah Transmigrasi Orang-orang Jawa ke Lampung, Penuh Kisah Perjuangan
Untuk menangani keterpurukan ekonomi masyarakat di Jawa, pada tahun 1905 Pemerintah Hindia Belanda menyiapkan koloni pertanian di bagian Lampung untuk permukiman baru bagi penduduk Jawa. Dari sinilah awal mula transmigrasi orang-orang Jawa ke Lampung.
Penjajahan di Indonesia telah membawa keuntungan yang melimpah bagi negeri Belanda. Sebaliknya, penjajahan itu membuat banyak rakyat Indonesia yang jatuh dalam jurang kemiskinan.
Untuk menangani keterpurukan ekonomi masyarakat di Jawa, Pemerintah Hindia Belanda menugaskan asisten residen Sukabumi, AG Heiting, untuk mengadakan penelitian pemindahan penduduk Jawa ke luar pulau.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pada tahun 1905, pemerintah menyiapkan koloni pertanian di bagian selatan Sumatera untuk pemukiman baru bagi penduduk Jawa yang bersedia dipindahkan. Dari sinilah awal mula transmigrasi orang-orang Jawa ke Lampung.
Berikut kisah mereka yang penuh perjuangan:
Transmigrasi Pertama
©YouTube/Bina Budaya
Setelah melalui berbagai persiapan, pemindahan penduduk pertama berlangsung pada November 1905. Penduduk yang mengikuti kolonisasi ini berjumlah 155 kepala keluarga dengan tujuan Gedong Tataan di Lampung Selatan.
Kasi Pelayanan Museum Nasional Ketransmigrasian, Eko Sunu Sutrisno, mengatakan, mereka diberangkatkan dengan kereta api dari pedalaman Jawa menuju Batavia. Dari Batavia mereka naik kapal laut menuju Pelabuhan Teluk Betung.
Sesampainya di Pelabuhan Teluk Betung, mereka transit terlebih dahulu untuk mendapat pengarahan dari pemerintah kolonial sekaligus pembagian alat pertanian.
Penuh Perjuangan
©YouTube/Bina Budaya
Dari Pelabuhan Teluk Betung inilah perjuangan mereka yang sesungguhnya dimulai. Para transmigran berjalan selama tiga hari dua malam. Mereka kemudian membuka koloni yang dulunya merupakan tanah adat. Sebelum membuka lahan pertanian, mereka meminta izin terlebih dahulu kepada pemuka adat setempat. Barulah kemudian mereka melakukan babat hutan dengan cara bergotong royong.
“Di sekitar sini adalah Desa Bagelen. Jadi Museum Ketransmigrasian ini berada di tengah-tengah Desa Bagelen,” kata Eko Sunu dikutip dari kanal YouTube Bina Budaya. Nama Bagelen sendiri dipilih sesuai dengan daerah kampung halaman mereka di Jawa.
Masih Lestarikan Tradisi Kampung Halaman
©YouTube/Bina Budaya
Ibu Surti merupakan warga asli Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan. Walaupun asli Lampung, dia fasih berbahasa Jawa. Dia pun masih ingat lagu perjuangan yang diwariskan oleh para leluhurnya sewaktu datang ke tempat itu.
Sembilan Belas Nol Lima dulu
Bagelen jadi desa baru
Perjuangan nenek moyangku
Yang telah korbankan jiwa
Di waktu membangun desanya
Untuk anak cucunya
Mari kita maju segera
Bagelen pasti jaya
Setelah tahun 1905, para transmigran dari tanah Jawa membuka lahan-lahan lain seperti di daerah Tanggamus, Metro, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan tempat-tempat lain di penjuru Lampung. Hingga kini, mereka telah beranak pinak hingga generasi keempat. Namun mereka tetap tidak melupakan perjuangan leluhur mereka.