Gelontorkan Anggaran Ratusan Juta Rupiah, Pemkab Boyolali Bersiap Hadapi Kekeringan
Memasuki Bulan Juni, beberapa daerah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Apalagi musim kemarau kali ini diprediksi akan diisi dengan fenomena El Nino. Prediksi membuat kita harus bersiap dengan bencana kekeringan.
Memasuki Bulan Juni, beberapa daerah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Apalagi musim kemarau kali ini diprediksi akan diisi dengan fenomena El Nino. Prediksi membuat kita harus bersiap dengan bencana kekeringan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menyadari prediksi itu. Kepala BPBD Boyolali, Widodo Munir, mengatakan bahwa Bupati Boyolali sudah menyiapkan Surat Edaran Nomor 360/1336/5.4/2023 tentang Antisipasi Bencana Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan 2023.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa publik jadi perhatian sama kabar Jeanneta? Jeanne jadi perhatian publik gara-gara kabar cerai ini.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Boyolali juga menyebutkan jik musim kekeringan diperkirakan terjadi pada Juli-Oktober 2023. Dengan anggaran yang tak sedikit, Pemkab Boyolali sudah bersiap untuk mengantisipasi kekeringan di kawasan mereka.
Siapkan Anggaran Ratusan Juta Rupiah
©2015 Merdeka.com
Terkait ancaman tersebut, Pemkab Boyolali menyediakan anggaran sekitar Rp200 juta untuk penyediaan 1.000 tangki air bersih. Tahun sebelumnya, Pemkab Boyolali hanya melakukan dropping air bersih ke masyarakat sekitar 200 tangki, karena tahun 2022 musim kemarau relatif basah.
Namun pada tahun 2023 ini, cuaca diperkirakan lebih kering sehingga disiapkan anggaran untuk air bersih lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Sejauh ini belum ada daerah di Boyolali yang mengajukan permintaan bantuan air bersih.
“Kami intinya sudah siap menghadapi musim kekeringan tahun ini. Puncaknya diperkirakan terjadi September mendatang,” kata Widodo dikutip dari ANTARA pada Kamis (8/6).
Daerah Rawan Kekeringan di Boyolali
©2015 Merdeka.com
Berdasarkan pemetaan daerah rawan kekeringan di Boyolali berada di Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu, Tamansari, Musuk, dan Andong. Selain itu BPBD Kabupaten Boyolali juga sudah menyiapkan kendaraan sebanyak empat tangki air bersih.
Widodo mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap siaga menghadapi bencana kekeringan, antara lain dengan tidak membuang putung rokok sembarangan terutama di kawasan hutan yang rawan kekeringan. Selain itu masyarakat diminta untuk menghemat air bersih serta menanam banyak pohon agar simpanan air di permukaan air tanah lebih awet.
Tak cukup sampai di situ, masyarakat juga diminta untuk melakukan upaya-upaya mandiri demi mencukupi kebutuhan air bersih, misalnya dengan membuat sumur sendiri. BPBD tahun ini juga melakukan penelitian sumber daya air melalui geolistrik dan sudah dilaksanakan di Kecamatan Wonosamodro dan Boyolali Kota.