Sudah Diterapkan pada Zaman Kolonial Belanda, Begini Sejarah Pemberian Plat Nomor Kendaraan di Indonesia
Penomoran plat kendaraan di Indonesia sudah dilakukan sejak era kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1921-1922
Plat nomor merupakan sesuatu yang wajib dimiliki semua kendaraan bermotor di Indonesia. Plat nomor di Indonesia sendiri terdiri dari satu dua huruf abjad di depan, deret angka, lalu dilanjut satu sampai tiga huruf abjad di belakang.
Dikutip dari akun Instagram @sejarahjogya, penomoran plat nomor di Indonesia sudah dilakukan sejak era kolonial Belanda. Pemberlakuannya sudah dilakukan menyeluruh pada tahun 1921-1922.
-
Bagaimana pelat nomor kendaraan digunakan di Indonesia pada masa penjajahan? Batalion Inggris kemudian menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menetapkan setiap daerah memiliki kode sesuai nama batalyon yang berhasil menempati daerah tersebut.
-
Mengapa pelaku mencopot plat nomor motornya? “Hati-hati yang sering JJS, om sy kena jambret di daerah Tambun Selatan dekat granwis. Ni bingung mau lapor polisi jg ga ada plat nomor motornya, sepertinya sudah ahli makanya dicopot itu nopol,” tulis keterangan di video.
-
Apa fungsi utama dari pelat nomor kendaraan? Sebab, pelat nomor kendaraan fungsinya sebagai tanda identifikasi atau registrasi kendaraan.
-
Siapa yang pertama kali menggunakan pelat nomor kendaraan di Indonesia? Saat itu, sebanyak 15 ribu pasukan Inggris berhasil menyerbu dan merebut Batavia dari kekuasaan pasukan Belanda.
-
Kenapa para pelaku memilih memalsukan STNK dan plat nomor? Menurut pengakuannya, para tersangka telah 18 kali membuat dan menjanjikan membuat STNK khusus atau pelat nomor rahasia yang ternyata palsu."Karena tidak terdaftar di data base yang ada di Korlantas Mabes Polri," ujar dia.
Sampai saat ini, beberapa kode plat nomor masih bertahan. Ada juga yang telah berubah nama karasidenannya dan ada pula yang mengalami penambahan kode sesuai dengan perkembangan jumlah provinsi.
Lalu apa dasar penomoran pada plat nomor kendaraan itu? berikut selengkapnya:
Penentuan Huruf Berdasarkan Kode Bataylon Inggris
Dikutip dari Rri.co.id, sejarah plat nomor di Indonesia berawal saat pasukan Inggris berhasil merebut Batavia dari tangan Belanda pada tahun 1811. Saat itu, Inggris membawa 15.600 tentara yang terdiri dari 26 batalyon. Setiap batalyon diberi kode huruf dari A sampai Z. Setiap batalyon dari A sampai Z yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di Indonesia akan ditandai dengan memberi kode huruf batalyon pada plat nomor kendaraan di setiap daerah yang dikuasai.
Misalnya untuk daerah Batavia yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta, dulunya berhasil dikuasai oleh Batalyon B. Oleh karena itu plat nomor kendaraan di Jakarta diberi tanda huruf B. Sedangkan untuk plat nomor yang menggunakan dua huruf seperti AB di Yogyakarta, dulunya ditaklukkan oleh dua batalyon, yaitu batalyon A dan B.
Kode Wilayah Karasidenan
Saat Inggris menduduki Pulau Jawa, Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles membentuk wilayah administratif karasidenan sesuai dengan kode batalyon tersebut. Sistem ini masih diterapkan saat Belanda kembali menduduki pulau itu pada tahun 1816. Sistem ini juga diterapkan pada beberapa daerah di luar Pulau Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
- Iduladha pada Zaman Kolonialisme Belanda, Warga Harus Bayar Pajak, kalau Menolak Hewan Kurban Dirampas Penjajah
- Sejarah Komando Divisi Banteng, Dari Perannya Melawan Kolonial Belanda Hingga Lahirnya Dewan Era PRRI
- Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
- Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Aturan penomoran itu kemudian diterapkan pada plat nomor kendaraan secara menyeluruh pada tahun 1921-1922. Namun menurut keterangan dari akun Instagram @sejarahjogya, aturan penomoran kendaaran dari pemerintah Hindia Belanda yang didasarkan pada kode batalyon Inggris ini adalah tidak benar. Kode penomoran itu mengikuti apa yang diterapkan di Belanda dan mayoritas negara-negara Eropa, yaitu setiap huruf atau dua huruf mewakili wilayah residen tertentu.
Aturan plat nomor sendiri pertama kali diterapkan di Prancis pada tahun 1893. Belanda sendiri baru menerapkan aturan plat nomor kendaraan ini sekitar tahun 1898. Sementara Inggris baru menerapkan aturan plat nomor kendaraan ini pada tahun 1903.
Plat Nomor Baru
Beberapa plat nomor kendaraan yang berlaku saat ini merupakan plat nomor baru yang bukan peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Di antara plat nomor baru itu adalah huruf W dan Z. Kode plat nomor awalan W sendiri berlaku untuk wilayah Gresik dan Sidoarjo. Kebijakan ini mulai diberlakukan pada tahun 2000. Selain itu ada kode plat awalan Z yang sebelumnya masih berkode D yang merupakan eks-Karasidenan Parahyangan.
Berikut ini adalah kode plat nomor warisan kolonial Belanda, dikutip dari Instagram @sejarahjogya.
Java
A - Bantam
B - Batavia
D - Prianger regentschappen (Priangan)
E - Cheribon Residentie
F - Buitenzorg
G - Pekalongan Residentie
H - Samarang Residentie
K - Rembang Residentie
L - Soerabaia Residentie
M - Madoera Island
N - Malang Residentie
P - Besoeki Residentie
R - Banjoemas Residentie
S - Bodjonegoro Residentie
AA - Kedoe Residentie
AB - Vorstenlanden Djocjakarta
AD - Vorstenlanden Soerakarta
AE - Madioen Residentie
AG - Kediri Residentie
Soematra
BA - Soematra West Kust
BB - Tapanoeli
BD - Bencoolen
BE - Lampoengsche Districten
BG - Palembang
BH - Djambi
BK - Soematra Oost Kust
BL - Atjeh & Onderhoorighoden
BM - Riouw & Onderhoorighoden
BN - Bangka & Onderhoorighoden
BP - Biliton
Borneo
BR - Borneo West
DA - Borneo Zuid / Oost
Celebes & others
DB - Manado
DD - Celebes Zuid /Macassar
DE - Amboina
DG - Ternate & Onderhoorighoden
DH - Timor & Onderhoorighoden
DK - Bali en Lombok