Terpendam Kotoran Sapi, Ini Penampakan Arca Kuno yang Baru Ditemukan di Sleman
Seorang warga Sleman tak sengaja menemukan arca kuno di bawah tumpukan kotoran sapi. Arca ini diduga berasal dari zaman Kerajaan Mataram Hindu kuno.
Dua arca kuno ditemukan di Dusun Kalijeruk, Widodomartani, Ngemplak, Sleman pada Selasa (28/1/2020). BPCP Yogyakarta menyebut, arca itu diduga berasal zaman Kerajaan Mataram Hindu abad ke-9 Masehi atau sekitar tahun 800 M.
Dikutip dari laman Radio Republik Indonesia (RRI), arca kuno itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Yulianto. Ia menemukan arca itu saat menggali lahan milik kas desa menggunakan alat berat pada pukul 2 siang waktu setempat. Awalnya, lahan tersebut akan digunakan untuk menampung kotoran sapi.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Bagaimana cara Pemda DIY untuk membuat para pedagang Teras Malioboro II naik kelas? “Pemindahan dilakukan biar mereka bisa mendapatkan tempat yang layak dan saat pindah ke lokasi baru kami akan mendampingi mereka untuk naik kelas,” ujar Wisnu dikutip dari ANTARA.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Mengapa pasangan Prabowo-Gibran menang di DIY? Berdasarkan hasil rekapitulasi, Shidqi menerangkan pasangan nomor urut 2 Prabowo dan Gibran menyapu bersih kemenangan di empat kabupaten dan safu kotamadya di DIY. "Iya (Prabowo-Gibran) unggul di lima kabupaten/kota," terang Shidqi.
-
Bagaimana BPBD DIY akan mengatasi kekeringan di DIY? “Rencana kami kalau itu memang darurat kekeringan betul akan dibuat modifikasi cuaca atau hujan. Nanti kalau modifikasi kurang, bisa dilanjutkan dengan dropping air ke kabupaten,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Edhy Hartanta pada Rabu (31/7) lalu.
Dua arca kuno yang ditemukan terdiri dari, satu berbentuk lembu dengan panjang 60 sentimeter dan tinggi 40 sentimeter. Dan, arca yang kedua berbentuk manusia atau figur dewa dalam ajaran Hindu. Panjangnya 30 sentimeter dengan tinggi 80 sentimeter.
Berasal dari Zaman Mataram Kuno
Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Muhammad Taufik memastikan bahwa arca itu merupakan peninggalan dari Mataram Kuno.
2020 Merdeka.com/Twitter Candra Setyawan
Sesuai dengan cirinya, arca tersebut merupakan Arca Nandi dan Agastya yang sudah ada sejak abad ke-9 Masehi, jelas Taufik dilansir dari Ayojogja.com, Selasa (11/2/2020).
Arca Nandi
Arca berbentuk lembu yang ditemukan di Kalijeruk itu mirip dengan Arca Nandi yang menjadi koleksi BPCB Yogyakarta. Arca itu ditemukan di Desa Guwosari, Pajangan, Bantul.
2020 Merdeka.com/Twitter Candra Setyawan
Sedikit berbeda dengan arca lembu yang ditemukan di Kalijeruk, Arca Nandi ini memiliki panjang 70 sentimeter dan tingginya 40 sentimeter. Nandi sendiri dalam ajaran Hindu merupakan kendaraan yang ditunggangi Dewa Siwa.
Arca Agastya
Sementara arca yang berbentuk manusia itu mirip dengan Arca Agastya yang menjadi koleksi Museum Nasional Indonesia. Arca yang ditemukan di Desa Batu, Semarang, Jawa Tengah ini memiliki panjang 40 sentimeter dan tinggi 90 sentimeter.
Agastya sendiri merupakan murid pertama Dewa Siwa, yang digambarkan memiliki jenggot dan tubuh yang besar, serta mengenakan mahkota di kepalanya. Dalam Ajaran Hindu, Agastya dikenal sebagai pendeta yang menyebarkan ajaran Hindu ke wilayah selatan India. Di Indonesia, Agastya dikenal juga sebagai Siva Mahaguru, salah satu perwujudan dari Dewa Siwa.