Wanita Ini Banting Setir dari Karyawan Jadi Peternak Domba, Omzet Capai Rp200 Juta Per Tiga Bulan
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya.
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya.
Wanita Ini Banting Setir dari Karyawan Jadi Peternak Domba, Omzet Capai Rp200 Juta Per Tiga Bulan
Butuh keberanian bagi seseorang untuk mengubah nasib. Apalagi di zaman yang penuh ketidakpastian ini, keputusan yang hendak diambil harus dipikirkan matang-matang terlebih dahulu.
-
Bagaimana cara Domba Batur dikembangbiakkan? Hewan tersebut juga mudah digemukkan dan dikembangbiakan. Selain itu tekstur dagingnya lebih empuk dan kadar lemaknya lebih rendah.
-
Apa itu dongkrek? Dongkrek adalah seni pertunjukan rakyat yang hidup dan berkembang di Kota Madiun. Pada awalnya, dongkrek digunakan sebagai ritual untuk mengusir pagebluk di Desa Mejayan.
-
Apa itu Doa Koronka? Doa Koronka adalah salah satu doa dalam agama Katolik yang juga disebut sebagai doa Kerahiman Ilahi.
-
Apa itu dorokdok? Mungkin dorokdok masih asing di telinga banyak orang. Panganan ini memiliki rasa yang tak kalah lezat. Dorokdok merupakan kerupuk renyah berbahan kulit kerbau yang punya rasa gurih serta sedikit pedas.
-
Kenapa Doa Koronka dipanjatkan? Doa Koronka adalah doa yang dipanjatkan sebagai rangkaian dari doa permohonan pertobatan.
-
Mengapa Sego Penek digemari? Walaupun makanan tersebut terkesan sederhana, tetapi banyak orang yang menyukainya.
Pikiran yang matang itulah yang telah dimiliki oleh seorang Rina Tri Wahyuni ketika memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang karyawan.
Perempuan asal Desa Kebonbimo, Kabupaten Boyolali itu telah setahun berkecimpung dengan profesi anyarnya sebagai peternak domba.
Nyaris semua pekerjaan merawat domba ia lakukan sendiri, mulai dari memberi makan, vitamin, pengecekan kondisi kesehatan, hingga memotong bulu yang sudah gimbal.
Sebelumnya Rina bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Namun keinginannya untuk mandiri mendorongnya pulang kampung dan merintis usaha sendiri beternak domba lokal.
Ia memilih beternak domba lokal karena merawatnya tergolong mudah serta lebih kebal terhadap penyakit dibanding dengan domba jenis lain. Selain itu modal yang dikeluarkan juga tidak banyak.
Singkat cerita, setelah setahun beternak, Rina sudah memiliki 150 ekor domba yang terbagi di dua kandang. Kandang itu dibangun pada sebuah lahan kosong yang berada di belakang rumah peninggalan orang tuanya.
Domba lokal yang ia ternakkan banyak dipesan oleh para konsumen yang berasal dari Solo, Boyolali, Yogyakarta, dan beberapa kota besar lainnya di Pulau Jawa. Biasanya daging domba itu dipotong dan dagingnya digunakan untuk bahan olahan sate kambing muda.
“Jadi dipelihara selama tiga bulan. Kami jual ke warung-warung sate, terutama warung sate Tegal. Mereka menggunakan domba-doma yang masing usia 8-10 bulan,” kata Rina.
- Enam Bulan Bolos, Anggota Polisi Ditangkap Bawa 30 Kilogram Sabu dan 11 Ribu Butir Ekstasi
- Nekat, Perempuan Muda di Pekanbaru Kedapatan Selundupkan Sabu 1,4 Kg di Pakaian Dalam dan Bokong
- Wanita Ini Kaget, Vas Bunga yang Dibelinya Seharga Rp 64.000 di Toko Barang Bekas Ternyata Peninggalan Suku Maya Berusia 2000 Tahun
- Miliki 52,5 Kilogram Sabu, Ratu Narkotika Asal Aceh Dihukum Mati
Rina mengatakan, untuk memberi makan domba-dombanya, ia menggunakan pakan kering. Berbeda dari peternak kebanyakan, ia menggunakan metode memberi pakan tanpa mencari rumput.
“Jadi kita tidak perlu repot-repot untuk mencari hijauan. Kita menggunakan rumput kering dan ditambah dengan konsentrat,” kata Rina dikutip dari kanal YouTube Liputan6.
Ia menjual dombanya secara kiloan. Untuk domba Jantan ia menjualnya sebesar Rp73 ribu per kilogram sedangkan domba betina ia menjualnya seharga Rp58 ribu per kilogram.
Satu ekor domba rata-rata memiliki berat 25-30 kilogram dan dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menggemukkannya. Setelah itu barulah domba-domba itu dipanen dan dijual pada konsumen.
Dari usaha ternak domba lokal itu, Rina bisa memperoleh omzet sebesar Rp200 juta setiap kali panen