Asal-usul Bangkalan Terkenal sebagai Kota Zikir dan Selawat, Bermula dari Kebiasaan Warga Berkumpul
Julukan Kota Zikir dan Selawat untuk Kabupaten Bangkalan tak bisa dipisahkan dari sosok Kiai Fakhrillah Aschal.
Julukan Kota Zikir dan Selawat untuk Kabupaten Bangkalan tak bisa dipisahkan dari sosok Kiai Fakhrillah Aschal.
Asal-usul Bangkalan Terkenal sebagai Kota Zikir dan Selawat, Bermula dari Kebiasaan Warga Berkumpul
Dulu, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dikenal dengan sebutan sebagai Kota Salak. Pasalnya, ada beberapa desa di kabupaten ini yang jadi sentra buah salak. Kini, sebutan Kota Salak semakin tak terdengar. Bangkalan pun lebih dikenal sebagai Kota Zikir dan Selawat.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Apa yang diceritakan dalam Wawacan Pangandaran? Wawacan merupakan sebuah kesenian berbentuk sastra lawas khas wilayah Pangandaran. Sesuai namanya, wawacan atau bacaan ini merupakan teks berisi pesan tertentu yang dibacakan oleh tokoh setempat. Di daerah asalnya, wawacan biasanya bertema alam dan lingkungan, serta dibacakan kepada generasi muda agar mereka bisa menjaga kelestariannya.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Kapan gempa Bantul terjadi? Pada Jumat (30/6) malam pukul 19.57, wilayah Bantul dan sekitarnya diguncang gempa dengan magnitudo M 6,4.
-
Bagaimana Tari Walijamaliha menggambarkan keramahan warga Banten? Ada penggambaran orang Banten yang ramah dan religius di dalam tarian ini. Tari Walijamaliha sempat mencuri perhatian tamu yang menghadiri KTT ASEAN 2023 di Jakarta pada Selasa (4/9).
-
Di mana saja kebakaran terjadi di Bantul selama musim kemarau? Sementara itu, Komandan Pusdalops BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmanysah mengatakan pada Rabu (19/6) terjadi lima kali kebakaran yaitu di tumpukan limbah pabrik garmen, Kebakaran karena korsleting di Banguntapan, kebakaran rumah di Badegan, Bantul, kebakaran rumah di Wonokromo, Pleret, dan kebakaran lahan di Sitimulyo, Piyungan.
Cikal Bakal
Julukan Kota Zikir dan Selawat untuk Kabupaten Bangkalan tak bisa dipisahkan dari sosok Kiai Fakhrillah Aschal.
Mengutip situs resmi Ponpes Syaichona Moh. Cholil, dulu Kiai Fakhrillah Aschal ingin Bangkalan memiliki julukan religius ini dengan berjuang melalui jalur formal. Seperti pembuatan peraturan daerah (perda) dan aturan wajib berjilbab bagi pelajar perempuan.
Ia kemudian mendapatkan arahan dari al-Habib Syaikh bin Abdul Qadir as-Segaf. Menurut al-Habib Syaikh, lebih penting mengajak masyarakat gemar berzikir dan selawat daripada membuat peraturan.
“Kalau sampean ingin menjadikan Bangkalan Kota Selawat, jangan berjuang lewat jalur perda. Ajak masyarakat berselawat sehingga mereka cinta dengan selawat, dengan sendirinya nanti masyarakat yang akan menjadikan Bangkalan kota selawat,” terang al-Habib Syaikh, dikutip dari syaichona.net.
Sejak saat itu, Kiai Fakhrillah Aschal mengumandangkan selawat dari satu tempat ke tempat lain, bersama Ahbabul Musthafa dan Jam’iyah Tariqah asy-Syadziliyah binaannya.
Seiring waktu, masyarakat pun makin sering berkumpul dalam acara selawatan maupun acara keagamaan lain.
Julukan Baru
Mohammad Makmub Ibnu Fuad (saat itu Bupati Bangkalan) memimpin deklarasi Kabupaten Bangkalan mendeklarasikan sebagai Kota Zikir dan Selawat pada 28 Agustus 2015 silam. Deklarasi tersebut digelar di Alun-alun Bangkalan.
Mengutip Liputan6.com, deklarasi menjadi Kota Zikir dan Shalawat adalah langkah menjadikan Kabupaten Bangkalan lebih baik. Julukan itu diharapkan membuat masyarakat berkomitmen menjadi pribadi muslim yang berakhlak mulia, berhati lembut, serta bersih dari penyakit batin.
Deklarasi Kabupaten Bangkalan sebagai Kota Zikir dan Selawat yang dilakukan sembilan tahun silam dihadiri oleh santri, pengasuh pondok pesantren, ulama, hingga perwakilan dari organisasi massa Islam di Kabupaten Bangkalan.
- Kisah ASN di Gunungkidul Sulap Lahan Tandus jadi Subur, Berhasil Raih Kalpataru
- Mengenal Sosok Depati Amir, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Bangka Belitung
- 35 ASN Tak Netral pada Tahapan Pilkada Serentak, Bawaslu Sulsel Rekomendasikan KASN Beri Sanksi
- Tinggalkan Hidup Enak di Istana, Ini Sosok Mbah Demang Keturunan Raja Bangkalan yang Memilih Jadi Warga Biasa
Harapan
Kiai Fakhrillah Aschal berharap julukan ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bangkalan.
“Supaya ketika ditemui kemungkaran di Bangkalan, maka lebih mudah cara menegurnya kepada para pejabat-pejabat, karena sudah ada labelnya (Kota Zikir dan Selawat),” terang Kiai Fakhrillah.