Gua Ini Dibangun Warga Biasa Sebelum Era Kerajaan Majapahit, Tak Sembarang Orang Bisa Masuk
Gua ini dibangun oleh warga biasa jauh sebelum masa Kerajaan Majapahit.
Gua ini adalah milik perseorangan.
Gua Ini Dibangun Warga Biasa Sebelum Era Kerajaan Majapahit, Tak Sembarang Orang Bisa Masuk
Gua Gembyang di Kabupaten Mojokerto sering dikaitkan dengan Raden Wijaya. Banyak pihak menduga Raden Wijaya dulunya bertapa di gua ini. Ada pula yang menyebut gua ini merupakan tempat bertapa Hayam Wuruk. Namun, informasi tersebut dibantah sang pemilik gua.
(Foto: jejakpiknik.com)
-
Di mana lokasi Gapura Sekar Putih di Mojokerto? Persisnya, Begraafplaatsen Mojokerto berada di Mergelo, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
-
Di mana Jenang Gempol Bu Tum berjualan? Dilansir dari Jogjakota.go.id, salah satu penjual jenang gempol yang masih bertahan dan eksis adalah Jenang Gempol Bu Tum yang berlokasi di Pasar Pathuk Yogyakarta.
-
Apa daya tarik utama Gua Jomblang? Daya tarik utama Gua Jomblang adalah lubang cahaya yang menembus langit gua yang gelap, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan. Selain itu, terdapat juga sungai bawah tanah yang membuat pengunjung dapat menikmati petualangan menarik di dalam gua.
Sebelum Era Kerajaan Majapahit
Sabar Supardi, keturunan ke-12 dari sosok pembangun gua menegaskan bahwa gua milik keluarganya ini tidak ada hubungannya dengan penggede Majapahit. Gua ini dibangun oleh Mbah Suropunyo jauh sebelum era Kerajaan Majapahit dan tidak pernah menjadi lokasi bertapa Raden Wijaya maupun Hayam Wuruk.
Adapun keberadaan benda-benda bersejarah seperti arca, menhir, dan bebatuan lain tidak ada kaitannya dengan sejarah kerajaan. Sabar Supardi mengungkapkan bahwa arca-arca yang ada adalah cara generasi penerus mengingat muka nenek moyang. Mbah Suropunyo sengaja membuat arca dengan wajah nenek moyangnya.
(Foto:jejakpiknik.com)
Milik Pribadi
Gua yang berusia lebih dari 100 tahun ini dikelola secara pribadi oleh generasi penerus Mbah Suropunyo. Di sini juga tidak ada juru kunci. Jika pengunjung ingin bertanya-tanya mengenai Gua Gembyang, maka ia bisa menghubungi sang pemilik tanah.
(Foto: jejakpiknik.com)
Bukan Tempat Wisata
Gua ini hanya bisa dimasuki oleh para pelaku spiritual yang ingin bertapa. Tidak dibuka untuk objek wisata.
Banyak Arca
Gua Gembyang sering jadi rujukan para pelaku spiritual untuk bertapa. Saat ini, ada aturan yang melarang tegas pertapa menginap di Gua Gembyang.
Menurut Sabar, saat gua ini dikelola sang ayah, banyak pertapa yang tinggal di sana hingga bertahun-tahun. Beberapa di antara pertapa sengaja membawa keluarganya ikut serta.
- Gua Selomangleng Tulungagung, Peninggalan Era Majapahit di Tengah Hutan Belantara yang Eksotis
- Tegas dan Keras, Zaman Kerajaan Majapahit Terapkan Hukuman Mati bagi Orang Selingkuh
- Potret Para Raja & Ratu Zaman Majapahit Versi AI, Penuh Wibawa
- Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur
Cagar Budaya
Meskipun dikelola secara pribadi, Gua Gembyang sudah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya.
Banyak Arca
Adapun keberadaan arca, menhir, dan kerajinan batu khas zaman prasejarah disebut sebagai karya Mbah Suropunyo dan warga lain di sekitar Gua Gembyang. Mereka membuat benda-benda tersebut untuk tujuan praktis. Seperti membuat arca wajah nenek untuk mengenang nenek yang telah meninggal dunia, membuat batu berukir untuk tanda pembatas suatu wilayah, dan lain sebagainya.