Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Ipar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Seorang peneliti asal Bojonegoro menyandingkan dirinya dengan sosok Che Guevara
Ipar Pangeran Diponegoro Ini Disebut Mirip Pahlawan Terkenal Dunia, Tak Gentar Menentang Penindas hingga Bikin Pihak Lawan Kewalahan
Perang Diponegoro yang meletus pada tahun 1825 mencuri perhatian hampir seluruh masyarakat Pulau Jawa. Tekad Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda mendapat dukungan dari masyarakat Jawa. Nyaris setiap daerah di Pulau Jawa melakukan perlawanan terhadap Belanda.
(Foto: Wikipedia)
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Apa yang menjadi rahasia kelezatan Soto Podjok Kediri? Adapun kunci utama kelezatan soto tersebut terletak pada bumbunya yang dibuat secara unik. Rukmini menciptakan bumbu rahasia dari campuran rempah yang dihaluskan dan disatukan lalu didiamkan selama enam bulan. Dalam bumbu yang didiamkan lama, cita rasa rempahnya akan bertambah lezat.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
Melawan Penjajah
Di daerah Rajekwesi, perang melawan Belanda dikomandoi Raden Tumenggung Aria Sosrodilogo yang merupakan putra Bupati Jipang, Raden Tumenggunggung Purwonegoro. Sosrodilogo mampu merebut Rajekwesi dari cengkeraman Belanda.
Pada saat penyerangan ke Kabupaten Rajekwesi, Sosrodilogo bersama pasukannya merusak dan membakar gedung-gedung milik Belanda. Tak hanya itu, Sosrodilogo dan pasukannya juga membunuh tentara dan para punggawa Belanda, membebaskan para pribumi yang ditahan Belanda dan menjadikan mereka menjadi bala pasukan.
Mengutip dari laman prc-initiative.org, kekuatan pasukan Sosrodilogo menguat karena mendapat dukungan masyarakat luas. Mereka turut melakukan pemberontakan terhadap Belanda, Berkat dukungan masyarakat, Sosrodilogo berhasil menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai pihak penjajah. Rajekwesi dan Baureno (seluruh wilayah Bojonegoro), Bancar (Tuban) hingga Rembang jatuh ke tangan Sosrodilogo.
Melihat pengaruh Sosrodilogo semakin meluas, pemimpin tertinggi pemerintahan Hindia Belanda, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, L.P.J Viscount Du Bus de Ghisignies turun tangan sendiri.
Ia mengumpulkan seluruh tentara Belanda di wilayah residen Rembang, ditambah tentara dari wilayah lain untuk mengalahkan pemberontakan Sosrodilogo dan merebut kembali Rajekwesi. Pasukan Belanda di Surabaya dan sekitarnya juga digerakkan untuk membantu membatasi ruang gerak pasukan Sosrodilogo agar mudah dipukul mundur. Pasukan Sosrodilogo dikepung dari arah barat (pasukan Belanda dari residen Rembang) dan arah timur (pasukan Belanda dari Surabaya).
Ruang gerak pasukan semakin sempit ditambah beberapa panglima perang Diponegoro telah tertangkap dan menyerah menyebabkan perang Diponegoro (Perang Jawa) di daerah-daerah lain mulai mengendur, Sosrodilogo bersama pasukannya pun semakin terdesak ke selatan yakni arah Madiun.
(Foto: Freepik fabrikasimf)
Lemahnya pertahanan Sosrodilogo dan pasukannya membuat pihak Belanda kembali menguasi Kabupaten Rajekwesi pada 2 Januari 1828.
Mengutip laman bi.or.id, peneliti Bojonegoro Institute, Aw. Syaiful Huda menyebut kepahlawanan Sosrodilogo layak disandingkan dengan Che Guevara. Keduanya sama-sama gigih melawan tindakan sewenang-wenang kaum penjajah.