Kya Kya, Kawasan Pecinan Surabaya yang Didatangi Pedagang Arab hingga Eropa
Kawasan Pecinan Kya Kya Surabaya merupakan salah satu gerbang utama perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Tak heran jika banyak pedagang dari China, Arab, hingga Eropa berduyun-duyun datang untuk berdagang.
Kawasan Pecinan di Kota Surabaya yang dikenal dengan sebutan Kya Kya ramai pada awal tahun 2000-an. Kya Kya berada di Jalan Kembang Jepun, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Surabaya merupakan salah satu gerbang utama perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Tak heran jika banyak pedagang dari China, Arab, hingga Eropa berduyun-duyun datang untuk berdagang. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang menetap di Kota Pahlawan, seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (22/7/2021).
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa saja yang diresmikan Jokowi di Sulawesi Barat? "Juga pembangunan 3 ruas jalan sepanjang 22,4 kilometer yang ditangani dengan Inpres Jalan Daerah," ucap Jokowi.
Pembagian Kawasan
©2021 Merdeka.com/bappeko.surabaya.go.id
Pada masa penjajahan Belanda, kawasan Jepun dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian selatan Kalimas menjadi kawasan Pecinan yang kemudian dikenal sebagai Kya Kya. Kawasan Pecinan Kya Kya ini pernah ramai pada tahun 2003.
Sementara itu, kawasan utara dijadikan kampung Melayu dan kampung Arab. Kedua kampung ini dibatasi oleh Jalan Kembang Jepun.
Orang-orang Belanda yang berada di Surabaya saat itu kemudian mendirikan permukiman di bagian barat Kalimas. Kawasan tersebut diberi nama Eropa Kecil.
Pusat Kuliner
©2021 Merdeka.com/bappeko.surabaya.go.id
Pada pintu masuk Kya Kya terdapat dua gapura berdekorasi naga. Di gapura tersebut juga ada tulisan "Kya-Kya" yang berarti jalan-jalan. Kemudian, pada bagian kanan dan kiri gapura terdapat dua patung singa.
Pasar yang berada di Kya Kya menjual banyak kuliner khas Tionghoa. Uniknya, resep makanan tersebut diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setidaknya ada 200 lapak penjual kuliner dan 500 meja makan yang tertata rapi sepanjang kawasan Kya Kya.
Namun pada pertengahan 2000-an, jumlah pedagang di Jalan Kembang Jepun terutama kawasan Kya Kya mulai menurun. Sebab, ada pergeseran pusat perdagangan di segitiga emas yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Jalan Pemuda, dan Jalan Panglima Sudirman.
Selain pusat kuliner, Kya Kya juga menjadi tempat penyelenggaraan berbagai atraksi. Banyak festival yang digelar di Kya Kya. Di kawasan Kya Kya juga terdapat banyak bangunan kuno yang masih berdiri kokoh hingga hari ini, seperti bekas gudang tembakau hingga rumah-rumah.
Jadi Kota Mati
©2021 Merdeka.com/bappeko.surabaya.go.id
Pada malam hari, kawasan Kya Kya serupa kota mati. Pasalnya sudah tidak ada aktivitas perdagangan di sana.
Kya Kya juga semakin sepi karena banyak generasi muda dari etnis Tionghoa yang memilih tinggal dan beraktivitas di kawasan Surabaya Barat yang perkembangannya lebih pesat.