Mengenal Wayang Krucil Seni Pertunjukan Era Awal Masuknya Islam di Indonesia, Hiburan Petani Pegunungan
Disebut sebagai seni pertunjukan awal masuknya islam, wayang Krucil berkembang di kalangan petani dan masyarakat pegunungan, khususnya di Jawa Timur.
Wayang krucil dipentaskan pada acara-acara khusus
Mengenal Wayang Krucil Seni Pertunjukan Era Awal Masuknya Islam di Indonesia, Hiburan Petani Pegunungan
Wayang Krucil
Wayang krucil atau wayang klithik adalah pertunjukan boneka datar dua dimensi yang terbuat dari kayu yang diukir dan diberi warna. Mengutip cakdurasim.com, wayang ini memiliki ketebalan antara 2-3 cm. Bagian lengannya terbuat dari kulit agar dapat digerakkan.
(Foto: Taman Budaya Jawa Timur)
-
Kapan Dusun Pucung menjadi Sentra Kerajinan Wayang Kulit? Sejak saat itu, Dusun Pucung dinobatkan sebagai Sentra Kerajinan Wayang Kulit di Kabupaten Bantul.
-
Bagaimana masyarakat Dusun Pucung melestarikan tradisi pementasan wayang? Tak hanya membuat wayang, bahkan warga Dusun Pucung sampai sekarang masih melestarikan tradisi pementasan wayang. Biasanya mereka menggelar pementasan wayang secara meriah pada setiap tradisi Majemukan yang digelar setahun sekali.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi melalui Festival Wayang Kulit? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023.
-
Bagaimana cara nelayan merayakan tradisi Larung Kepala Kerbau? Pesta Bersenang-senang Saat Larung Kepala Kerbau atau Tradisi Lomban digelar, baik itu masyarakat biasa atau nelayan turut tumpah ruah dalam kegembiraan dan menghabiskan waktu bersenang-senang di laut. Selain itu, ada juga lomba menangkap bebek dan angsa yang dilepaskan ke tengah laut. Kemudian ada lomba mengambil barang yang dilempar dari perahu.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa yang unik dari Wayang Catur? Keunikan Wayang Catur terletak dari cara pementasannya, di mana dalang tidak menggunakan media wayang sama sekali.
Sejarah
Wayang krucil pertama disebut pada serat Nawaruci. Serat Nawaruci menyebut wayang Krucil sebagai salah satu seni pertunjukan di Jawa.
Adapun teks yang dimaksud memiliki arti sebagai berikut:
Suara tetabuhan bersahut-sahutan, ditambah suara panjak (pradangga). Suara tambur (bheri), terompet gemuruh memekakkan telinga. Ada juga yang menyanyikan tembang bacangah, dan wayang cina; cerita
wayang (pentas) wayang krucil dan diselingi berbagai keributan, berganti dengan keindahan yang menawan).
Penyebutan wayang krucil dalam teks Jawa kuno tidak sebanyak wayang kulit. Selain pada serat Nawaruci, seni pertunjukan lokal Jawa Timur ini juga disebutkan dalam serat Pakem Sastramirunda karya KGA
Kusumodilogo (tanpa tahun).
(Foto: Taman Budaya Jawa Timur)
pernyataan dalam serat Nawaruci yang menyebut wayang krucil sudah ada sejak era Majapahit.
Sementara itu, sebagian besar penulis buku pedalagan Jawa menyebutkan wayang Krucil pertama kali hadir pada era setelah kedatangan Islam.
Senosastromidjojo menyebut wayang krucil merupakan ciptaan Sunan
Kudus. Pendapat lain menyatakan bahwa Sunan Bonang juga pencipta kesenian tradisional wayang Krucil.
Produk Masa Islam
Klaim wayang krucil pertama kali muncul pada masa Islam juga dikemukakan
Timoer (1980). Ia menyakini wayang Krucil merupakan produk masa Islam yang mengambil cerita dari hikayat Amir Hamzah dengan
latar belakang sejarah era Majapahit.
Pada perkembangan selanjutnya wayang
Krucil mengambil cerita (1) sejarah, (2) babad, (3) cerita rakyat lokal.
Pada perkembangannya, wayang Krucil mengambil cerita sejarah, babad, dan cerita rakyat lokal.
Hiburan Petani
Wayang krucil berkembang di kalangan petani dan
masyarakat kawasan pegunungan. Para dalang wayang Krucil yakin wayang ini merupakan produk seni rakyat yang berkembang di kalangan petani Jawa Timur.
(Foto: DGIP Kemenkumham RI)
Pementasan
Saat ini pementasan wayang krucil jarang ditemukan. Pementasan wayang Krucil biasanya dilakukan berkaitan dengan acara tertentu seperti peringatan kematian ulama terkenal, ada kalanya ditemukan pada hajatan pernikahan atau khitanan di daerah Kediri, Nganjuk, Malang dan sekitarnya.