Mengunjungi Petilasan Sri Aji Jayabaya di Kediri, Peramal Masa Depan Nusantara yang Disegani
Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Tempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Mengunjungi Petilasan Sri Aji Jayabaya di Kediri, Peramal Masa Depan Nusantara yang Disegani
Petilasan Sri Aji Jayabaya merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Mengutip situs resmi IAIN Kediri, petilasan yang terletak di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri ini diyakini sebagai tempat moksa Raja Kediri, Jayabaya.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
-
Siapa Raja Ali Haji? Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1808 silam.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Apa gelar bangsawan yang dimiliki oleh Raja Gajayana? Raja yang memiliki gelar bangsawan Gajayanalingga Jagatnata ini sangat dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri.
-
Apa yang dilakukan Sri Baduga Maharaja untuk memperkuat pertahanan Pakuan Pajajaran? Dalam Prasasti Batu Tulis, ditulis Sri Baduga Maharaja antara lain membuat parit pertahanan.
Raja yang Disegani
Jayabaya merupakan Raja Panjalu (Kadiri) yang memerintah sekitar tahun 1135-1159 Masehi. Pemerintahannya dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Panjalu.
Mengutip situs p2k.stekom.ac.id, peninggalan sejarah dari masa kepemimpinan Jayabaya berupa prasasti Hantang (1135 Masehi), prasasti Talan (1136 Masehi), prasasti Jepun (1144 Masehi) serta kakawin Bharatayuddha (1157 Masehi).
Kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam dan sesudahnya menyebut Raja Panjalu ini sebagai Prabu Jayabaya. Beberapa naskah yang menyinggung sosok Jayabaya ialah Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa.
Ramalan Jayabaya
Prabu Jayabaya adalah tokoh yang identik dengan ramalan masa depan Nusantara. Salah satu naskah yang berisi ramalan sang raja bernama Serat Pranitiwakya.
Jayabaya meramal Nusantara akan mengalami masa penuh bencana. Gunung-gunung meletus, bumi berguncang, laut dan sungai meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas.
Konon, kata Jayabaya, zaman ini baru akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil atau Satria Piningit.
Ramalan Jayabaya ditulis ratusan tahun lalu oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Kadiri. Kini, ratusan tahun setelah kematiannya, ramalan ini masih menjadi perhatian banyak pihak.
Jayabaya
Petilasan
Berdasarkan mitos yang berkembang di masyarakat, konon Jayabaya tidak meninggal. Ia moksa alias menghilang bersama jasadnya.
Situs di Desa Menang ini diyakini sebagai lokasi moksa Jayabaya. Hingga kini, petilasan ini banyak didatangi peziarah dari berbagai daerah.
Situs-situs yang ada di kawasan bersejarah ini meliputi Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Bharada, dan juga Arca Totok Kerot.
- Mantan Panglima TNI Ziarah ke Makam Leluhur, Lokasinya Ada di Ketinggian Tengah Hutan
- Mengunjungi Sendang Tirto Kamandanu, Sumber Air Warisan Raja Jayabaya yang Tak Pernah Kering, Konon Bisa Obati Segala Penyakit
- Desa di Bojonegoro Ini Jadi Daerah Istimewa sejak Kerajaan Majapahit, Syekh Jumadil Kubro Sesepuh Wali Songo Pernah Tinggal di Sini
- Melihat Satu-satunya Pura di Cirebon, Punya Nuansa Bali yang Kental
Mengutip situs resmi Pemkab Kediri, Sendang Tirto Kamandanu dulunya merupakan kolam dengan sumber air alami. Kolam ini memiliki banyak fungsi, salah satunya menambah kekuatan lahir dan batin manusia.
Pada 26 April 1980, pemerintah setempat memugar sendang ini karena dianggap sebagai bagian tak terpisah dari petilasan Sang Prabu.
Sendang ini lalu menjadi kawasan taman segi empat berukuran 1.016 meter persegi.
Sedangkan bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa pada masing-masing sudut. Dewa-dewa itu adalah Batara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra. Petilasan Jayabaya
Ribuan Pengunjung
Setiap 1 Suro dalam kalender Jawa, petilasan Sri Aji Jayabaya selalu dipadati pengunjung. Tak tanggung-tanggung, biasanya jumlah pengunjung pada puncak ritual ini mencapai ribuan orang.