Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan
Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan
Desa Watu Bonang merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Ponorogo. Letaknya berada di kawasan dataran rendah lereng perbukitan kapur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri.
Walau begitu, ada salah satu dusun di sana yang letaknya cukup terpencil berada di atas perbukitan kapur. Bahkan untuk menuju ke sana, pengendara harus memutar dulu melewati desa lainnya.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Mengapa kerangka cerpen penting? Memahami dan membangun kerangka cerpen adalah langkah awal yang krusial untuk menghasilkan karya fiksi yang memikat pembaca.
-
Apa itu kue keranjang? Kue keranjang adalah kue khas Imlek yang terbuat dari tepung ketan, gula, dan air yang dikukus dalam cetakan bambu.
-
Apa itu Keteng-keteng? Keteng-keteng Memiliki Senar Seperti disinggung sebelumnya, alat musik ini memiliki bentuk menyerupai gitar. Di sana, terdapat tiga senar namun bukan berbahan nilon atau logam melainkan dari kulit bambu itu sendiri.Mengutip Instagram @sumut.berbudaya, senar menjadi unsur melodis dari alat musik ini. Dengan adanya senar, suaranya menjadi mendayu dan merdu.Senar juga yang membuat suaranya semakin beragam, tergantuk proses penyetemannya dan sisi mana yang dipukul.
-
Apa itu kerokan? Kerokan Sebagaimana diketahui, kerokan dilakukan dengan cara menggosokkan benda tumpul ke permukaan kulit. Benda tumpul yang dimaksud seperti koin atau batu gua sha.Teknik ini saat dilakukan nantinya akan menghasilkan bekas kemerahan di area kulit yang digosok atau dikerok.
-
Kenapa Kekeyi sering dicibir? Sayangnya, terkadang momen heboh Kekeyi malah mendapat cibiran.dari sejumlah. Malahan ada beberapa komentar bernada body shaming padanya.
Namanya Dusun Bisang. Letaknya yang berada di atas bukit membuat jalan menuju ke kampung ini terus menanjak. Sementara jalan aspal yang dilalui banyak yang rusak dan bergelombang.
Sore itu, beberapa warga tampak sedang berkumpul di salah satu rumah. Mereka mengeluhkan kondisi masa kekeringan di mana mereka mandi sehari sekali saja harus antre.
Dampak bencana kekeringan rupanya sangat dirasakan warga di Dusun Bisang. Di sana lahan-lahan kering kerontang. Sumur-sumur warga mengering.
Satu-satunya sumber mata air berada di atas bukit. Warga berbondong-bondong untuk mengambil air dari sana.
Sumber mata air itu berupa bilik dengan fasilitas seadanya. Saat pemilik kanal YouTube Jejak Richard mengunjungi tempat itu, tampak salah seorang warga sedang sibuk memindahkan air dari dalam sumur menuju ke penampungan.
Saat dilihat ke dalam sumur, ternyata sumber air yang terlihat sangat terbatas. Tampak seorang ibu-ibu memindahkan air dari dalam sumur ke sebuah ember.
Seorang anak perempuan ibu itu kemudian memindahkan air di ember itu ke dalam selang menuju ke penampungan. Sang ibu tampak kesal pada sang anak saat tahu ada air yang terbuang percuma.
Anak perempuan itu bernama Iin. Dia masih duduk di kelas 1 SD. Tiap hari ia membantu ibunya memindahkan air dari dalam sumur.
Pemandangan miris dan memprihatinkan tampak di sepanjang jalan desa. Tampak lahan-lahan pertanian milik warga tak ada satupun yang ditanam. Daun-daun pohon banyak yang berguguran. Jalanan dipenuhi pasir.
Padahal hampir semua warga di Kampung Bisang berprofesi sebagai petani. Tapi karena musim kemarau yang panjang, persediaan air untuk menanam tidak ada. Mmereka pun harus menganggur.
Di tengah suasana kekeringan itu, Ibu Semi, salah satu warga di Kampung Bisang, tinggal berdua dengan seseorang yang mengalami keterbelakangan mental. Ibu Semi mengakui di tengah bencana kekeringan yang melanda desanya, sumber air jadi sangat sedikit. Ia pun sehari-hari harus berjalan kaki untuk mengambil air di sumber mata air satu-satunya di wilayah tersebut.
“Iya, biasanya saya jalan kaki nggendong jeriken air gitu. Biasanya ambil kayak gitu antre. Soalnya banyak juga orangnya yang ambil dari mana-mana,” terang Bu Semi.