Potret Ponpes Darul Huda Blitar, Mandiri Ekonomi Berkat Toko Ritel hingga Produksi Oleh-Oleh Legendaris Daerah
Pondok pesantren berusia 98 tahun ini jadi contoh baik bagi lembaga pendidikan keagamaan lain.
Pondok pesantren berusia 98 tahun ini jadi contoh baik bagi lembaga pendidikan keagamaan lain.
Potret Ponpes Darul Huda Blitar, Mandiri Ekonomi Berkat Toko Ritel hingga Produksi Oleh-Oleh Legendaris Daerah
Pondok Pesantren Darul Huda Wonodadi yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Kabupaten Blitar Jawa Timur ini sudah berusia nyaris satu abad. Sejak awal berdiri, lembaga pendidikan berbasis Islam ini bertekad mandiri secara ekonomi.
-
Di mana Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berada? Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Apa yang terjadi pada Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? Salah seorang pengurus ponpes itu, Ustaz Ahmad Karimudin menyatakan mereka mendapat laporan bahwa santri itu tersengat listrik.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang dilakukan K.H. Abbas Abdul Jamil di Pondok Pesantren Buntet? Selama memimpin Pondok Pesantren Buntet, Kiai Abbas (sapaannya) terus menyampaikan semangat nasionalisme kepada para santri yang ia asuh. Ia yakin, kekuatan santri yang jumlahnya tidak sedikit mampu menumbangkan bangsa penjajah yang sewenang-wenang di Indonesia.
Sejarah
Pondok pesantren ini didirikan oleh Kiai Said Hamzah pada tahun 1926. Setelah Kiai Said wafat, Ponpes Darul Huda diasuh oleh dua putranya yakni Kiai Hasan Badri dan Kiai Bustomi Said.
Pada masa kepimpinan beliau berdua inilah mulai ada perubahan-perubahan. Keduanya mendirikan MI dan MTs. Pada tahun 1966, madrasah yang dahulu bernama Hidayatut Tholibin berganti nama dengan Darul Huda seperti yang dikenal sekarang.
Penyempurnaan-penyempurnaan terus dilakukan tanpa meninggalkan ciri khas Darul Huda.
Mandiri Ekonomi
Pada tahun 1996, pesantren ini melebarkan sayap di bidang perekonomian dengan membentuk Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Barkah.
Mengutip situs laduni.id, sejak awal berdiri pesantren ini sudah mandiri secara ekonomi. Hal ini merupakan implementasi dari Ilmu Fikih.
Selain itu, pengembanfan ekonomi juga bertujuan juga menguatkan kemandirian pesantren dan membangun jiwa kewirausahaan santri agar bisa mandiri di masyarakat.
Kegiatan ini terus dipertahankan pesantren untuk membuktikan kontribusinya kepada masyarakat.
Pesantren ini memiliki toko ritel dan grosir alat tulis kantor, produksi meja dan kursi berbahan besi, serta konveksi kaus dan seragam.
Tak hanya itu, ponpes ini juga terkenal dengan produk opak gambir. Bahkan, jajanan khas Blitar ini jadi produk unggulan Ponpes Darul Huda Wonodadi.
Awalnya, pihak ponpes memproduksi opak gambir untuk kebutuhan santri dan alumni. Seiring waktu, penjualannya diperluas kepada masyarakat di sekitar ponpes.
Dulu, penjualan dilakukan secara langsung. Kini, ponpes memanfaatkan media sosial untuk promosi.
Mengutip situs opp.jatimprov.go.id, produksi opak gambir meningkat jelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Produksinya bisa mencapai 2 ton per bulan. Adapun omzet yang didapatkan sekitar Rp17,5 juta.
- Sebelum Dilantik Jadi Menteri, Potret Meutya Hafid Ziarah Kubur Ortu 'Tetap Sehat, Lancar Rezeki dan Pekerjaannya'
- Cerita Pilu 3 Bocah Ogan Ilir Kabur ke Banten, Ternyata Kesal Tidak Bisa Lanjut Masuk SMP
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
- Potret Pilu Sekolah di Ponorogo Ludes Terbakar, Guru Menangis Puluhan Siswa Mengungsi
Pengasuh berharap pemasaran produk opak gambir bisa merambah pasar internasional melalui bantuan One Pesantren One Product (OPOP) yang merupakan program Pemprov Jatim.