Potret Kalimas Surabaya, Pintu Gerbang Menuju Ibu Kota Kerajaan Majapahit
Pada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto.
Pada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto.
Potret Kalimas Surabaya, Pintu Gerbang Menuju Ibu Kota Kerajaan Majapahit
Kalimas merupakan pecahan sungai Brantas yang berhulu di Kota Mojokerto, mengalir ke arah timur laut dan bermuara di Surabaya, menuju Selat Madura. Di beberapa tempat, Kalimas menjadi batas alam Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Gresik.
-
Apa itu Sungai Kamo? Sungai Kamo atau Kamo-gawa adalah salah satu sungai paling terkenal yang mengalir di Kyoto, Jepang.
-
Dimana Sungai Mahakam bermula? Aliran Sungai Mahakam Sungai Mahakam bermula dari mata air di Pegunungan Muller, sebuah rangkaian punggungan gunung yang menjulang tinggi di tengah Kalimantan Timur.
-
Di mana Tepian Sungai Mahakam berada? Sungai Mahakam merupakan aliran sungai yang mengarungi sebgaian besar wilayah kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Samarinda.
-
Dimana lokasi Sungai Kalipait berada? Sejuk Sungai Kalipait berlokasi di tepi jalan menuju Paltuding Kalipait. Sungai ini punya panorama indah dengan tebing bebatuan yang melandai. Sekelilingnya terdapat hutan pinus yang menyejukkan.
-
Dimana letak Sungai Mahakam? Dengan kapal ini, Anda bisa menyusuri luasnya Sungai Mahakam yang mempunyai panjang sekitar 920 km.Selain pemandangan yang indah, Anda juga bisa melihat tiga kebudayaan berbeda yang berada di sepanjang aliran Sungai Mahakam.
-
Apa yang sering terjadi di sekitar Danau Cilala? Mengutip Youtube Trans7, Kamis (30/8), peristiwa janggal yang sering terjadi di sekitar danau adalah sambaran petir yang mengenai seseorang.
Sungai Terbesar
Kalimas adalah salah satu sungai tertua sekaligus terbesar yang membelah Kota Surabaya. Menyusuri Kalimas seperti halnya mempelajari sejarah Kota Surabaya sejak zaman kerajaan hingga kemerdekaan seperti sekarang.
Mengutip Liputan6.com, Muara Kalimas merupakan pelabuhan tradisional Surabaya yang telah digunakan sejak berabad-abad lalu.
Pintu Gerbang
Pada masa lalu, Kalimas adalah pintu gerbang menuju ibu kota Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto. Di sekitar sungai ini pernah terjadi pertempuran antara Raden Wijaya (Pendiri Majapahit) melawan pasukan Tartar (di bawah dinasti Mongol) pada abad ke-13.
Perubahan Nama
Awalnya, sungai ini disebut Kali Surabaya (Soerabaia Rivier dalam bahasa Belanda). Kemudian berubah menjadi Kalimas (Maas Rivier dalam bahasa Belanda).
Perubahan nama ini terjadi setelah diadakan perubahan bentuk alur sungai oleh Belanda pada tahun 1743 menjadi lurus hingga menuju laut.
Sebelum tahun 1743, alur sungai berkelok-kelok khas sungai alami.
Masa Kolonial
Sejak dikuasi VOC, Kalimas menjadi salah satu sarana transportasi air yang sangat ramai.
Hilir mudik sampan dan perahu kecil mengangkut barang komoditas dan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan dari pelabuhan Tanjung Perak diantarkan menuju daerah pedalaman kota, mulai dari Kembang Jepun (Daerah Pecinan di Surabaya) hingga ke daerah Kayun (sekarang menjadi lokasi Plaza Surabaya).
Perbaikan
Pada tahun 1974 hingga 1981, dilakukan perbaikan terhadap kondisi Kalimas. Meliputi perbaikan alur, rekonstruksi Pintu Air Gunungsari, serta motorisasi Pintu Air Mlirip (Rolak Telu) dan Pintu Air Jagir.
- Tidak Terawat, Begini Potret Makam Para Pejuang Indonesia di Sumedang Terbengkalai
- Sering Bikin Penasaran, Ternyata Ini Ujung dari Selokan Mataram di Yogyakarta
- Potret Telaga Polaman Malang, Kolam Suci Saksi Runtuhnya Kerajaan Singasari
- Potret Serunya Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Yogyakarta, Ada Arak-Arakan Gajah hingga Tumpeng Raksasa
Kondisi Terkini
Saat ini, Kalimas telah berubah wajah menjadi destinasi wisata malam yang menakjubkan. Wisatawan dapat menyusuri Kalimas menggunakan perahu.
Wisata perahu kalimas menawarkan nuansa lampu lampion di sepanjang rute Taman Prestasi sampai Taman Ekspresi. Wisatawan dapat menikmati spot foto di Museum Pendidikan, Taman Ekspresi, dan Pasar Apung.