Ketua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
Ketua LPS menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
Menyusul aksi LPS yang melikuidasi dan membayar klaim penjaminan simpanan terhadap dua BPR pada awal tahun ini.
Ketua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
Ketua LPS: Tak Hanya Dua, Ada Bank BPR Lain Bakal Bangkrut di 2024
- Bank Indonesia Siap Bersinergi dengan Prabowo Cetak Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Ketua LPS: Iuran Tapera Bakal Turunkan Daya Beli Masyarakat Tabungan di Bawah Rp100 Juta
- Banyak BPR Bangkrut, LPS Bayar Klaim Nasabah Rp329 Miliar Sepanjang 2023
- Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan akan ada lebih dari dua bank perkreditan rakyat (BPR) yang mengalami kebangkrutan pada 2024 ini.
Menyusul aksi LPS yang melikuidasi dan membayar klaim penjaminan simpanan terhadap dua BPR pada awal tahun ini.
Keduanya yakni PT BPR Syariah Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda) di Jawa Timur, dan BPR Wijaya Kusuma di Madiun, Jawa Timur.
Kepastian itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers hasil rapat I tahun 2024 Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1).
Kendati akan ada banyak BPR lain yang menyusul bangkrut, Purbaya menjamin peristiwa itu tidak sampai menimbulkan gejolak dalam sektor perekonomian nasional.
“Jadi akan ada BPR tambahan yang jatuh di tahun 2024 selain 2 tadi. Tapi dampaknya ke ekonomi tidak akan signifikan dan gejolak di perekonomiannya juga tidak terlalu besar, karena kita juga tutup dengan cepat dana-dana yang dibutuhkan masyarakat," ungkapnya.
Mengacu tren selama 18 tahun terakhir, Purbaya menuturkan, ada sekitar 7-8 BPR yang ditutup setiap tahunnya.
Namun, situasi itu terjadi bukan karena kondisi ekonomi yang memburuk, lebih kepada ditemukannya fraud pada BPR bersangkutan.
Akan tetapi, LPS melakukan proses likuidasi dengan cepat. Sehingga tidak menimbulkan keresahan berlebih di masyarakat, khususnya kelompok nasabah.
"Yang penting adalah dana masyarakat diganti dengan cepat. Sehingga kami bisa merubah citra kami dari hanya LPS datang katanya malaikat maut, banknya jatuh," kata Purbaya.
"Sekarang kalau LPS datang nasabah senang. Sehingga kita bisa rubah citra itu dan sampai sekarang tidak ada gejolak yang berlebihan dari BPR-BPR yang kita tangani," imbuh dia.