17 Kapal Nelayan di Kalbar Tenggelam, TNI AL Kerahkan Pesawat Cari 43 Orang Hilang
Sekadar informasi, kapal tenggelam akibat gelombang tinggi di perairan Kalimantan Barat pada Selasa (1/7) dan Rabu (14/7). Tercatat sebanyak 15 orang meninggal dunia, sedangkan 43 orang masih dalam pencarian. Sementara untuk data orang yang selamat sebanyak 80 orang dari 17 kapal.
TNI AL mengerahkan pesawat patroli maritim untuk mencari 43 orang yang masih hilang imbas 17 kapal nelayan yang tenggelam di perairan Kalimantan Barat. Kapal tenggelam akibat gelombang laut tinggi.
Kadispen Koarmada I, Letkol Laut (P) Laode M. Holib, mengatakan pesawat yang dikerahkan yakni CN 235-220MPA dengan nomor lambung P-8305 di bawah kendali Guspurla Koarmada I Operasi Siaga Segara-21.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Melaksanakan Patroli Udara Maritim dan misi Search and Rescue 17 kapal yang hilang di perairan Pontianak, Kalbar akibat cuaca buruk," kata Laode dalam keterangannya, Senin (19/7).
Dia menjelaskan, pesawat yang diawaki Pilot Lettu Laut (P) Aditya Mulyarajasa tengah melaksanakan pencarian melalui udara pada ketinggian jelajah 3.000 kaki atau sekitar 900 mdpl. Adapun metode pencarian 'paralel mode' pada enam titik kordinat yang telah ditentukan di area pencarian seluas 825 Nautical Mile (NM) persegi di perairan sebelah barat Kalbar sekitar 80 NM dari lanud Supadio Pontianak.
"Kehadiran Pesawat Udara TNI AL ini memperkuat unsur SAR. Hingga saat ini TNI AL telah mengerahkan 2 Pesawat udara CN235 P-8305 dan Cassa MPA P-8203," katanya.
Selain pesawat, lanjut Laode, pihak TNI AL juga telah mengerahkan dua Kapal perang KRI Kerambit-627 dan KRI Clurit-641 menggantikan KRI Usman Harun-; 2 Kapal Patroli Angkatan Laut Kal Lemukutan dan Kal Sambas serta tim SAR Lantamal XII Pontianak.
"Tim SAR berhasil menemukan satu buah kapal nelayan yang dilaporkan hilang KM Hyden 188 dalam posisi terbalik, selanjutnya ditarik untuk diadakan penyelaman guna meyakinkan adanya korban yang terperangkap di dalam badan kapal," tuturnya.
Sekadar informasi, kapal tenggelam akibat gelombang tinggi di perairan Kalimantan Barat pada Selasa (1/7) dan Rabu (14/7). Tercatat sebanyak 15 orang meninggal dunia, sedangkan 43 orang masih dalam pencarian. Sementara untuk data orang yang selamat sebanyak 80 orang dari 17 kapal.
Pencarian Hari Sebelumnya
Sebelumnya, Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) atau Pencarian dan Pertolongan Pontianak, Kalimantan Barat, Yopi Haryadi menyatakan, hingga saat ini tercatat masih 39 anak buah kapal atau nelayan yang belum ditemukan setelah kapal motor mereka tenggelam karena diterjang ombak, Selasa (13/7) malam.
"Hari keempat ini, Tim Gabungan SAR terus melakukan pencarian terhadap korban, baik dalam keadaan selamat maupun sebaliknya," kata Yopi Haryadi di Pontianak, Sabtu (17/7).
Dia menjelaskan, tadi pagi Tim Gabungan SAR kembali menemukan korban sebanyak tiga orang dalam keadaan sudah meninggal.
"Yakni satu ditemukan di pesisir Pantai Jawai, Kabupaten Sambas, satu ditemukan di pesisir pantai Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, dan satu lagi sudah berada di Pos SAR Pontianak," ungkapnya.
Dia menambahkan, pihaknya bersama Tim SAR Gabungan terus memperluas lokasi pencarian, yakni hingga ke tengah lautan.
"Karena melihat arah angin, maka ke arah barat atau arah ke tengah laut, sehingga semua kekuatan dan dukungan berbagai pihak sudah dikerahkan dalam pencarian korban," ujarnya.
Data Kantor SAR Pontianak, mencatat hingga saat ini pihaknya masih mencari sebanyak 39 anak buah kapal (ABK) dan nelayan dari sekitar 15 hingga 16 kapal motor nelayan yang tenggelam dampak cuaca buruk Selasa malam (13/7) dan Rabu pagi (15/7).
"Kami dari Basarnas Kalbar, Rabu (14/7) telah mendapat laporan telah terjadi kecelakaan terhadap 14 kapal motor nelayan di tiga lokasi secara bersamaan kemarin karena dampak cuaca buruk dan mengakibatkan awalnya sebanyak 56 orang ABK hilang, dan 81 ABK selamat," katanya.
Ia mengatakan, kapal-kapal tersebut mengalami kecelakaan di perairan Muara Jungkat sebanyak sembilan kapal motor, Muara Kubu dua kapal motor, dan di Muara Pemangkat tiga kapal motor. Dari 14 kapal itu, 12 kapal merupakan kapal ikan dan dua kapal lainnya merupakan kapal tugboat. Termasuk satu kapal layar yang di dalamnya tiga warga negara asing dan dapat diselamatkan oleh tim SAR.
Baca juga:
Update Pencarian 14 Kapal Nelayan Tenggelam di Kalbar, 3 Orang Ditemukan Meninggal
KRI Usman Harun dan KRI Kerambit Dikerahkan Cari 14 Kapal Nelayan Tenggelam di Kalbar
49 Nelayan Masih Hilang, Heli Super Puma Dikerahkan ke Perairan Kalbar
47 Nelayan Masih Hilang di Kalbar, KKP Imbau Waspadai Cuaca Ekstrem
4 Nelayan Meninggal dan 52 Lainnya Hilang akibat Belasan Kapal Tenggelam di Kalbar
14 Kapal Tenggelam di Kalimantan Barat, Tim SAR Cari Nelayan yang Hilang