3 Fenomena Musim Dorong Potensi Hujan Petir di Sejumlah Wilayah Indonesia
Fenomena musim itu juga diprakiraan dapat memicu bencana hidrometeorologi yang bakal menerpa sejumlah daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa sejumlah daerah di Tanah Air akan mengalami hujan petir dalam beberapa hari ke depan. Hal itu dipicu oleh tiga fenomena musim yang tengah aktif di sekitar wilayah Indonesia.
"BMKG juga memprakirakan 'potensi hujan lebat' yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang dalam periode 13 - 20 September 2021," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangan tulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (14/9).
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Apa yang diimbau BMKG kepada pemudik yang akan melalui Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Guswanto menerangkan, ketiga fenomena musim tersebut adalah fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.
"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," ujar Guswanto.
Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
"Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia," ujar dia.
Selain itu, lanjut Guswanto terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.
"Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," pungkasnya.
Menyebabkan Bencana
Fenomena musim itu juga diprakiraan dapat memicu bencana hidrometeorologi yang bakal menerpa sejumlah daerah, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA," ujar Guswanto.
Guswanto menerangkan, untuk informasi lebih spesifik hingga level kecamatan, publik dapat mengaksesnya di laman https://signature.bmkg.go.id/.
Adapun daerah-daerah tersebut antara lain:
1. Aceh
2. Sumatra Utara
3. Sumatra Barat
4. Bengkulu
5. Riau
6. Kepulauan Riau
7. Jambi
8. Sumatra Selatan
9. Kep. Bangka Belitung
10. Lampung
11. Banten
12. Jawa Barat
13. DKI Jakarta
14. Jawa Tengah
15. Yogyakarta
16. Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah
19. Kalimantan Timur
20. Kalimantan Utara
21. Sulawesi Tengah
22. Sulawesi Barat
23. Sulawesi Utara
24. Maluku Utara
25. Maluku
26. Papua Barat
27. Papua
BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah dalam seminggu ke depan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengimbau masyarakat agar mewaspadai hal tersebut.
"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Guswanto dalam keterangan tulis kepada Liputan6.com, Selasa (14/9).
Prakiraan cuca buruk ini terjadi di daerah-daerah berikut:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Bengkulu
5. Riau
6. Kepulauan Riau
7. Jambi
8. Sumatra Selatan
9. Kep. Bangka Belitung
10. Lampung
11. Banten
12. Jawa Barat
13. DKI Jakarta
14. Jawa Tengah
15. Yogyakarta
16. Jawa Timur
17. Kalimantan Barat
18. Kalimantan Tengah
19. Kalimantan Timur
20. Kalimantan Utara
21. Sulawesi Tengah
22. Sulawesi Barat
23. Sulawesi Utara
24. Maluku Utara
25. Maluku
26. Papua Barat
27. Papua.
Sejumlah wilayah juga diproyeksikan BMKG akan mengalami bencana hidrometeorologi. Daerah-daerah tersebut antara lain, seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA," ujar Guswanto.
Untuk informasi lebih spesifik hingga level kecamatan, menurut Guswanto publik dapat mengaksesnya di laman https://signature.bmkg.go.id/.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Hujan Deras Picu Longsor, Satu Rumah di Serang Roboh
48 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir
BMKG Ingatkan Potensi Banjir Jakarta 3 Hari ke Depan
Hujan Lebat Selama 4 Jam Picu Banjir di Lebak Banten
Waspada Cuaca Ekstrem, Begini Kesiapan Sumut Mitigasi Bencana