5 Mahasiswa UGM bikin alat pelipat baju otomatis
Mereka memodifikasi dari alat sudah beredar di pasar. Rencananya bakal ditambah dengan setrika uap.
Lima mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada membuat alat pelipat baju otomatis. Benda itu sanggup melipat sebuah baju hanya dalam enam detik.
Alat itu diberi nama Pasebos. Pembuatnya adalah Yoga Adi Candra, Mukhlisin, Farouq Rifani, Rahmatia Firda A, dan Bagus Purnomo. Menurut Yoga, alat pelipat baju itu sudah mereka kembangkan sejak tahun lalu. Alat itu dibuat dengan memodifikasi alat pelipat baju manual telah beredar di pasaran. Mereka membuatnya karena terinspirasi dari perilaku mahasiswa yang tidak sempat melipat baju berantakan.
-
Kenapa UGM dibangun di Yogyakarta? Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang mendukung pendirian kembali UGM di wilayah Republik yang tersisa, Yogyakarta. Beliau sangat mendukung keberlangsungan pendidikan tinggi di kota tersebut dan bahkan memberikan tanah Kasultanan untuk menjadi lokasi kampus UGM.
-
Bagaimana Ilham diterima di UGM? Ilham berhasil diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNPB) 2023 di Prodi Hubungan Internasional.
-
Di mana UNU Yogyakarta dibangun? Kampus UNU berdiri di lahan 7.478 meter persegi, dan mampu menampung 3.774 mahasiswa dan 151 dosen.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Mengapa UNU Yogyakarta didirikan? Terkait pendirian universitas tersebut, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan cara NU dalam menghadapi tantangan masa depan Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Profesor Adi Utarini untuk menekan demam berdarah di Yogyakarta? Uji coba yang dilakukan di Yogyakarta ini merupakan uji coba terkontrol acak pertama dari pendekatan baru dalam pengendalian demam berdarah.
"Sebenarnya sudah ada model manual, tapi itu kami rasa kurang. Karena itu kita modifikasi dengan motor yang bisa digerakkan dengan otomatis dengan tombol yang kami buat," kata Yoga pada merdeka.com di UGM, Jumat (5/6).
Yoga mengatakan, alat tersebut dilengkapi dengan tiga motor servo bertegangan 6 volt sebagai penggeraknya. Motor servo itu dikendalikan oleh mikro kontroler arduino. Guna mempermudah pemakaian, mereka melengkapi alat itu dengan layar Liquid Crystal Display berukuran 16 centimeter x 2 centimeter sebagai monitor.
"Lewat LCD itu akan ditampilkan keterangan alat siap digunakan. Kami membuat ada empat tombol, yaitu tombol otomatis, tombol lipat kiri, tombol lipat kanan dan lipat bawah," ujar Yoga.
"Kalau pakai tombol otomatis, sekali pencet saja bisa langsung rapi pakaian, enggak sampai enam detik," sambung Yoga.
Alat ini pun dibuat dengan ringkas dan mudah dibawa kemana pun. Sehingga tidak perlu repot saat memindahkan.
"Ringkas, kalau ada teman yang mau pinjam tidak perlu repot," ucap Yoga.
Saat ini alat itu masih terus dikembangkan. Rencananya mereka akan menambahkan setrika uap pada alat itu sehingga tidak sekedar terlipat, tapi baju juga bisa rapi dan halus.
"Kita sedang kembangkan untuk setrika uap otomatisnya. Jadi satu alat baju bisa langsung rapi, tidak butuh lagi banyak waktu untuk menggosok atau melipat baju," tutup Yoga.