Alami gangguan kejiwaan, penganiaya Komandan Brigade Persis tetap diproses
Berdasarkan pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi, pelaku menunjukkan emosional yang tidak stabil dengan perilaku mengamuk yang kadang-kadang ditunjukkan dalam kesehariannya. Amukan ini dilakukannya saat ada keinginan yang tidak terpenuhi.
Tim Dokter Rumah Sakit Sartika Asih memeriksa AM (45) yang merupakan pelaku penganiayaan Komandan Brigade PP Persis, Prawoto. AM menjalani pemeriksaan karena dikabarkan mengalami gangguan kejiwaan. Dokter Leony Widjaja yang memeriksa pelaku mengatakan belum memeriksa secara intensif karena baru bertemu pelaku. Namun, hasil observasi sementara diungkapkannya pelaku mengalami gangguan kepribadian.
"Sementara menurut saya dia masuk di kategori gangguan kepribadian. Emosional tidak stabil," ujar Leony dalam konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung Jumat (2/2).
-
Apa itu Pecak Bandeng? Awalnya hanya ikan bandeng yang diberi sambal Mengutip YouTube Assaadah Documentation, pecak bandeng mulanya merupakan menu ikan bandeng yang dibakar lalu diberi sambal.
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Apa yang dilakukan oleh kelompok pemuda yang bernama Seni Tani di Bandung? Sekelompok pemuda di Kota Bandung, Jawa Barat menciptakan cara healing unik. Mereka melakukan gerakan menyulap lahan tidur menjadi kebun pangan sehat. Sejumlah komoditas sayur berhasil dipanen.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Dia menuturkan, berdasarkan pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi, pelaku menunjukkan emosional yang tidak stabil dengan perilaku mengamuk yang kadang-kadang ditunjukkan dalam kesehariannya. Amukan ini dilakukannya saat ada keinginan yang tidak terpenuhi.
"Perilakunya kadang ada seperti orang tidak waras kadang seperti orang normal," katanya.
Meski demikian, dr. Leony mengatakan masih harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan hasil yang pasti. Hasil ini nantinya berguna untuk proses kelanjutan tindakan pelaku yang menganiaya korban hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhir. Ia menyebutkan waktu yang diberikan untuk pemeriksaan yakni 14 hari. Pihaknya akan menganalisis lebih lanjut, termasuk penyebabnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan polisit akan tetap melakukan penyelidikan terhadap kasus ini meski pelaku terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.
"Jadi penyelidikan akan tetap dilanjutkan. Pada pelaku harus tetap mempertanggungjawabkan secara hukum sesuai dengan pasal yang dilanggar hingga ke pengadilan," ujar Hendro kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Jumat (2/2).
Saat ini kata Hendro, pihaknya akan mengumpulkan keterangan dari pelaku dan para saksi. Selain itu pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.
"Sekarang kita pemberkasan tahap 1 hingga tahap 3 kemudian dikirim ke penuntut umum serta barang buktinya. Itu akan dilakukan. Tentunya sesuai harapan bahwa proses hukum harus berjalan. Jadi biar hukum yang memutuskan," katanya.
Menurut Hendro, pemeriksaan membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari. Sehingga berkas perkara benar-benar lengkap untuk kelanjutan perkara. "Semoga kasus ini segera bisa kita tuntaskan sampai ke meja pengadilan," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Penasihat PP Persis Maman Abdurrahman mengaku menyesalkan terjadinya penganiayaan yang menyebabkan Komandan Brigade PP Persis Prawoto meninggal dunia. Dia meminta pelaku diproses hukum.
"Tentu saja kami bukan hanya menyesalkan tapi sedih dengan kehilangan beliau ini. Karena beliau bukan hanya komandan brigade tapi juga dai," katanya
Maman mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Namun, ia meminta hukuman yang setimpal untuk pelaku.
"Ini kepada yang berwenang mohonnya kami tidak lepas sesuai peraturan yang berlaku. Dan hukumlah seberat-beratnya karena sebut saja sudah merupakan kejahatan luar biasa," ucapnya.
Ia pun berharap penganiayaan serupa tidak terjadi lagi. Dia berharap keamanan kota Bandung dapat terjaga tetap kondusif.
Peristiwa penganiayaan ini berawal saat pelaku tengah mencoba mencongkel rumah kediaman Prawoto yang berada di kawasan Cigondewah. Prawoto kemudian keluar rumah untuk mengecek. Melihat rumahnya dicongkel, Prawoto kemudian menanyakan kepada pelaku maksud dari tindakannya tersebur. Namun pelaku malah menyerang korban.
Saat Prawoto mencoba melarikan diri, pelaku mengejar korban sambil membawa potongan pipa besi. Pada saat korban dikejar dan terjatuh, pelaku memukuli korban beberapa kali yang mengakibatkan korban mengalami luka patah tangan kiri dan luka terbuka pada kepala.
Usai menganiaya korban, pelaku kemudian melarikan diri, sementara korban yang saat itu tergeletak langsung dibawa warga ke Rumah Sakit Santosa, Kota Bandung. Sempat mendapatkan perawatan intensif, nyawa korban tidak bisa tertolong hingga mengembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 16.00 WIB Kamis (1/2) lalu. Peristiwa terjadi di Blok Kasur RT 001 RW 005, Kelurahan Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.
Baca juga:
Penganiaya Komandan Brigade Persis pakai kaos banteng, PDIP tegaskan bukan kader
Kisah guru yang sangat dihormati di barak Kopassus
Murid bunuh guru, Mendikbud minta sekolah maksimalkan bimbingan konseling
Kasus pemukulan tokoh agama, Polda Jabar minta publik tak terpengaruh opini
Kisah miris dunia pendidikan, anak didik pukuli guru hingga tewas