Apa kabar para pengisi suara legendaris?
Merdeka.com berhasil mewawancarai Ferry Fadly, Elly Ermawati, dan sejumlah dubber yang dulu pernah jaya.
Radio adalah hiburan yang sangat populer di tahun 80-an hingga 90-an awal. Sebelum orang banyak memiliki televisi, radio menjadi hiburan rakyat yang bisa menjangkau sampai ke kampung-kampung di pelosok desa di Tanah Air.
Salah satu acara yang menjadi favorit pendengar radio kala itu adalah sandiwara radio. Saur Sepuh, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Mak Lampir tentulah tidak asing lagi. Keberadaan sandiwara radio memunculkan nama-nama tenar seperti Ferry Fadly, Elly Ermawati, Ivone Rose, Maria Oentoe, Anna Sambayon, Idris Apandi, dan masih banyak lagi.
Mereka adalah para pengisi suara para tokoh dalam cerita. Suara-suara mereka yang merdu, sampai terkenang oleh para pendengarnya, sampai saat ini.
Namun dunia terus berputar. Globalisasi tak dapat dihindari lagi. Paling tidak itu dialami salah satu pemeran sandiwara radio di Radio Garuda 105,5 FM Bandung. Iwan Irawan L yang merupakan salah satu pemeran sandiwara radio dengan dongeng karakter tokoh Sunda berjudulkan 'Sempal Guyon Parahyangan Si Kundang'.
Pria 50 tahun ini selalu memerankan tokoh pemberi nasihat dalam setiap kisah. Di selingi bodoran nyata namun penuh makna membuat Sempal Guyon memiliki tempat di hati masyarakat Jawa Barat.
"Sandiwara Radio ini memang membuat hiburan buat semua orang. Semua menanti dongeng-dongeng terbaru yang akan disiarkan," kata Iwan kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Iwan memang baru sekitar tahun 1990-an mulai menjadi salah satu pemeran di dongeng suara itu. Saat itu Iwan yang kerap memiliki nama 'udara' Kang Iwan atau Iwan Bogalakon yang berduet dengan Alm Tisna Sunatera sebagai pemeran utama.
Tisna kata Iwan bisa memerankan 14 suara berbeda, dibantu dengan pemeran Wanita Andi R Johari. "Sandiwara Radio kita sangat natural, kalau bercanda lempar, ya lempar sekalian, pukul-pukul sekalian," paparnya canda.
Benar bahwa sandiwara radio memang membawa pendengar selalu berimajinasi ditambah efek suara yang dikeluarkan. Iwan pernah merasakan bagaimana rasanya diidolakan pendengar. Tak jarang pendengar setia memberikan macam-macam hadiah.
"Makanan datang ke kantor, sampai saya gemuk gini karena jadi pembawa acara di radio," tuturnya.
Sedikit demi sedikit pecinta Sandiwara Radio kini mulai hilang. Apalagi ketika pertengahan 2000 di mana dongeng-dongeng itu sudah mulai tidak diminati lagi. Kebanyakan orang lebih memilih media televisi sebagai radio.
Melalui andalan audio visual, orang mulai beralih. "Mungkin memang eranya sudah seharusnya berubah, saya sangat kangen dengan dunia radio," jelas pria yang kini bekerja di dinas pemadam kebakaran kota Bandung ini.
Sandiwara radio memang tinggal kenangan karena keberadaannya sudah digantikan film dan sinetron. Perlu diingat Sandiwara Radio benar-benar menampilkan suatu hiburan berbeda pada masanya.
"Keberadaan sandiwara radio di hati para pendengarnya akan selalu di ingat," kisahnya.
Hiburan era 80-an itu telah hilang ....dan tak akan tumbuh lagi. Sementara para pengisi suaranya kini telah memiliki kehidupan sendiri-sendiri.
Bagaimana kisah para pengisi radio saat ini? Merdeka.com berhasil mewawancarai Ferry Fadly, Elly Ermawati, dan sejumlah dubber yang dulu pernah jaya. Termasuk pengisi suara film kartun masyhur asal Jepang, Sailormoon.
Tak lupa kami juga mewawancarai perusahaan yang sampai saat ini masih menggeluti dunia pengisi suara, baik untuk film barat, radio, atau pun film kartun.
Selamat menikmati tulisan berseri kami kali ini.
-
Di mana sinyal radio ini ditangkap? Mengutip dari indy100, Rabu, (08/11), sinyal radio ini merupakan salah satu sinyal besar yang ditangkap oleh teleskop radio SKA Pathfinder Australia.
-
Kapan sinyal radio itu dipancarkan? Para astronom baru saja dikejutkan dengan temuan sinyal radio yang berusia 8 miliar tahun yang memiliki kekuatan energi sangat besar.
-
Kapan Radio Rimba Raya mengudara? Siaran RRR sudah mengudara ke seluruh dunia sejak 23 Agustus hingga 2 November 1949.
-
Apa yang disiarkan oleh Radio Rimba Raya? RRR bukan hanya keperluan untuk menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan saja, melainkan juga digunakan untuk kepentingan umum, menyiarkan pengumuman, serta instruksi bagi angkatan bersenjata.
-
Bagaimana sinyal radio ini bisa melepas energi? Sinyal ini merupakan radiasi elektromagnetik frekuensi radio yang diidentifikasi sebagai FRB 20220610A, yang memiliki kemampuan melepas energi dalam jumlah besar, yakni setara dengan pelepasan energi matahari selama 30 tahun.
-
Kenapa pendengar radio Trijaya FM ingin bunuh diri? Gaib coba bertanya soal hobi dan olahraga yang dia senangi. Hingga sampailah pada pertanyaan alasan ingin bunuh diri. Gaib dan Margi coba memberi semangat sembari mengajak pendengar lainnya melakukan hal yang sama. Mereka juga memberikan lagu-lagu untuk memotivasi S.
Baca juga:
Siapa pemilik suara merdu jelang pemutaran film di bioskop 21?
Ferry Fadly & Elly Ermawatie, dubber 'Saur Sepuh' yang melegenda
RRI minta suntikan dana Rp 1 triliun
Eksistensi radio berita di tengah era digital
Uniknya program-program di Radio Streaming Pamityang2an