Ayah Tidak Sengaja Bacok Anak Kandung di Garut Terancam 20 Tahun Penjara
ER mengakui seluruh perbuatannya yang menyebabkan anaknya sendiri meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka.
Polisi menetapkan ER (48), sebagai tersangka setelah melakukan pembacokan membabibuta di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Selasa (30/7). Akibat perbuatannya, anaknya meninggal dunia dan tiga warga lainnya luka.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan, akibat perbuatannya ER dikenakan pasal berlapis. Pelaku terancam hukuman 5 hingga 20 tahun penjara.
-
Bagaimana gerakan tarian Gegerit? Ciri khas dari Tari Gegerit ini adalah setiap penari harus bergerak patah-patah dalam keadaan setengah jongkok sambil terus memainkan sayap yang ada di bahunya.
-
Apa yang dimaksud dengan "Gembirowati"? Situs tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
-
Apa itu Berondong Gabah Ketan? Berondong Gabah Ketan merupakan salah satu camilan yang terkenal pada era 80-an.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
"Sudah Jadi tersangka dengan alat bukti yang sudah kita dapatkan. Kita kenakan ER ini pasal 351 ayat 2 dan 3, 76C juncto 80. Ancamannya 5 sampai 20 tahun. Sudah jadi," kata Maradona, Kamis (1/8).
Maradona menyebut pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kepada ER di Mapolres Garut setelah mendapat limpahan kasus dari Polsek Banyuresmi. Di hadapan penyidik Polres Garut, ER mengakui seluruh perbuatannya yang menyebabkan anaknya sendiri meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka.
Saat beraksi menggunakan senjata tajamnya, lanjut Maradona, ER mengaku gelap mata sehingga melukai banyak warga termasuk anaknya. Hal tersebut diakui ER karena kesal usai mendengar cerita dari anaknya tentang Andi (20) yang sudah bersenggolan kendaraan dengan anaknya, Nijar (18) di Desa Sukakarya, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.
"Jadi tersangka ini mengaku kalau sebelum melakukan aksinya menerima informasi kalau anaknya ribut dengan Andi usai senggolan kendaraan. Mendengar hal tersebut ia kemudian mendatanginya sambil membawa senjata tajam menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Di sana tersangka menyabetkan senjata tajam secara membabibuta. Di saat bersamaan anaknya datang dan mencoba melerai karena khawatir mungkin. Pengakuannya begitu," kata dia.
Saat anaknya berupaya melerai, lanjut Maradona, ternyata senjata tajam yang digunakan ikut mengenai Nijar sehingga menyebabkan kepalanya dan mukanya luka parah. Berdasarkan hasil visum luar pun dipastikan bahwa kematian Nijar akibat luka dari sabetan senjata tajam yang dibawa ER hingga menyebabkan kehabisan darah.
"Kita tidak lakukan autopsi karena keluarga menolak. Tapi dokter sendiri berdasarkan hasil visum luar bisa memastikan bahwa penyebab kematian Nijar ini karena kehabisan darah akibat dalamnya luka sabetan senjata tajam ER," tukasnya.
Saat ini, kata Maradona, ER sudah berada di tahanan Mapolres Garut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pihaknya pun sudah mengamankan sejumlah barang bukti, mulai senjata tajam hingga kendaraan bermotor yang digunakannya.
Seperti diketahui, seorang remaja asal Kecamatan Banyuresmi, Garut, Nijar (18), meninggal dunia, Rabu (31/7) usai dibacok ayahnya sendiri berinisial ER yang berniat membela anaknya saat berkelahi. Namun nahas, aksi ER dengan cara membacok tersebut malah melukai Nijar.
Komandan Koramil Banyuresmi, Kapten Saripin menyebut, pada Selasa (30/7), terjadi perkelahian di Kecamatan Banyuresmi antara Nijar dan Andi (20). Aksi perkelahian tersebut kemudian dicoba dilerai oleh Burhan (16) dan Eti (45).
"Pada saat bersamaan, ER orangtuanya Nijar datang dan melihat sehingga mengira anaknya sedang dikeroyok oleh tiga orang. Saat itu ia berusaha memisahkan dengan cara membacokkan golok, namun ternyata aksinya itu juga melukai anaknya dan tiga orang lainnya," ujarnya, Rabu (31/7).
Pihaknya sendiri, diakui Saripin menerima informasi tersebut beberapa saat setelah kejadian dan langsung menurunkan anggota untuk mengecek dan mengantarkan para korban ke RSUD dr Slamet Garut. Pihaknya juga memerintahkan tiga anggotanya untuk mengamankan lokasi guna mengantisipasi paska kejadian agar isunya tidak melebar.
"Kejadian ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Hingga hari ini yang baru pulang dari rumah sakit baru ibu Eti saja. Nijar sendiri dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit pada pukul 10.30 WIB. Sedangkan dua lainnya masih mendapatkan perawatan," jelasnya.
Baca juga:
Niat Membela, ER Malah Bacok Anak Sendiri saat Berkelahi dengan Temannya
Hilangkan Jejak, Prada DP 2 Kali Gergaji Mayat Pacar Tapi Gagal
Motif Prada DP Bunuh Fera Oktaria, Ogah Tanggung Jawab Pacar Hamil 2 Bulan
Rencanakan Bunuh Pacar, Prada DP Didakwa Pasal Berlapis
Kecewa Pembunuh Anaknya Dituntut 10 Tahun, Ibu Taruna ATKP Minta Nyawa Dibayar Nyawa