Bakamla lahan basah, anggota DPR tak kaget pejabatnya ditangkap KPK
Bakamla lahan basah, anggota DPR tak kaget pejabatnya ditangkap KPK. Dimyati meyakini Eko Susilo tak bermain sendiri dalam kasus ini. Dia mengatakan, ada institusi lain yang bermain bersama Eko Susilo. Sebab, kata dia, tak mungkin praktik korupsi di Bakamla dilakukan hanya dengan tangan sendiri.
Anggota Komisi I DPR Dimyati Natakusumah mengaku tak kaget Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Deputi Informasi, Hukum dan Kerjasama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Susilo Hadi. Dimyati menyebut, Bakamla merupakan 'lahan basah' yang rentan terjadi praktik korupsi.
"Saya tidak aneh ya. Saya sampaikan berkali-kali ada penjarahan uang negara (di Bakamla)" kata Dimyati di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/2).
Dimyati meyakini Eko Susilo tak bermain sendiri dalam kasus ini. Dia mengatakan, ada institusi lain yang bermain bersama Eko Susilo. Sebab, kata dia, tak mungkin praktik korupsi di Bakamla dilakukan hanya dengan tangan sendiri.
"Tidak sendiri, kadang-kadang dengan si pemilik barang bermain, dengan pengusaha dengan cukong. Ada instansi kepolisian dan kejaksaan tapi masih banyak yang bersih. Nah oknumnya itu yang saling mendukung," katanya.
Sekretaris Jenderal PPP kubu Djan Faridz ini mendukung penuh KPK dalam memberantas habis praktik korupsi di Bakamla. Hal ini agar uang negara tak lagi dimakan oleh para pejabatnya.
"Harus tuntas. Ini karena hanya tak Bakamla yang main," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap empat orang dan uang setara dua miliar dalam operasi tangkap tangan melibatkan pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla). Uang tersebut terkait suap dalam proyek pengadaan alat monitoring satelit di Bakamla.
"Pengadaan alat monitoring satelit di Bakamla tahun 2015 dengan sumber pengadaan di APBN-P tahun 2016," kata Ketua KPK Agus Rahardjo dalam keterangan pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/12).
Menurut Agus, empat orang yaitu Deputi Informasi, Hukum dan Kerjasama Bakamla Eko Susilo Hadi, HST, MAO dan FD dari pihak swasta ditangkap di tempat terpisah di Jakarta. Ke empatnya kini telah menjadi tersangka dan ditahan Rutan KPK cabang Guntur dan Rutan Polres Jakarta Selatan.
"Total uang setara Rp 2 miliar dalam mata uang SGD dan USD diamankan dalam operasi itu," kata Agus.
Baca juga:
Ini uang Rp 2 miliar yang disita KPK terkait OTT Bakamla
OTT pejabat Bakamla terkait pengadaan alat monitoring satelit
KPK tangkap tangan pejabat Bakamla
OTT Pejabat Bakamla, KPK sita dolar Singapura setara Rp 2 miliar
KPK tetapkan 4 tersangka terkait OTT pejabat Bakamla
Kepala Bakamla: Saya tak tolerir tindakan perkaya diri sendiri
Kabakamla soal anak buah kena OTT: Proyek mana sih yang dimainkan?
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Bagaimana KPK menangkap Bupati Labuhanbatu? Keempatnya ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis, 11 Januari 2024 kemarin.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Apa yang disita KPK dari Bupati Labuhanbatu? Dalam OTT Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga, KPK menyita uang tunai senilai Rp551,5 juta dari nilai dugaan suap Rp1,7 miliar.