Bamsoet minta polisi usut tuntas insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba
Bamsoet minta polisi usut tuntas insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba. Bamsoet menambahkan, insiden KM Sinar Bangun harus menjadi pelajaran penting. Terlebih, informasi yang beredar menyebut kapal penyeberangan itu tak dilengkapi manifes.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku prihatin atas insiden tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (19/6) lalu. Politikus Golkar itu menyampaikan dukacita mendalam atas kecelakaan yang merenggut korban jiwa tersebut.
"Saya menyampaikan dukacita mendalam atas musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Saya meminta petugas terus mencari saudara-saudara kita lainnya yang belum ditemukan. Mudah-mudahan mereka ditemukan dalam keadaan selamat," kata Bambang Soesatyo, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Bamsoet menambahkan, insiden KM Sinar Bangun harus menjadi pelajaran penting. Terlebih, informasi yang beredar menyebut kapal penyeberangan itu tak dilengkapi manifes.
"Manifes penumpang bukanlah hal yang bisa disepelekan. Keselamatan dalam hal apa pun harus diutamakan," tegasnya.
Menurut Bamsoet, saat ini Danau Toba merupakan kawasan penting. Harapannya, kejadian serupa tak terjadi lagi di kemudian hari.
Bamsoet pun meminta Polri menyelidiki insiden KM Sinar Bangun secara menyeluruh. Mantan ketua Komisi III DPR itu menegaskan, pengelola jasa transportasi maupun instansi terkait harus bertanggung jawab secara hukum dan moral.
"Kita tidak boleh meremehkan keselamatan. Jangan sampai nyawa saudara-saudara kita melayang percuma karena kecerobohan," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga korban tewas dalam insiden tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (19/6) lalu. Sementara 18 lainnya dilaporkan selamat dan 192 penumpang lainnya hilang.
Baca juga:
Pemerintah diminta tegas tangani kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun
Menhub sebut kapasitas KM Sinar Bangun hanya sekitar 43 penumpang
18 Korban kapal tenggelam di Danau Toba ditemukan selamat, 3 tewas, 192 masih hilang
Istana ikut pantau pencarian korban KM Sinar Bangun yang karam di Danau Toba
Sisir Danau Toba, tim SAR terus cari ratusan penumpang yang hilang
Polisi amankan nakhoda kapal tenggelam di Danau Toba
Tim SAR Marinir temukan 2 jenazah korban Kapal KM Sinar Bangun