Bupati Anas minta KNKT segera selidiki tenggelamnya KMP Rafelia II
Beredar kabar, kapal milik perusahaan pelayaran PT Darma Bahari Utama ini tenggelam akibat mengalami kebocoran.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas segera meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelidiki tragedi KMP Rafelia II yang tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Gilimanuk Bali ke Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi. Dengan begitu segera ditemukan penyebab tenggelamnya KMP di selat Bali.
"Saya harap Sabtu akhir pekan ini juga, KNKT sudah hadir Banyuwangi. KNKT kami harap segera lakukan penyelidikan dan investigasi penyebab kapal ini tenggelam. Ini untuk segera menyudahi spekulasi sebab musababnya," kata Anas usai rapat koordinasi di Banyuwangi, Jumat (4/5) malam.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Penyebab tenggelamnya kapal belum diketahui. Beredar kabar, kapal milik perusahaan pelayaran PT Darma Bahari Utama ini tenggelam akibat mengalami kebocoran.
"Kami belum bisa mengetahui apa penyebab pastinya. Masih butuh investigasi lebih lanjut dari pihak yang lebih berwenang, semisal KNKT," kata GM ASDP ketapang Banyuwangi, Yusuf Hadi.
Anas menuturkan semua calon penumpang pengguna transportasi laut bertanya-tanya mengenai penyebab tenggelamnya kapal. Mereka khawatir keselamatannya ketika mengarungi Selat bali yang arusnya tergolong kuat. Pengguna transportasi laut jalur Ketapang - Gilimanuk dan sebaliknya ini tergolong rute pelayaran intensitas tinggi.
"Rekomendasi KNKT ini sangat penting dan mendesak. Semua calon penumpang pasti ingin tahu penyebab kapal tenggelam ini, apalagi kita tahu arus Selat Bali ini tergolong kuat. Pasti mereka butuh kepastian akan keselamatannya," ujar Anas.
Anas juga meminta otoritas pelabuhan lebih tegas menegakkan aturan tentang tonase dan maksimum kapasitas penumpang. Karena data jumlah penumpang yang menjadi korban yang dimiliki Syahbandar Gilimanuk dengan hasil pendataan Posko Korban KMP Rafelia berbeda.
"Simpang siurnya kepastian jumlah korban implisit membuktikan aturan tentang tonase indikasi dilanggar. Untuk itu, kami minta aturan semacam ini lebih diperketat. Bukan hanya maksimum kapasitas saat di pelabuhan, namun jembatan timbang juga harus ambil sikap. Jangan sekedar ditilang, namun beri sanksi lain yang lebih tegas," ujar Anas.
Penumpang yang dinyatakan hilang sekarang ada 5 orang. Selain nahkoda, mualim I, serta seorang ibu dan bayinya, terdapat satu orang sopir truk.
"Setelah rakor tadi, ternyata ada laporan masuk dari penumpang lain yang menyatakan sopir salah satu truk yang sekapal dalam pelayaran tadi ternyata belum diketahui kabarnya," ucapnya.
(mdk/noe)