Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar
Anggaran tersebut masuk dalam kegiatan Penyediaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus yang pada tahun depan akan menyasar 552 anak.
Alokasi anggaran senilai Rp199,95 miliar untuk tahun depan itu meningkat dari pagu tahun ini yang sebesar Rp164,545 miliar dengan target sebanyak 548 anak.
- Tekan Angka Pengangguran, Kemendikbudristek Menciptakan Tenaga Kerja Terampil Siap Pakai
- Sebelum Masuk Sekolah Dasar, Kemandirian Anak Perlu untuk Disiapkan
- Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti dalam Keseharian Anak Remaja untuk Mencegah Terjadinya Tindakan Kekerasan
- Perjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyiapkan anggaran senilai Rp199,95 miliar untuk mendukung program Wajib Belajar pada 2025.
Tujuannya agar anak-anak Indonesia yang belum bersekolah karena keterbatasan biaya bisa bersekolah.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril menyatakan, anggaran tersebut masuk dalam kegiatan Penyediaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus yang pada tahun depan akan menyasar 552 anak.
“Penyediaan pendidikan khusus dan layanan khusus ini kita akan mendapatkan tambahan anggaran karena salah satu yang berhubungan dengan wajib belajar itu kita akan fokus ke anak tidak sekolah,” katanya dalam Raker bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu (5/6).
Iwan menuturkan, nantinya Kemendikbudristek akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) terkait data dan jumlah anak yang tidak sekolah sehingga bisa diintervensi agar angka tidak sekolah tersebut semakin mengecil.
Alokasi anggaran senilai Rp199,95 miliar untuk tahun depan itu meningkat dari pagu tahun ini yang sebesar Rp164,545 miliar dengan target sebanyak 548 anak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2023, angka putus SD mencapai 0,13 persen, SMP 1,06 persen, dan SMA 1,38 persen dengan pada periode yang sama jumlah total murid SD mencapai 24.035.934 orang, SMP 9.970.737 orang, dan SMA 5.317.975 orang.
Sementara berdasarkan data Susenas yang diolah Bappenas pada 2022, anak usia sekolah yaitu 7-18 tahun yang tidak bersekolah mencapai 4.087.288 anak dan angka itu meningkat dibandingkan 2021 sebanyak 3.939.869 anak.
“Jadi kita akan melakukan koordinasi dengan pemda dan kita akan mengitervensi terkait angka tidak sekolah tersebut agar semakin mengecil,” katanya, dikutip dari Antara.
Tak hanya itu, Kemendikbudristek juga menyiapkan anggaran sebesar Rp11,42 miliar untuk program Pendidikan Kesetaraan atau kejar paket A, B, dan C dengan target sebanyak 514 anak.
Selanjutnya, Kemendikbudristek turut memiliki program Pendidikan Keaksaraan yang akan menyasar 33 ribu orang dengan alokasi anggaran Rp22,39 miliar.