Deforestasi Ancam Habitat dan Populasi Orangutan Aceh
Keberadaan Orangutan di Aceh semakin mengkhawatirkan seiring terjadinya laju deforestasi. Awal tahun 2019 saja sudah dua individu berhasil disita dari warga yang memelihara.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyita dua ekor orangutan yang dipelihara warga Aceh. Orangutan berjenis kelamin jantan itu disita dari dua daerah berbeda, yaitu Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan Aceh Timur.
Direktur Human-Orangutan Conflict Response Unit-Orangutan Information Center (HOCRU-OIC), Panut Hadisiswoyo menuturkan, keberadaan Orangutan di Aceh semakin mengkhawatirkan seiring laju deforestasi. Awal tahun 2019 saja sudah dua individu berhasil disita dari warga yang memelihara.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Bagaimana orang utan itu terlihat raksasa dalam video? Dalam beberapa sumber, video orang utan raksasa tersebut terkesan dibuat-buat dan efek dari sudut pengambilan gambar sehingga tampak raksasa.
Pada 2018, ada enam ekor Orangutan berhasil disita dari tangan warga. Kemudian dilepasliarkan kembali ke habitatnya. Sedangkan yang tersesat dalam kawasan hutan sebanyak 14 ekor.
"Seluruhnya sudah dilepasliarkan kembali," kata Panut Hadisiswoyo di Banda Aceh, Kamis (24/1).
Berdasarkan data HOCRU-OIC, populasi Orangutan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) sekitar 13.700 ekor pada 2018. Bila pemeliharaan atau perburuan terus dibiarkan, dikhawatirkan Orangutan akan mengalami kepunahan.
"Januari (2019) sudah dua kasus, artinya sudah indikasi adanya pengambilan Orangutan, ini juga karena laju deforestasi terus terjadi," ungkapnya.
Panut juga sepakat pada tahun 2019 ini harus ada penegakan hukum terhadap siapapun yang memelihara satwa dilindungi. Agar pemelihara dan pemburu ada efek jera dan menjadi pelajaran kepada pihak lainnya.
Untuk diketahui, penyitaan Orangutan berusia 2 dan 1 tahun ini dibantu Human-Orangutan Conflict Response Unit-Orangutan Information Center (HOCRU-OIC) dan kepolisian.
Pertama kali BSDA Aceh menyita satu ekor Orangutan di Gampong Paya, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa (22/1). Orangutan itu sudah dipelihara oleh seorang warga di gampong tersebut selama 6 bulan.
"Ini yang kita sita dari tangan warga yang sudah lama dipelihara. Orangutan itu dibeli dari warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan," kata Sapto Aji Prabowo.
Berselang satu hari, BKSDA, HOCRU-OIC dan kepolisian juga menyita satu ekor orangutan di Gampong Suka Makmur, Kecamatan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (23/1). Anak Orangutan ini berusia satu tahun diberi nama Aji.
Kata Sapto, anak Orangutan ini sudah dipelihara selama tiga minggu. Berdasarkan pengakuan yang warga yang memelihara, anak Orangutan didapatkan dari kebunnya.
"Kedua anak Orangutan itu akan ke pusat rehabilitasi Orangutan Sumatera di Batumbelin, Sibolangit Sumatera Utara untuk menjalani rehabilitasi, sebelum kemudian dilepasliarkan kembali ke habitatnya," jelasnya.
Sapto berharap, ada penegakan hukum yang tegas. Ini mengingat semakin berulang ada warga yang sengaja memelihara satwa yang dilindungi, seperti Orangutan.
"Sepertinya perlu juga adanya penegakan hukum, agar masyarakat tau memelihara satwa dilindungi ada pidananya," harapnya.
Baca juga:
Warga Aceh Pelihara Anak Orangutan di Kandang Ayam
Kondisi Alba Si Orangutan Albino Langka di Hutan Kalteng Terus Membaik
Melihat Kehidupan Alba, Orangutan Albino Usai Dilepas ke Alam Liar Hutan Kalimantan
Usai Direhabilitasi, Orang Utan Albino Dilepas di Hutan Taman Nasional Kalteng
Akan Dijual Online, Bayi Orangutan Mati
4 Tahun direhabilitasi, orangutan bernama Novi kembali ke habitat asli